Ardhito Pramono Bersiap Ramaikan Java Jazz Festival 2020
›
Ardhito Pramono Bersiap...
Iklan
Ardhito Pramono Bersiap Ramaikan Java Jazz Festival 2020
Ardhito Pramono (24) latihan intensif jelang Jakarta International Jakarta, Java Jazz Festival 2020. Dia sampai mengundang rekannya untuk membantu menulis partitur.
Oleh
ELSA EMIRIA LEBA
·2 menit baca
Musisi muda Ardhito Pramono (24) antusias untuk tampil dalam Jakarta International Java Jazz Festival 2020 yang berlangsung pada 28 Februari-1 Maret 2020. Tidak tanggung-tanggung, dia akan memainkan 10 lagu, termasuk lagu-lagu dari album EP atau album mini terbarunya yang berjudul Craziest Things Happened on My Backyard.
Album Craziest Things Happened on My Backyard akan diluncurkan pada 28 Februari 2020. Sementara Ardhito akan tampil di JJF sehari kemudian.
”Set list-nya nanti bakal 10 lagu, yaitu lagu dari album mini pertama ’a letter to my 17 year old’, EP kedua ’Craziest Things Happened on My Backyard’, dan lagu ’fine today’ yang merupakan lagu soundtrack untuk film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini,” kata Ardhito ketika berkunjung ke Redaksi harian Kompas di Jakarta, Rabu (19/2/2020).
Pelantun ”What Do You Feel About Me” ini melanjutkan, penampilannya di JJF akan menjadi pengalaman kedua baginya. Namun, Java Jazz Festival (JJF) 2020 akan spesial karena Ardhito tampil bersama musisi Ron King, seorang pemain trompet yang pernah menerima nominasi Grammy Awards.
”Persiapannya cukup intens. Gue awalnya gak bisa nulis partitur jadi gue terpaksa cari orang yang bisa tulis partitur jadi gue sempet hubungi teman, Aldi Nada Permana, untuk bantu agar bisa dibaca sama musisi-musisi yang udah gokil,” ujar Ardhito.
Ardhito, yang pernah kuliah di Australia, mengatakan, dirinya telah bermimpi untuk tampil di JJF sejak duduk di bangku SMP. Bagi dia, JJF tidak bisa dilewatkan begitu saja karena artis-artis yang tampil dapat menginspirasinya untuk berkarya.
Untuk JJF 2020, tuturnya, tentu akan dapat dinikmati kalangan seluruh usia karena semua artis yang tampil berasal dari berbagai generasi. ”Dulu jazz itu pasarnya segmented karena orang ngerti jazz itu hanya funk atau fusion. Sekarang lumayan kebuka-lah selera masyarakat,” kata Ardhito.