Tak Ada yang Lebih Bahagia dari Bryant
Perubahan format pertandingan, yakni pemenang adalah tim yang lebih dulu mencetak 24 angka pada kuarter keempat, membuat laga NBA All-Star 2020 menjadi jauh lebih kompetitif dan enak ditonton.
Pemain saling bertabrakan. Beberapa di antaranya terjatuh. Kedua tim menjaga ring mereka sepenuh hati, tidak ada poin gratis yang diberikan.
Intensitas tinggi layaknya final ini ditampilkan pada kuarter terakhir laga NBA All-Star 2020. Tim LeBron (James) dan Tim Giannis (Antetokounmpo) saling berebut kemenangan pada Senin (17/2/2020) pagi WIB, di United Center, Chicago.
Pada kuarter keempat, Giannis mengeblok tembakan James. Kyle Lowry (Tim Giannis) menabrak keras mantan rekannya di Toronto Raptors, Kawhi Leonard (Tim James). Chris Paul (Tim James) berteriak saat time-out menyemangati rekan setimnya.
Laga berakhir dramatis. Anthony Davis, dari tim LeBron, menjadi penentu kemenangan lewat tembakan bebasnya yang menyudahi laga 157-155. Laman Bleacher Report dan The Guardian melabeli laga ini sebagai All-Star terbaik sepanjang masa.
Tim LeBron dan Tim Giannis begitu serius memburuk kemenangan pada kuarter terakhir. Salah satu penandanya, hanya terjadi satu dunk pada kuarter tersebut. Padahal, di tiga kuarter sebelumnya tercatat 39 dunk dilakukan kedua tim.
Laga perang bintang yang biasanya hanya untuk hiburan, tidak terjadi pada malam itu. Biasanya pemain lawan dibiarkan lewat begitu saja untuk mencetak angka dengan cara yang indah.
”Pemenang sebenarnya adalah semangat kompetitif yang diwujudkan oleh Kobe Bryant. Tidak ada satu pun pemain yang menginginkan kemenangan di All-Star melebihi Bryant. Para pemain menghormatinya dengan mencontoh sikap itu,” terang jurnalis senior ESPN, Brian Windhorst.
Kedua tim bertanding mengenakan jersey bernomor punggung Kobe Bryant dan Gianna Bryant, putrinya, yang turut tewas bersama ayahnya pada kecelakaan helikopter di Calabasas, California, 26 Januari. Tim Giannis menggunakan nomor punggung 24 milik Bryant, sedangkan Tim James nomor punggung 2, yang dipakai Gianna di tim sekolahnya.
Para pemain terinspirasi karena merasakan kehadiran legenda NBA di arena tersebut. Semangat dan dedikasi Bryant menjadi motivasi para pemain bintang NBA.
”Anda bisa merasakan kehadirannya di sini. Dia pasti ada di sini. Ini adalah hari yang begitu indah untuk merasakan kehadirannya,” kata James, kapten tim LeBron.
Chris Paul tampil begitu ngotot dengan catatan 23 poin. Malam itu, dia ingin mempersembahkan kemenangan untuk Bryant. ”Ini masih seperti tidak nyata. Tetapi malam ini menjadi cara terbaik untuk menghormati Kobe,” katanya.
Wujud asli dari perang bintang yang dimimpikan penonton NBA, agar pemain bermain sepenuh hati, akhirnya terjadi. Tidak ada orang yang lebih bahagia jika menyaksikan laga ini dibandingkan seorang Bryant.
Saat masih bermain, Bryant akan memberikan segalanya saat ajang “perang bintang”. Dalam debutnya di All-Star pada 1998, dia pernah sangat marah kepada pelatih tim Barat, George Karl. Sang pelatih sengaja mencadangkan Bryant pada kuarter terakhir. Padahal, Bryant sudah mengoleksi 18 poin. Karl tidak suka karena Bryant bermain sangat egois dan selalu mengincar duel satu lawan satu dengan mahabintang NBA saat itu, Michael Jordan.
“Mamba Hitam” julukan Bryant, tidak pernah memaafkan Karl akibat insiden itu. Dia menjadikan motivasi itu untuk selalu mengalahkan tim yang dilatih Karl saat bertemu di babak play-off.
Format baru
Sehari sebelum laga All-Star, Komisioner NBA Adam Silver memutuskan mengubah nama penghargaan NBA All-Star Game MVP menjadi penghargaan Kobe Bryant MVP. Trofi ini lalu diberikan pada pemain tim James, Kawhi Leonard, yang terpilih sebagai pemain terbaik dengan koleksi 30 poin.
“Saya datang dan membuat dua tembakan. Setelah itu saya bertekad mendapatkan MVP. Ini sangat spesial bagi. Saya punya hubungan baik dengannya,” ucap Leonard. Pemain Los Angeles Clipper berencana memajang trofi MVP itu di dalam kamarnya. “Agar saya bisa melihat nama Kobe di sana. Dia adalah inspirasi besar bagi hidup saya,” katanya.
Banyak yang berbeda dari ajang “perang bintang” kali ini. Format pertandingan tidak lagi tim terbaik yang mencetak skor paling banyak selama 48 menit dalam 4 kuarter.
Tahun ini, kedua tim memainkan permainan kecil di tiga kuarter awal dengan waktu 12 menit per kuarter. Setiap tim yang mencetak angka tertinggi setiap kuarter itu mendapatkan 100.000 dollar AS yang akan disumbangkan ke anak-anak Chicago.
Tim James memenangkan kuarter pertama, 53-41. Tim Giannis membalas pada kuarter kedua dengan kemenangan 51-30. Kedua tim kemudian berbagi donasi setelah kuarter ketiga berakhir imbang, 41-41.
Skor tiap tim pada tiga kuarter lalu dijumlahkan, dengan tim Giannis unggul 133-124 atas tim LeBron. Skor tim tertinggi akan dijumlahkan 24 poin, sebagai tanda mengenang Kobe Bryant. Tim akan mengejar poin tersebut tanpa batas waktu. Artinya, kedua tim harus mencapai skor 157 untuk memenangi pertandingan. Keberadaan target skor ini terbukti membuat pertandingan lebih seru.
Pemain Philadelphia 76ers yang bermain untuk Tim Giannis, Joel Embid, mengatakan, format baru ini mampu meningkatkan intensitas permainan. “Untuk saya, ini pertandingan All-Star terbaik. Semuanya sangat menyenangkan,” ucapnya.
Pertandingan ini seperti menyelamatkan muka NBA. Sehari sebelumnya, banyak penonton NBA yang marah ketika Aaron Gordon gagal memenangi kontes slam-dunk. Padahal dia berhasil melakukan dunk melewati pemain paling tinggi di NBA, Tacko Fall (2,31 meter).
NBA All-Star, yang salah satu acaranya adalah kontes slam-dunk, pun turut terkena cacian para penggemar. Namun, David Stern, mantan komisioner NBA yang baru saja meninggal pada awal 2020, selalu mengatakan, kehebatan permainan akan selalu membawa semua masalah terselesaikan. Ucapan Stern terbukti lagi hari ini.