Ulang tahun Kompas Muda semakin seru dari tahun ke tahun. Apalagi, tahun ini, kami mengundang followers media sosial Kompas Muda yang terpilih untuk berpesta bersama.
Oleh
ESTER LINCE NAPITUPULU
·4 menit baca
Ulang tahun Kompas Muda tak pernah sepi dari kemeriahan dan kegembiraan. Sudah pasti, kami merayakannya bersama magangers dan volunter. Eits.. tahun ini, ulang tahun ke-13 Kompas Muda semakin seru lagi dengan kedatangan followers media sosial Kompas Muda. Enggak ada tuh kecanggungan di antara kami, semua bebas tertawa, bercanda, sampai berebut hadiah.
Pesta ulang tahun dengan tema "Merayakan Kita" berlangsung pada Sabtu (15/02/2020) di Kompas Institute, Jakarta. Acara ini benar-benar jadi milik Sobat Muda, apalagi dengan keterlibatan magangers berbagai angkatan yang menjadi panitia. Dengan tagline, Merayakan Aku, Merayakan Kamu, Merayakan Kita, semua bebas bergembira.
Sebelum cerita keseruan acara, simak dulu yuk tentang maskot Kompas Muda yaitu Bara dan Diara. Mereka adalah maskot Kompas Muda yang mencerminkan semangat kreatif, inovatif, dan energik. Maskot karya Desainer Grafis Media Sosial harian Kompas Jordy Prayoga ini muncul pertama kali pada 14 Februari 2019 di akun Instagram @kompasmuda.
Awalnya, Sobat Muda diajak mengusulkan nama untuk kedua karakter tersebut. Dari sejumlah banyak usul, ada nama Bara dan Diara yang dipilih followers. Keduanya memiliki makna semangat anak muda yang membara. Warna biru pada desain Bara dan Diara merujuk pada warna logo Harian Kompas, sedangkan warna merah merujuk pada warna logo Kompas Muda.
Saat acara ultah kemarin, peserta yang datang diminta memilih ungkapan perasaan yang muncul di benak mereka. Kata-kata kegelisahan di banner Bara sedangkan motivasi ada di Diara. Lalu, peserta melewati Lorong Memori yang penuh dengan foto-foto kegiatan magangers dan volunter. Duh, jadi teringat masa-masa indah dulu. Kebersamaan yang tak pernah terlupakan, begitu kata banyak magangers dan volunter.
Perayaan dibuka dengan sambutan dari Wakil Pemimpin Redaksi Harian Kompas Tri Agung Kristanto dan Kepala Desk Komunitas Budi Suwarna. Dan, sampailah di inti acara yang menghadirkan konselor dan Pendiri Ada Di Kamu, Asta Dewanti. Seperti biasanya, kami enggak hanya senang-senang loh, tetapi juga berbagi ilmu.
Asta berbagi cerita mengenai masalah kejiwaan yang memengaruhi pikiran, perasaan, dan perilaku anak muda. Sesi diawali dengan mengenal diri sendiri. Peserta diminta untuk menuliskan kepribadian mereka dan apa yang menjadi kelebihan dan kekurangan. Lalu, Asta bertanya apa yang menjadi kegelisahan anak muda. Nah, langsung deh, semua curhat dan uneg-uneg keluar tuh. Salah satunya dari Mario Nathaniel Liandar, SMA Kanisius Jakarta yang mengungkapkan kegelisahannya karena belum mendapat kampus untuk melanjutkan kuliah. Semua peserta tak malu mengungkapkan perasaannya. Malahan ada yang menitikkan air mata saat hening dan diajak melihat masa lalunya.
Asta menutup sesi dengan kalimat, “Walaupun setiap luka dapat sembuh, dan walaupun setiap saat dapat terluka lagi. Jika kita dapat menertawakan luka kita dan sabar akan itu, kita akan bersyukur dan menerima dengan lapang dada. Kamu adalah pemilik dirimu sendiri.”
Tertawa bersama
Keseruan berlanjut dengan sesi kepo-kepo Kompas Muda dan games. Ada tiga games yang bikin semua tertawa gembira, yaitu lampu merah, Kahoot, dan TikTok Challenge. Paling seru sih TikTok ya, semua cari tempat yang oke buat merekam kekompakan mereka bergaya. Ketika video TikTok ditampilkan, Sobat Muda yang ikut serta, malah ikut tertawa dan asik menertawakan teman-teman yang lainnya. Pokoknya, gaya paling gokil deh yang menang.
Dengan games-games ini, tak ada sekat antara magangers dan volunter yang memang sudah lama mengenal Kompas Muda dengan followers yang baru pertama kali ikut bergabung dengan kami di dunia nyata. Salah satu followers, Selly Afriyani (21), mahasiswi Universitas Pendidikan Indonesia Tasikmalaya, mengatakan, acara ini sangat bermanfaat bagi dirinya. “Enggak rugi ikut acara ini. Karena aku memprioritaskan Kompas dan butuh ilmu, makanya aku datang. Kebetulan juga ilmunya mendukung untuk skripsi,” ucap Selly.
Peserta lainnya, Fanny Aghnia, mahasiswa Universitas Bina Nusantara Jakarta juga mengungkapkan kegembiraannya. Sebelumnya, dia sudah menjadi kontributor muda.kompas.id. "Aku tahu Kompas Muda dari medsos, semua tentang Kompas, aku follow aja. Kebetulan kemarin aku menulis tentang buku puisi Sapardi Djoko Darmono dan Rintik Sendu, terus aku unggah di website Kompas Muda. Itu baru pertama kalinya loh, senang banget," cerita Fanny.
Pesta diakhiri dengan bagi-bagi hadiah dan tiup lilin di atas muffin. Meski acara sudah berakhir, seperti biasa, mereka enggak mau pulang. Masing-masing heboh dengan foto-foto per angkatan, ngobrol, dan tertawa. Bahkan, semua kebahagiaan terus berlanjut di medsos. Ditunggu keseruan tahun depan yaaa... (*)