Rute Fase 2a Bakal Lewati Kawasan Cagar Budaya, MRT Bentuk Tim Khusus
›
Rute Fase 2a Bakal Lewati...
Iklan
Rute Fase 2a Bakal Lewati Kawasan Cagar Budaya, MRT Bentuk Tim Khusus
MRT Jakarta memiliki tim khusus yang dibentuk untuk mendampingi proyek. Tim itu terdiri atas beberapa ahli, di antaranya ahli cagar budaya.
Oleh
helena f nababan
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — PT MRT Jakarta memastikan konstruksi fase 2a akan menghadapi tantangan berupa pembangunan jalur bawah tanah melewati kawasan cagar budaya Kota Tua. Tim Ahli Cagar Budaya DKI Jakarta menyatakan harus ada komunikasi intensif antara MRT dan TACB terkait konstruksi yang melewati kawasan cagar budaya untuk menghindarkan kerusakan.
Sejarawan Chandrian Attahiyat, anggota Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) DKI, Selasa (18/2/2020), membenarkan tantangan di fase 2a dan 2b MRT Jakarta sepanjang 12 kilometer itu.
Dari komunikasi dengan PT MRT Jakarta saat perusahaan tengah menyusun rancangan dasar teknis (basic engineering design/BED) dan rancangan detail teknis (detailed engineering design/DED) tahun lalu, Chandrian melanjutkan, diketahui rute fase 2a sepanjang 6 kilometer itu berawal dari Bundaran Hotel Indonesia menuju Kota.
Ujung fase 2a akan terletak sebelum halte Transjakarta di depan Stasiun Jakarta Kota Beos. Dari sana baru rute belok kanan di antara gedung BNI Kota dan Stasiun Beos menuju rute 2b yang akan berujung di Ancol Barat.
Saat penyusunan BED dan DED yang akan menjadi dasar kerja tersebut, menurut Chandrian, TACB meminta MRT Jakarta melakukan ekskavasi atau penggalian arkeologi.
”Arahan TACB itu disambut baik oleh MRT Jakarta dan penggalian sudah dilakukan tahun lalu. Penggalian dilakukan oleh tim dari Universitas Indonesia dengan arahan dari TACB,” jelas Chandrian.
Adapun penggalian itu bertujuan untuk memastikan area cagar budaya yang akan dilewati MRT steril atau tidak. Apalagi Stasiun Kota akan memiliki pintu masuk salah satunya di Museum Bank Mandiri.
Ada lima titik penggalian di kawasan tersebut. Dari penggalian itu, tim menemukan kepala kuda dan artefak lepas lainnya, bukan struktur (bangunan).
”Penggalian tidak mengenai struktur yang diduga cagar budaya di bawah,” jelas Chandrian. Setelah ada pengkajian, akhirnya TACB membolehkan perencanaan konstruksi bawah tanah dengan catatan dalam pelaksanaan kontruksi nanti harus ada pengawas dari ahlinya.
”Temuan itu tidak mengubah desain perencanaan,” ucap Chandrian.
Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta Silvia Halim secara terpisah menjelaskan, MRT Jakarta memiliki tim khusus yang dibentuk untuk mendampingi proyek. Tim itu terdiri atas beberapa ahli, di antaranya ahli cagar budaya. Adanya tim yang akan mendampingi proyek pembangunan fase 2a ini supaya tim selalu terinformasi dengan pembangunan MRT Jakarta.
”Juga, jika kita menemukan sesuatu saat konstruksi, mereka secara cepat diinformasikan dan bisa mengambil keputusan. Salah satu perhatian kami, kalau ditemukan obyek cagar budaya, nanti lama investigasinya, menentukan lanjut atau tidak lanjut konstruksi itu lama. Makanya kami membentuk tim khusus ini supaya mereka selalu terinformasi dan begitu ketemu sesuatu, mereka bisa tahu, turun ke lapangan, dan mengambil keputusan,” jelas Silvia.
Senada dengan penjelasan Silvia, Chandrian juga menegaskan perlunya komunikasi intensif antara tim khusus MRT dan TACB selama pembangunan.
Untuk kawasan Kota, lanjut Chandrian, TACB merekomendasikan penggalian di 20 meter di bawah permukaan tanah. ”Karena fondasi paling dalam Stasiun Kota dan BNI itu 10 meter. Itu kayu-kayu. Makanya kami rekomendasikan tunnel MRT lebih dari 15 meter ke bawah,” terang Chandrian.
Selain fase 2a, TACB DKI dalam waktu dekat juga memperluas penggalian arkeologi untuk fase 2b. Fase perpanjangan ini direncanakan berawal dari Kota ke Ancol Barat sejauh 5,8 kilometer.
”Sesuai peta lama, di rute ini tertera ada bekas benteng kecil abad ke-18. Kami menyurvei akan ada dua titik penggalian di rute ini,” jelas Chandrian.
Itu sebabnya, apabila dalam penggalian ditemukan struktur benteng ini, MRT harus mengubah desain. Sementara apabila yang ditemukan nanti berupa artefak lepas, TACB menyilakan MRT membangun.
”TACB tidak punya hak merekomendasikan tempat kosong, tetapi hanya merekomendasikan untuk geser,” ucap Chandrian.
Itu sebabnya, bahkan dalam proses penggalian nanti, tim khusus dan TACB akan mendampingi. ”Apabila ada temuan, setidaknya nanti disepakati moratorium pekerjaan konstruksi sehari atau dua hari untuk kajian,” tegas Chandrian.
Secara terpisah, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menjelaskan, untuk proses pembangunan fase 2a nanti Dishub DKI menyusun rekayasa lalu lintas.
Untuk proyek dari Jalan MH Thamrin ke Jalan Medan Merdeka Barat akan ada rekayasa, tetapi diupayakan tidak sampai membuat bottle neck seperti di fase 1. Lalu di Harmoni, karena pembangunan ada di Jalan Gajah Mada, anak Kali Ciliwung di jalan itu akan ditutup sehingga bisa menjadi jalan bagi kendaraan bermotor.