Ketersediaan infrastruktur membuat kunjungan wisatawan ke Jawa Barat meningkat. Acara-acara olahraga di daerah pun mampu menarik wisatawan.
Oleh
Melati Mewangi/Abdullah Fikri Ashri
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS —Di depan Gedung Balai Kota Cirebon yang berusia hampir seabad, 125 penggemar sepeda lipat memulai perjalanan ke Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu (22/2/2020) pagi. Selain sambil berolahraga, kegiatan ini diharapkan turut menjadi magnet pariwisata di Jabar.
Sepeda Lipat Challenge Cirebon-Bandung atau Seli Ceban, yang digelar Jelajah Lintas Nusa, mengambil rute sepanjang 144 kilometer. Kepala Dinas Kepemudaan Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kota Cirebon Agus Suherman bersama Direktur JLN Nugroho F Yudho melepas pesepeda diiringi tarian topeng.
Selama perjalanan, peserta melintasi Kota Cirebon, Kabupaten Cirebon, Majalengka, Sumedang, lalu berakhir di Mal Paris Van Java, Kota Bandung, Sabtu petang. Sepanjang rute, peserta disuguhi pemandangan sawah terasering serta hawa sejuk pada ketinggian hingga 874 meter di atas permukaan laut. Tanjakan Nyalindung, Tomo, hingga Cadas Pangeran turut menantang daya tahan peserta.
Sepanjang rute, peserta disuguhi pemandangan sawah terasering serta hawa sejuk pada ketinggian hingga 874 meter di atas permukaan laut.
”Di Cirebon, kami makan nasi jamblang dan empal gentong. Kulinernya mantap,” kata Dwi Budhiarto (60), salah satu peserta. Bersama 11 peserta lainnya, termasuk kembarannya, Dwi Budianto, pengusaha asal Jakarta ini mengayuh sepeda lipat dari Cikampek ke Cirebon yang berjarak lebih dari 140 km.
Nugroho mengatakan, Cirebon menjadi pilihan titik keberangkatan karena kaya dengan sejarah dan kuliner khas. Keraton Kasepuhan, Keraton Kanoman, Keraton Kacirebonan, dan Goa Sunyaragi yang berusia ratusan tahun terdapat di kota seluas 37 kilometer persegi tersebut. Wisatawan yang berkunjung ke Kota Cirebon mencapai 1,7 juta orang tahun 2019, naik dari 1,5 juta orang tahun 2018.
Kabupaten Kuningan juga sudah menggarap wisata olahraga. Sejak 2015, Kuningan menggelar Tour de Linggarjati yang menyuguhkan tanjakan tajam dan sejarah Gedung Linggarjati, tempat perundingan Indonesia mempertahankan kemerdekaan pada 1946. Sebanyak 451 peserta mendaftar tahun 2019, termasuk 59 atlet luar negeri.
Infrastruktur memadai
Sekretaris Daerah Kuningan Dian Rachmat Yanuar mengatakan, ajang tersebut turut menarik wisatawan ke daerah. Ketika pertama kali digelar 2015, wisatawan di Kuningan tercatat 1,2 juta orang. Tahun lalu, jumlahnya mencapai 5 juta orang.
Selain kaya pemandangan dan sejarah, wilayah Cirebon dan sekitarnya juga telah memiliki infrastruktur yang cukup memadai. Lebih dari 190 perjalanan kereta api melintasi Cirebon setiap hari. Sekitar 1 jam dari Cirebon, beroperasi Bandara Internasional Jabar Kertajati di Majalengka. Jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) juga memudahkan akses ke Cirebon.
Di pantai timur kawasan Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, akan digelar The 2nd Jatiluhur Stand Up Paddle and Kayak Exhibition pada 20-21 Juni 2020. Stand up paddle merupakan olahraga air di danau, sungai, dan laut. Para penikmat olahraga ini dapat sekaligus menyaksikan matahari terbenam.
”Pemandangan alam berupa pepohonan hijau dan pegunungan menemani wisatawan saat mencoba olahraga air,” kata Direktur Utama Perum Jasa Tirta II U Saefudin Noer beberapa waktu lalu.
Jatiluhur menyajikan obyek wisata perahu, kuliner, dan wahana Jatiluhur Water World. Pengunjung dapat menikmati menu ikan bakar dan sate maranggi pada deretan restoran di tepi waduk.
Menggali potensi
Pemprov Jabar juga mengembangkan Waduk Jatigede sebagai kawasan ekonomi khusus pariwisata unggulan dengan mengalokasikan dana Rp 30 miliar. ”Dana dipergunakan untuk pembangunan toilet, mushala, obyek wisata pendukung Pasir Cinta atau landasan paralayang, forest walk, dermaga, dan pembangunan pasar terapung,” ujar Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir, pekan lalu.
Secara terpisah, Gubernur Jabar Ridwan Kamil mengatakan, pihaknya terus menggali potensi pariwisata daerah, khususnya wisata air, yakni danau, sungai, dan irigasi. Ada empat strategi mengembangkan kepariwisataan di Jabar, yakni memperbaiki akses, membuat destinasi wisata baru, menggelar acara tourism summit, dan mengakselerasi desa wisata.