Bangun ”Cold Storage”, Cahaya Bahari Perluas Ekspor Ikan ke Eropa
›
Bangun ”Cold Storage”, Cahaya ...
Iklan
Bangun ”Cold Storage”, Cahaya Bahari Perluas Ekspor Ikan ke Eropa
Cahaya Bahari Corporation membangun ”cold storage” untuk memperluas jangkauan ekspor ikan ke Eropa.
Oleh
Emilius Caesar Alexey
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Semakin diminatinya produk perikanan Indonesia di pasar dunia memudahkan Cahaya Bahari Corporation melakukan ekspor ke 11 negara di 3 benua. Perusahaan perikanan itu kini melakukan ekspansi bisnis untuk memperluas jangkauan ekspor ke negara-negara Eropa.
Langkah ekspansi bisnis itu diwujudkan PT Gabungan Samudera Internasional, anak perusahaan Cahaya Bahari, dengan membangun gedung penyimpanan beku atau cold storage baru di kawasan pelabuhan perikanan Muara Angke, Jakarta Utara. Gedung tersebut diresmikan Ketua Dewan Pertimbangan Presiden, Wiranto, Jumat (21/2/2020).
Kesebelas negara yang sudah menjadi tujuan ekspor Cahaya Bahari adalah China, Malaysia, Jepang, Taiwan, Vietnam, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Singapura, Australia, Brasil, dan Jordania. Ekspansi bisnis yang saat ini dilakukan diharapkan mempermudah langkah perusahaan tersebut melakukan ekspor ke negara-negara Eropa.
Wiranto, yang juga menjadi dewan penasihat Cahaya Bahari Corporation, mengatakan, gedung cold storage itu merupakan bagian dari usaha untuk mengembangkan industri perikanan Indonesia. Saat ini, ekspor perikanan Cahaya Bahari cukup bagus dan tetap stabil meskipun ada ancaman virus Covid-19 atau virus korona yang membuat ekonomi dunia menjadi lesu.
”Saya gembira anak muda kita mampu memprakarsai bidang usaha yang sedang bagus, yaitu perikanan. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut. Namun, kita belum mampu melakukan eksploitasi dengan baik. Maka, kita bersyukur, di tengah kondisi dunia seperti saat ini, ekspor ikan perusahaan ini cukup bagus. Saya terus mendukung agar perusahaan ini terus berkembang dan cold storage ini betul-betul bermanfaat,” kata Wiranto.
Wiranto berharap peresmian gedung cold storage itu juga berkontribusi pada perekonomian Indonesia secara keseluruhan. Pemerintah saat ini, katanya, sangat serius memajukan ekonomi. Targetnya adalah Indonesia masuk lima besar ekonomi dunia pada 2030.
”Tentu itu ada syaratnya. Salah satunya, memperbanyak wirausaha. Memperbanyak investasi. Paling tidak rasio antara wirausaha dan penduduk adalah 14 persen. Kita baru 3,1 persen. Masih banyak yang harus ditambah. Jangkauan kita ke depan. Apa yang dilakukan Cahaya Bahari Corporation ini adalah bagian dari itu,” kata Wiranto.
President Direktur Cahaya Bahari Corporation Then Herry mengatakan, gedung cold storage yang baru diresmikan itu akan menunjang ekspor perikanan Indonesia karena akan semakin banyak jumlah ikan yang dapat disimpan untuk kemudian dikirim ke luar negeri.
”Cold storage adalah ruang yang dirancang khusus dengan kondisi suhu tertentu untuk penyimpanan dan pengolahan ikan agar kesegaran dan kualitasnya terjaga baik. Tujuannya adalah untuk membantu para pengolah ikan dengan menyediakan ruang penyimpanan dan pengolahan agar membuat produk olahan yang lebih berkualitas dengan harga yang lebih kompetitif. Pada akhirnya, kami dapat mendukung perekonomian nelayan dan pengusaha Indonesia,” kata Herry, melalui siaran persnya, Sabtu (22/2/2020), di Jakarta.
Sebagai negara maritim terbesar di Asia Tenggara, menurut Herry, potensi perikanan Indonesia sangat besar. Potensi itu, jika dimanfaatkan dengan baik, tidak hanya akan membuat industri perikanan maju, tetapi juga akan membuat ekonomi nelayan terangkat.
Berdiri pada tahun 2014, Cahaya Bahari Corporation kini mampu mengekspor minimal 500 ton ikan tiap bulan. Jumlah ekspor itu tidak berkurang meski awal tahun 2020 ini dunia dihantui pelemahan ekonomi akibat virus korona.
”Jangkauan ekspor ikan kita adalah China, Malaysia, Jepang, Taiwan, Vietnam, Uni Emirat Arab, Korea Selatan, Singapura, Australia, Brasil, dan Jordania. Ekspor kami stabil hingga saat ini, bahkan cenderung naik. Kami ingin produk perikanan Indonesia menjadi yang paling diminati masyarakat dunia. Kami ingin citra Indonesia sebagai negara maritim terbesar di Asia Tenggara dapat dipertahankan,” katanya.
Menurut Herry, dengan tambahan gedung baru cold storage baru, jumlah ikan yang dapat diekspor akan menjadi lebih banyak. Selain itu, produk olahan yang bisa dikembangkan juga akan lebih variatif. Pihaknya juga akan memperbanyak ekspor produk olahan jadi dan bukan hanya ikan segar.
”Saat ini kami sudah mulai mengembangkan budidaya hasil laut. Kami bergerak di cumi. Kami adalah eksportir cumi terbesar kedua di Indonesia. Namun, kami juga mulai mengembangkan ekspor olahan yang berbahan perikanan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni mengaku gembira dengan hadirnya gedung baru cold storage itu. Sebab, semakin banyak gedung cold storage, semakin banyak ikan yang disimpan dan dijaga kualitas dan kesegarannya. Dengan demikian, volume distribusi, baik dalam bentuk ikan segar maupun dalam bentuk olahan, juga akan makin banyak.
”Saya sangat bangga dan mendukung keberadaan cold storage ini karena kebutuhan besar dalam rangka merealisasikan penyimpanan dan ekspor hasil perikanan. Ini juga sangat membanggakan bagi kami karena ini semakin mengokohkan status baru Muara Angke sebagai pelabuhan perikanan nusantara,” kata Darjamuni.
Selain itu, Darjamuni juga mengapresiasi PT Gabungan Samudera Internasional dan Cahaya Bahari Corporation yang sudah memberdayakan nelayan Jakarta dan patuh pada regulasi yang ada dengan mengurus semua perizinan yang disyaratkan. Perusahaan perikanan yang seperti ini, kata Darjamuni, akan dapat beriringan dengan pemerintah untuk bersama memajukan perekonomian nelayan.
”Saya berharap cold storage ini betul-betul bermanfaat bagi nelayan dan pengusaha perikanan. Juga bisa menyerap tenaga kerja bidang perikanan lebih banyak lagi,” katanya.