Polda Bali berkomitmen ikut memantau dan mengawasi penyelenggaraan Liga 1 Indonesia musim 2020 yang akan digelar mulai akhir bulan ini. Komitmen itu diwujudkan lewat Satuan Tugas Wilayah Antimafia Bola Polda Bali.
Oleh
COKORDA YUDISTIRA M PUTRA
·3 menit baca
DENPASAR, KOMPAS — Kepolisian Daerah Bali akan mengawasi setiap pergelaran laga sepak bola Liga 1 Indonesia musim 2020 di Bali. Polda Bali menerjunkan petugas khusus untuk memantau dan menyiapkan kanal pengaduan masyarakat terkait indikasi kecurangan dalam laga-laga Liga 1 di ”Pulau Dewata”.
Fungsi pengawasan laga-laga sepak bola itu akan dilakukan Satuan Tugas Wilayah Antimafia Bola Polda Bali. Keberadaan satgas itu mendapat apresiasi dan dukungan dari Asosiasi Provinsi PSSI Bali, KONI Bali, dan manajemen klub Bali United. Satgas ini diharapkan dapat membantu mewujudkan persepakbolaan Indonesia yang bersih, bermartabat, dan berprestasi.
Komisaris Besar Andi Fairan, Kepala Satgas Wilayah Antimafia Bola Polda Bali, yang juga menjabat Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Bali, Jumat (21/2/2020), di Denpasar, mengatakan, pihaknya sebetulnya sudah membentuk satgas itu sejak 2018. Tahun ini, tugas satgas itu diharapkan semakin efektif mengawasi dan memantau seluruh pertandingan sepak bola Liga 1 2020 yang dilangsungkan di Bali.
Bali memiliki klub sepak bola, yakni Bali United, yang berlaga di kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu. Laga perdana Bali United di musim baru ini direncanakan digelar pada 1 Maret mendatang di Bali. Sang juara bertahan Liga 1 akan menjamu tim promosi, Persita Tangerang.
”Pengawasan dan pemantauan dapat dilakukan secara kasatmata di setiap pertandingan,” kata Andi dalam jumpa pers bersama Asprov PSSI Bali, KONI Bali, dan perwakilan manajemen Bali United di Polda Bali, Denpasar.
Selain mengawasi langsung, ujar Andi, Satgas Wilayah Antimafia Polda Bali juga menerima pengaduan dari masyarakat melalui telepon di nomor 081916701972 dan melalui lini media sosial, baik Instagram, Twitter, maupun Facebook.
”Apabila ada laporan tentang kecurigaan dalam pertandingan sepak bola, kami akan menindaklanjutinya,” ujar Andi, menambahkan.
Satgas Wilayah Antimafia Bola Polda Bali melibatkan sejumlah unsur, mulai Direktorat Reserse Kriminal Umum, Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam), Direktorat Intelijen dan Keamanan, dan Bidang Humas dalam menjalankan tugasnya itu. Satgas itu juga akan mengawasi dan memantau manajemen klub, pemain, pelatih, hingga wasit dan asosiasi PSSI.
Andi menyebutkan, indikasi kecurangan yang diawasi Satgas Wilayah Antimafia Bola Polda Bali juga meliputi tindak pidana penyuapan, penipuan, sampai dugaan tindak pidana pencucian uang. Sejak dibentuk 2018, satgas itu belum menemukan kasus yang menyangkut dugaan kecurangan dalam pertandingan sepak bola di Bali.
Andi mengapresiasi pelaksanaan laga sepak bola di Bali, khususnya di Liga I. ”Dari hasil pengawasan dan pemantauan satgas selama ini, belum ditemukan indikasi pengaturan skor dan juga laporan kecurangan. Secara umum, pertandingan di Stadion (Dipta) Gianyar sudah berjalan jujur dan terjaga sportivitasnya,” ujar Andi.
Ketua Umum Asprov PSSI Bali I Ketut Suardana menyatakan, pihaknya menyambut positif dan mendukung keberadaan Satgas Antimafia Bola yang dibentuk Polri. PSSI juga bersinergi dengan Satgas Antimafia Bola. ”Kami mendukung langkah Polri ini karena kami di PSSI juga menginginkan sepak bola Indonesia bersih dan berprestasi,” kata Suardana.
Sekretaris Umum KONI Bali I Gusti Ngurah Oka Darmawan juga mendukung upaya satgas itu. Pihaknya menginginkan penyelenggaraan olahraga, termasuk sepak bola, berlangsung sportif. Menurut dia, olahraga merupakan salah satu upaya pembentukan dan pembangunan karakter insan bangsa.
Budi Lesmana, perwakilan manajemen Bali United, mengatakan, pihaknya juga mengapresiasi dan mendukung Satgas Wilayah Antimafia Bola Polda Bali. Ia berharap keberadaan satgas itu dapat mengangkat citra sepak bola Indonesia yang bersih sehingga bisa ikut memajukan persepakbolaan di Indonesia.
Keberadaan Satgas Antimafia Bola juga diharapkan mampu menjaga klub dan masyarakat pencinta sepak bola agar tidak dirugikan dengan adanya permainan mafia sepak bola.