8 Orang Tewas dalam Dua Penembakan di Bar, Jerman Gelar Perburuan Besar-besaran
›
8 Orang Tewas dalam Dua...
Iklan
8 Orang Tewas dalam Dua Penembakan di Bar, Jerman Gelar Perburuan Besar-besaran
Dalam beberapa tahun terakhir, Jerman menjadi target serangan sejumlah aktivis militan. Dari sejumlah insiden, serangan-serangan yang dilakukan warga kelompok sayap kanan menjadi perhatian khusus otoritas di negara itu.
Oleh
MH SAMSUL HADI
·3 menit baca
HANAU, KAMIS — Sedikitnya 8 orang tewas dalam dua peristiwa penembakan di bar shisha di Jerman, Rabu (19/2/2020) malam waktu setempat atau Kamis (20/2/2020) dini hari WIB. Belum diketahui motif dan jumlah pelaku dalam insiden tersebut. Aparat kepolisian masih memburu pelaku penembakan.
Penembakan itu terjadi dua bar di Hanau, sekitar 20 kilometer dari Frankfurt. Serangan pertama berlangsung di bar Midnight, yang berlokasi di pusat kota Hanau, sekitar pukul 22.00. Beberapa saksi mata mengungkapkan, mereka mendengar puluhan tembakan. Polisi mengatakan, pelaku penembakan kabur meninggalkan lokasi kejadian.
Tak lama kemudian, terdengar penembakan kedua di Arena Bar. Media setempat melaporkan, insiden itu juga melukai sedikitnya 5 orang. Polisi menyebutkan, sebuah kendaraan warna gelap diketahui meninggalkan lokasi pada serangan pertama sekitar pukul 22.00 dan tak lama kemudian muncul laporan penembakan di lokasi kedua.
Aparat kepolisian terlihat dikerahkan di pusat kota Hanau. Mereka menutup salah satu lokasi penembakan dengan tali garis polisi, sementara sebuah helikopter terbang di atasnya. Sebuah mobil tampak ditutup dengan aluminium foil dandi sekelilingnya berceceran pecahan kaca. Para ahli forensik mengumpulkan bukti-bukti untuk bahan penyelidikan.
Pernyataan singkat tertulis polisi tidak menyebutkan informasi soal korban. Polisi juga mengatakan, motif dalam insiden penembakan itu belum diketahui. ”Ini malam yang menyedihkan, yang akan terus membayangi kita untuk waktu yang sangat lama, dan kita akan mengenangnya dengan kesedihan,” kata Claus Kaminsky, Wali Kota Hanau, kepada koran Bild.
Tanpa menyebut sumber-sumbernya, radio Hessischer Rundfunk melaporkan, serangan penembakan pertama terjadi di sebuah bar shisha di tengah kota Hanau. Para saksi mata mengaku, saat itu mereka mendengar delapan atau sembilan tembakan dan sedikitnya salah satu orang terlihat terkapar di lantai.
Ini malam yang menyedihkan, yang akan terus membayangi kita untuk waktu yang sangat lama, dan kita akan mengenangnya dengan kesedihan.
Seorang atau lebih pelaku penembakan diperkirakan kemudian berpindah di tempat lain di kota tersebut, menarget bar shisha lainnya. Bar-bar shisha menjadi tempat berkumpul dan kongko-kongko warga setempat sambil mengisap dengan pipa tembakau beraneka rasa dari Timur Tengah.
Kota Hanau dihuni sekitar 100.000 jiwa penduduk dan berlokasi di Negara Bagian Hesse. Kantor berita Jerman, DPA, melaporkan, aparat kepolisian dari Negara Bagian Bavaria juga dikerahkan untuk membantu perburuan terhadap pelaku penembakan.
Wartawan kantor berita AFP di lokasi penembakan melihat sekitar 30 mobil polisi meninggalkan kantor polisi Hanau. Menurut beberapa saksi mata, aparat kepolisian bersenjata berat dikerahkan di seluruh kota tersebut untuk memburu pelaku penembakan.
”Petugas kepolisian kini bisa mengonfirmasi bahwa 8 orang terluka parah. Perburuan terhadap pelaku bakal intensif. Belum ada informasi yang jelas terkait motif penembakan,” kata otoritas setempat.
Ancaman kebangkitan neo-Nazi
Dalam beberapa tahun terakhir, Jerman menjadi target serangan sejumlah aktivis militan. Salah satu serangan itu terjadi di jantung ibu kota Berlin, Desember 2016, yang menewaskan 12 orang. Dari sejumlah insiden, serangan-serangan yang dilakukan warga kelompok sayap kanan menjadi perhatian khusus otoritas di Jerman.
Pada Oktober 2019, sebuah serangan bersenjata anti-Semit yang mematikan berlangsung di kota Halle, Jerman wilayah timur, bersamaan dengan perayaan hari suci penganut Yahudi, Yom Kippur. Peristiwa ini mengingatkan soal meningkatnya ancaman kekerasan neo-Nazi. Dua orang tewas dalam insiden yang disiarkan langsung secara daring itu.
Pada Juni 2019, politisi konservatif Walter Luebcke, yang juga pembela kebijakan pengungsi, ditembak di rumahnya. Kemudian, pada Jumat pekan lalu, polisi menangkap 12 anggota kelompok kanan ekstrem yang diyakini tengah merancang serangan berskala besar di masjid-masjid, seperti yang terjadi pada serangan di masjid di Chrischurch, Selandia Baru, tahun lalu. (AP/AFP)