Antam Serap Emas Bebas Merkuri dari Minahasa Utara
›
Antam Serap Emas Bebas Merkuri...
Iklan
Antam Serap Emas Bebas Merkuri dari Minahasa Utara
Emas bebas merkuri hasil pertambangan rakyat warga Desa Tatelu, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, akan dijual kepada PT Antam Resourcindo melalui kerja sama jual beli. Harapannya, bisa memicu harga emas yang kompetitif.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·4 menit baca
MINAHASA UTARA, KOMPAS — Emas bebas merkuri hasil pertambangan rakyat warga Desa Tatelu, Minahasa Utara, Sulawesi Utara, akan dijual kepada PT Antam Resourcindo melalui kerja sama jual beli. Warga dapat memotong rantai penjualan langsung ke pembeli utama dengan harga yang lebih kompetitif.
Kerja sama jual beli ini diteken antara PT Antam Resourcindo (ARI) dan Koperasi Serba Usaha (KSU) Batu Emas yang beranggotakan pengusaha tambang emas rakyat di Balai Desa Tatelu, Kecamatan Dimembe, Jumat (21/2/2020). KSU Batu Emas akan memasok setidaknya 5 kilogram emas per bulan kepada PT ARI, anak usaha PT Aneka Tambang Tbk.
Kerja sama ini difasilitasi Artisanal Gold Council (AGC), lembaga pemerhati tambang rakyat dari Kanada, serta Yayasan Emas Artisanal Indonesia (YEAI). Tanpa batas waktu, kerja sama diharapkan berlangsung selama ada cadangan emas di wilayah pertambangan rakyat (WPR) seluas 25 hektar di Desa Tatelu.
Ketua KSU Batu Emas Henry Walukow mengatakan, petambang Tatelu tidak pernah menggunakan merkuri sejak 2011, ketika koperasi mendapatkan izin WPR. Sebagai gantinya, mereka menggunakan natrium sianida untuk mengolah batuan menjadi emas.
Batuan yang ditambang di WPR Desa Tatelu diolah dengan alat penghancur ball mill. Pecahan batuan lantas dioksidasi dalam reaktor. Karbon aktif dan natrium sianida digunakan untuk mengikat emas yang terkandung dari pecahan batuan, menggantikan merkuri yang umumnya digunakan di pertambangan emas tanpa izin.
Merkuri tidak hanya mencemari lingkungan, tetapi juga dapat menyebabkan dampak negatif yang permanen bagi kesehatan manusia. Polutan persisten itu bersifat toksik dan bioakumulatif, tidak dapat dihilangkan jika sudah masuk tubuh manusia melalui air, tanah, udara, maupun pangan (Kompas, 30/11/2019).
Ibu hamil paling rentan terdampak. Anak yang dilahirkan dapat mengalami cacat mental, kebutaan, dan kerusakan otak. Merkuri juga dapat menyebabkan kerusakan saraf, gagal ginjal, kerusakan paru-paru, kerusakan hati, dan kerusakan pencernaan.
”Merkuri telah dilarang pemerintah karena berbahaya. Karena itu, kami ingin merintis pengolahan emas yang bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan,” kata Henry.
Satu karung berisi 50 kg batuan tambang dapat menghasilkan 0,5-2 gram emas. Dalam satu bulan, diperkirakan KSU Batu Emas dapat menghasilkan 14 kg emas. Menurut Henry, kerja sama dengan PT ARI dapat memberikan harga yang lebih kompetitif bagi pengusaha anggota koperasi.
”Selama ini, kami menjual ke pihak ketiga seperti pengepul dan toko dengan harga Rp 450.000 per gram. Ujung-ujungnya, mereka juga menjualnya ke Antam. Dengan kerja sama ini, kami bisa langsung jual ke Antam lewat PT ARI dengan harga lebih kompetitif,” kata Henry.
Merkuri telah dilarang pemerintah karena berbahaya. Karena itu, kami ingin merintis pengolahan emas yang bertanggung jawab dan berwawasan lingkungan.
Pada 2015, sektor pertambangan menghasilkan pendapatan sekitar Rp 10 miliar bagi Desa Tatelu. Menurut Henry, sektor tambang harus dipertahankan karena tidak hanya menguntungkan 1.000 petambang dan 80 pengusaha anggota koperasi, tetapi juga pengojek, pemilik rumah makan, bengkel, hingga penjual pulsa telepon seluler.
Direktur Utama PT ARI Dadang Hadi Praptomo mengatakan, perusahaannya ditugaskan menyerap produksi emas domestik bukan hanya dari perusahaan besar, melainkan juga pertambangan rakyat. Syaratnya, wilayah tambang harus berizin dan tidak menggunakan merkuri.
KSU Batu Emas pun menjadi koperasi pertama yang memasok emas kepada PT ARI. Namun, Dadang enggan menyebut harga yang ditetapkan bagi emas dari Desa Tatelu. ”Kami harap bisa menyerap emas sebanyak-banyaknya dari KSU Batu Emas, mungkin juga koperasi lainnya,” kata Dadang.
Kami harap bisa menyerap emas sebanyak-banyaknya dari KSU Batu Emas, mungkin juga koperasi lainnya.
Dadang berharap kerja sama dengan koperasi dapat meningkatkan serapan emas domestik PT ARI hingga dua atau tiga kali lipat. Dalam setahun, serapan PT ARI baru mencapai 500-600 kg. Karena itu, ia akan terus bekerja sama dengan AGC dan YEAI untuk menyerap produksi pertambangan emas skala kecil.
Menurut data AGC, terdapat sekitar 2.500 lokasi pertambangan emas skala kecil di Indonesia yang tersebar di 50 kabupaten/kota di 23 provinsi. Sektor ini berkontribusi bagi 20-30 persen produksi emas secara nasional yang mencapai sekitar 50 ton pada 2015.
Manajer Proyek AGC di Indonesia Agni Kristia Pratama mengatakan, mengurangi penggunaan merkuri di kalangan petambang skala kecil harus dilakukan dengan pendekatan menyeluruh. Caranya, memperkenalkan petambang dengan bahan kimia yang lebih ramah lingkungan sekaligus ikut membuka pasar yang lebih kompetitif.
”Tidak cukup hanya dengan pendekatan hukum. Kita harus pastikan mereka juga punya jalur pembelian yang bagus. Kalau ada insentif, pasti mereka akan tertarik mencoba melakukan perubahan yang lebih baik,” kata Agni.
Saat ini, AGC dan YEAI membimbing para petambang skala kecil di Tatelu, Tobongon (Bolaang Mongondow Timur, Sulut), dan Parenggean (Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah). ”Kalau kita bisa memformalkan industri kecil ini, 1,2 juta petambang rakyat di Indonesia bisa berkontribusi lebih banyak bagi rantai pasokan emas nasional,” kata Agni.