Satu Anggota Kelompok Separatis di Intan Jaya Tewas Tertembak
›
Satu Anggota Kelompok...
Iklan
Satu Anggota Kelompok Separatis di Intan Jaya Tewas Tertembak
Kontak tembak antara tim gabungan Satuan Tugas Penegakan Hukum TNI-Polri dan kelompok kriminal separatis bersenjata kembali terjadi di pedalaman Kabupaten Intan Jaya, Papua. Satu orang tewas.
Oleh
FABIO MARIA LOPES COSTA
·2 menit baca
JAYAPURA, KOMPAS — Kontak tembak antara tim gabungan Satuan Tugas Penegakan Hukum TNI-Polri dan kelompok kriminal separatis bersenjata kembali terjadi di pedalaman Kabupaten Intan Jaya, Papua. Satu anggota kelompok tersebut tewas tertembak bernama Meki Tipagau.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel (Cpl) Eko Daryanto di Jayapura, Rabu (19/2/2020), mengatakan, kontak tembak antara Satgas Gakkum TNI-Polri dan KKSB terjadi di sekitar Kampung Gulanggama dan Kampung Japaro, Selasa (18/2/2020).
Kontak senjata bermula ketika tim Satgas Gakkum melihat sekelompok anggota KKSB sedang membawa dua pucuk senjata melintasi Kampung Gulanggama. Satgas Gakkum langsung mengejar kelompok tersebut ke arah hutan dan terjadilah kontak senjata pada pukul 07.20 WIT.
”Setelah kontak senjata, anggota Satgas Gakkum menemukan sejumlah barang bukti dan jenazah Meki yang berusia 18 tahun,” kata Eko. Barang bukti antara lain satu laptop, satu telepon seluler, dua senjata rakitan dan satu busur panah.
Selain itu, ditemukan satu warga sipil bernama Kina Sani terluka di telapak kaki bagian kiri. Diduga Kina terkena tembakan dari pihak KKSB. ”Dari bukit, KKSB melepaskan tembakan secara membabi buta ke arah tim Satgas Gakkum. Saat itu Kina terkena rekoset peluru di telapak kakinya,” kata Eko.
Warga merasa ketakutan dan sering meninggalkan rumahnya untuk mengungsi ke lokasi yang aman.
Anggota DPRD Papua asal Intan Jaya, Thomas Sondegau, mengatakan, kontak senjata antara pihak keamanan dari TNI-Polri dan kelompok sipil bersenjata menyebabkan warga merasa ketakutan dan sering meninggalkan rumahnya untuk mengungsi ke lokasi yang aman.
”Dari informasi terakhir di Intan Jaya, pihak keamanan telah tersebar di banyak perkampungan. Hal ini memicu rasa ketakutan warga karena konflik dengan kelompok bersenjata terjadi di tengah mereka,” kata Thomas.
Thomas mengatakan, DPRD Papua meminta agar pemerintah pusat memprioritaskan upaya dialog damai kedua pihak daripada langkah penegakan hukum yang rentan jatuh korban warga sipil.
Agar pemerintah pusat memprioritaskan upaya dialog damai kedua pihak daripada langkah penegakan hukum yang rentan jatuh korban warga sipil.
Konflik Intan Jaya dimulai ketika KKSB Lekagak Telenggen membacok tiga tukang ojek sepeda motor di Kampung Pugisida, Kabupaten Intan Jaya, hingga tewas pada 25 Oktober 2019. Kemudian terjadi kontak senjata antara kelompok Lekagak dan aparat TNI-Polri di sejumlah lokasi di Intan Jaya pada 17 Desember 2019 hingga beberapa hari. Dua anggota TNI AD gugur dalam kontak senjata, yakni Lettu Inf Erizal Zuhri Sidabutar dan Serda Rizky.
Terakhir kontak senjata antara tiga anggota KKSB dan TNI-Polri terjadi di Kampung Joparu yang berada di Distrik Sugapa, ibu kota Intan Jaya, Minggu (26/1/2020). Satu anggota Lekagak tewas dan seorang anak bernama Jekson Sondegau berusia 8 tahun terluka karena terserempet peluru di bagian perut.