Pembangunan ruas Jalan Tol Pekanbaru-Dumai hingga kini sudah mencapai 87,74 persen. Diharapkan, tol yang dibangun sejak Juli 2017 itu rampung pada April ini dan dapat digunakan pada masa mudik Lebaran mendatang.
Oleh
NINA SUSILO
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Pembangunan ruas Jalan Tol Pekanbaru-Dumai sudah mencapai 87,74 persen. Diharapkan, tol tersebut rampung pada April ini dan dapat digunakan pada masa mudik Lebaran mendatang.
Kemajuan pembangunan jalan tol ruas Pekanbaru-Dumai sebelumnya dipantau langsung oleh Presiden Joko Widodo. Presiden meninjau seksi I ruas tol tersebut, Jumat (21/2/2020). Dalam peninjauan ini, Presiden didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Riau Samsuar, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol Danang Parikesit, dan Direktur Utama PT Hutama Karya Bintang Perbowo.
”Panjang dari Pekanbaru sampai Dumai itu 131 kilometer. Kita harapkan nanti akhir April selesai, bisa dipakai, sehingga saat Lebaran, semuanya sudah bisa lewat di sini,” kata Presiden Jokowi di Gerbang Tol Pekanbaru, Kecamatan Rumbai, Jumat (21/2/2020).
Kita harapkan nanti akhir April selesai, bisa dipakai, sehingga saat Lebaran, semuanya sudah bisa lewat di sini.
Ruas tol sepanjang 131,48 kilometer tersebut bagian dari jalan tol Trans-Sumatera yang akan menghubungkan Lampung hingga Aceh sepanjang lebih kurang 2.974 kilometer. Presiden Jokowi mengharapkan, pada tahun 2024, seluruh ruas jalan tol Trans-Sumatera tersebut sudah tersambung.
Jalur Pekanbaru-Dumai sepanjang 131 km ini pun akan mempercepat waktu tempuh. Melalui jalan nasional, jarak Pekanbaru ke kota pelabuhan dengan industri perminyakan dan agribisnis maju tersebut mencapai 200 kilometer. Karena itu, melalui Jalan Tol Pekanbaru-Dumai, waktu tempuh berkisar 1,5 sampai 2 jam saja, berbeda dengan waktu tempuh di jalan nasional yang bisa mencapai 4-5 jam.
Selain itu, jalur ini dinilai sebagai jalur ramai. ”Lalu lintas harian rata-rata di Trans-Sumatera mencapai 75 persen dari feasibility study (uji kelayakan). Ini lebih tinggi dari tol Trans-Jawa. Saya kira truk pengangkut bahan seperti sawit bisa pindah menggunakan jalan tol dengan pertimbangan hitungan waktu. Dengan tol ini, pengguna dapat menghitung waktu perjalanan bahan dari asal sampai ke pabrik,” kata Basuki dalam keterangan pers yang diterima Kompas.
Selain itu, menurut Basuki, jalan tol akan membuat jalan nasional lebih awet karena tidak dilewati kendaraan berat.
Dengan jalan tol ini, mobilitas orang dan barang juga bisa dipercepat. Kelengkapan infrastruktur tersebut diharapkan juga meningkatkan Indeks Daya Saing Indonesia. ”Kita harapkan, dengan kesiapan infrastruktur, semua menjadi lebih cepat. Pengiriman logistik, mobilitas orang, mobilitas barang menjadi lebih cepat. Semua arahnya ke sana sehingga daya saing kita juga akan semakin baik lagi,” kata Presiden Jokowi, seperti disampaikan dalam keterangan Biro Pers Sekretariat Presiden.
Jalan tol ini terdiri atas enam seksi, yakni Seksi I Pekanbaru-Minas (9,5 km), Seksi II Minas-Petapahan (24,1 km), Seksi III Petapahan-Kandis Utara (16,9 km), Seksi IV Kandis Utara-Duri Selatan (26,25 km), Seksi V Duri Selatan-Duri Utara (29,4 km), dan Seksi VI Duri Utara-Dumai (25,44 km).
Terowongan bagi gajah
Jalan tol yang dikerjakan PT Hutama Karya dengan total biaya investasi Rp 16,21 triliun ini akan memiliki enam simpang susun. Keenam simpang susun itu adalah Simpang Susun Minas, Kandis Selatan, Kandis Utara, Duri Selatan, Duri, dan Duri Utara. Tol ini juga akan dilengkapi dengan tujuh buah gerbang tol serta 10 tempat istirahat dan pelayanan (TIP) yang terdiri dari enam TIP tipe A dan empat TIP tipe B.
Kedua kawasan ini adalah koridor perlintasan gajah sumatera dengan jumlah populasi sekitar 50 ekor. Untuk itu telah disiapkan empat terowongan perlintasan gajah sebagai bentuk harmonisasi infrastruktur dengan alam.
Pada Seksi IV Kandis Utara-Duri Selatan, ruas tol melintasi Kawasan Suaka Margasatwa Balai Raja dan Siak Kecil. Kedua kawasan ini adalah koridor perlintasan gajah sumatera dengan jumlah populasi sekitar 50 ekor. Untuk itu telah disiapkan empat terowongan perlintasan gajah sebagai bentuk harmonisasi infrastruktur dengan alam. Terowongan gajah disiapkan dengan bentang 25-45 meter dan tinggi 5,1 meter serta tanaman hijau agar menyerupai habitat asli.
Sebelum ini, pada masa libur Natal 2019 dan Tahun Baru 2020, ruas jalan tol seksi I yang menghubungkan Pekanbaru dan Minas telah dioperasikan secara terbatas. Sebanyak 40.518 kendaraan melintas di seksi tersebut mulai 23 Desember 2019 sampai 2 Januari 2020. Adapun pembangunan ruas tol ini sebelumnya sudah dimulai sejak Juli 2017.