Erling Braut Haaland kembali menyita perhatian di Liga Champions Eropa. Dua golnya membawa Borussia Dortmund unggul 2-1 atas Paris Saint-Germain di Stadion BVB, Rabu (19/2/2020) dini hari.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
DORTMUND, RABU — Kolaborasi dua pemain remaja Borussia Dortmund, Giovanni Reyna dan Erling Braut Haaland, memberikan kekalahan perdana bagi Paris Saint-Germain di Liga Champions Eropa musim ini. Tak hanya itu, kemenangan ”De Borissien” memberikan malam reuni yang tak akan dilupakan Pelatih PSG Thomas Tuchel yang pernah menukangi Dortmund periode 2015-2017.
Reyna masuk ke lapangan di menit ke-67 menggantikan Thorgan Hazard. Kehadiran pemain tim nasional Amerika Serikat U-17 itu menghadirkan perbedaan pada laga di Stadion BVB, Dortmund, Jerman, Rabu (19/2/2020) WIB.
Sementara itu, Haaland diplot sebagai penyerang tunggal yang sejak awal laga merepotkan lini pertahanan klub raksasa Liga Perancis itu. Adapun Haaland membuka keran gol bagi Dortmund di menit ke-69 melalui sontekan kaki kanan untuk mengelabui kiper PSG, Keylor Navas. Gol itu hadir setelah remaja asal Norwegia itu memanfaatkan pantulan tendangan gelandang Dortmund, Rafael Guerreiro, yang membentur bek PSG.
Setelah enam menit berselang, penetrasi solo megabintang Perancis, Kylian Mbappe, di sisi kiri pertahanan Dortmund berhasil mengecoh tiga pemain belakang Die Borussien. Mbappe mengirimkan umpan kepada Neymar yang tanpa kawalan dengan mudah menyontek bola untuk membobol gawang Roman Burki. Sebuah gol dari hasil kolaborasi dua pemain termahal dunia dengan banderol transfer kombinasi 360 juta euro (Rp 5,3 triliun).
Kurang dari dua menit gol penyeimbang dari ”Les Parisiens”, dalam sebuah skema serangan balik, Reyna menggiring bola di sisi tengah pertahanan PSG. Selanjutnya, ia mengirimkan umpan kepada Haaland yang berada di area lingkaran setengah kotak penalti PSG.
Tanpa banyak pertimbangan, Haaland melepaskan tendangan keras kaki kiri yang langsung menembus gawang Navas. Kolaborasi kedua remaja itu tidak bisa dibendung oleh enam pemain PSG yang berada di sekitar mereka.
Meski meraih kemenangan, Pelatih Dortmund Lucien Favre menyesalkan hadirnya gol PSG yang seharusnya bisa diantisipasi oleh lini belakang anak asuhannya. Meski begitu, ia bangga dengan reaksi pasukannya yang keluar menyerang setelah Neymar menyamakan kedudukan.
Melawan agresivitas PSG yang dipimpin oleh Mbappe dan Neymar, Favre menerapkan strategi bertahan. Strategi yang sama diterapkan Dortmund ketika menahan imbang Barcelona tanpa gol di fase grup, 17 September lalu. Bedanya, kali ini, Dortmund memiliki mesin gol efektif dalam diri Haaland yang mampu memberikan perbedaan.
Statistik pertandingan menunjukkan PSG lebih banyak menguasai bola dengan 52 persen berbanding 48 persen. Pemain PSG juga lebih unggul dalam mengalirkan bola dengan 654 operan, sedangkan Axel Witsel dan kolega melakukan 574 kali operan.
Dalam sisi efektivitas serangan, Die Borussien jauh lebih unggul dengan 12 total tembakan. Adapun Les Parisiens melakukan 9 kali tembakan. Selain itu, pasukan Fevre lebih berani melakukan penetrasi individu atau solo run di area pertahanan lawan dengan 31 percobaan, sedangkan Neymar dan kolega hanya melakukan 19 percobaan.
”Kunci (kemenangan) kami adalah bertahan dengan baik. Kami tahu bahwa kami selalu memiliki solusi ketika menyerang sehingga bertahan dengan cerdas sangatlah penting,” kata Fevre seperti dikutip di laman UEFA.
Di sisi lain, Tuchel menilai pasukannya kurang sabar untuk menentukan momentum yang tepat saat menyerang. Ketidakmampuan lini tengah PSG melakukan tekanan ketika pemain Dortmund memegang bola, lanjut pelatih asal Jerman itu, sebagai penyebab timnya kecolongan dua gol.
”(Laga kedua) Itu akan sulit, tetapi kedudukan 1-2 dan kami masih memiliki beberapa pertandingan untuk kembali ke ritme terbaik,” ujar Tuchel.
Bergantung Neymar
Tuchel pun yakin Neymar akan semakin fit di laga kedua, 11 Maret mendatang, di Paris. Pada pertandingan di kandang Dortmund, Tuchel mengakui kondisi kebugaran bintang Brasil itu belum 100 persen.
Dalam dua musim terakhir, 2018 dan 2019, Neymar selalu absen di babak perdelapan final Liga Champions. Kehilangan Neymar menjadi salah satu faktor PSG tersingkir dari Real Madrid dan Manchester United. Selama berseragam Les Parisiens, Neymar telah mencetak 13 gol dari 16 pertandingan Liga Champions.
”Neymar tidak bermain selama dua pekan, tetapi dia sangat penting bagi Mbappe. Mereka memiliki harmoni yang akan sangat berbahaya ketika Neymar telah mencapai kondisi prima,” ujarnya.
Sementara itu, Haaland berjanji akan terus memperbaiki penampilannya. Ia mengakui gol Neymar sangat penting bagi PSG sehingga Dortmund tidak bisa menyepelekan laga di Paris.
”Saya masih perlu bekerja keras untuk meningkatkan dan mampu bermain lebih baik di level ini,” ujar pencetak 10 gol di Liga Champions musim ini. (AFP)