Fasilitas mandi-cuci-kakus (MCK) tak semuanya ada di pelosok. Sejumlah warga Serang, Banten, selama ini hanya kenal M dan C saja, tetapi K-nya tak pernah ada. Maka, mereka pun pilih ”dolbon” (”modol di kebon”).
Oleh
Anita Yossihara
·4 menit baca
Ibu Negara Iriana Joko Widodo, Senin (24/2/2020) pagi, memberikan bantuan 1.000 jamban atau kakus untuk warga di Kota Serang, Banten. Melalui bantuan itu, Iriana mengajak warga Kota Serang, terutama mereka yang sudah puluhan tahun tak memiliki water closet (WC) atau tempat khusus untuk buang air besar dapat memulai hidup bersih dan sehat dengan cara menggunakan WC untuk BAB.
Bersama istri Wakil Presiden, Wury Ma’ruf Amin, dan istri para menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Kerja (OASE-KK), Iriana tiba di lokasi pemberian bantuan di Lingkungan Kenari, Kelurahan Kasunyatan, Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten, sekitar pukul 09.45. Rombongan OASE KK langsung mendapat penjelasan mengenai kondisi serta peta rumah tangga yang belum memiliki tempat mandi, cuci, dan kakus sendiri. OASE adalah perkumpulan para istri menteri Kabinet Kerja yang dibentuk sejak 2014 setelah Presiden Jokowi membentuk Kabinet Kerja.
Berdasarkan data yang dilaporkan kepada Iriana, dari 66 kelurahan di Kota Serang, baru enam kelurahan yang benar-benar bebas dari buang air besar (BAB) sembarangan atau sering disebut dolbon. Sementara 60 kelurahan lain masih didapati warga yang BAB-nya sembarangan karena tidak memiliki jamban atau WC dan kamar mandi berikut dengan kakusnya.
Hingga saat ini terdata 29.753 atau 24,73 persen rumah tangga di Kota Serang yang masih BAB sembarangan di sungai, sawah, kebun, dan lainnya. Kasus BAB sembarangan itu paling banyak ditemukan di Kecamatan Kasemen, yakni mencapai 8.200 keluarga. Sudah puluhan tahun warga Kasemen memang lebih banyak mandi, mencuci, dan buang air di sungai atau saluran-saluran irigasi, sawah, kebun, bahkan tanah lapang yang tak produktif.
Hingga saat ini terdata 29.753 atau 24,73 persen rumah tangga di Kota Serang yang masih BAB sembarangan di sungai, sawah, kebun, dan lainnya. Kasus BAB sembarangan itu paling banyak ditemukan di Kecamatan Kasemen, yakni mencapai 8.200 keluarga.
Karena itulah OASE-KK memberikan bantuan 1.000 jamban untuk warga tiga kecamatan di Kota Serang, yakni Kasemen, Taktakan, dan Cipocok Jaya. Selain itu, secara simbolis Iriana juga memberikan bantuan sumur artesis serta instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk warga.
Iriana pun berharap pemberian bantuan itu dapat memberikan manfaat bagi masyarakat. ”Tadi Bu Luhut (istri Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Devi Luhut Binsar Panjaitan) sudah cerita bahwa ada yang puluhan tahunan enggak punya jamban. Karena itu, kami berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat bagi masyarakat untuk memiliki jamban yang layak,” tuturnya saat berpidato di hadapan sejumlah warga.
Kesempatan itu juga dimanfaatkan Iriana untuk mengajak masyarakat menjaga kebersihan dengan tidak lagi BAB sembarangan. ”Saya titip, tolong ya untuk jaga kebersihan. Bahwa jamban itu perlu sekali untuk pemakaian yang ada di sini,” kata Iriana menambahkan.
Ubah budaya
Sebelumnya, Devi yang juga Ketua Bidang IV (Lingkungan) OASE-KK mengungkapkan, sebagian jamban sudah selesai dibangun di rumah-rumah warga. OASE-KK menargetkan pembangunan 1.000 jamban, sumur artesis, dan IPAL selesai pada tahun 2020 ini.
Selain bantuan fisik, OASE-KK juga berupaya membantu masyarakat untuk mengubah budaya BAB sembarangan. ”Memang mengubah budaya itu tidak mudah, tetapi OASE menolong masyarakat bahwa mereka harus mengubah kebiasaan hidupnya agar lebih sehat lagi,” kata Devi.
Memang mengubah budaya itu tidak mudah, tetapi OASE menolong masyarakat bahwa mereka harus mengubah kebiasaan hidupnya agar lebih sehat lagi.
Ajakan untuk menjaga lingkungan bersih dan sehat juga disampaikan Iriana saat bertemu dengan ratusan ibu dari berbagai organisasi di Markas Grup I Komando Pasukan Khusus (Kopassus), Serang. Iriana bersama Wury pun membagikan hadiah bagi para ibu prajurit yang berhasil menjawab pertanyaan yang dilontarkan kedua istri petinggi negara tersebut.
Catatan Kompas, lima tahun lalu, tercatat lebih dari 51 juta orang yang buang air besar sembarangan. Hal itu diakui oleh Kementerian Kesehatan yang menyatakan bahwa puluhan juta warga Indonesia masih tak memiliki akses MCK dan berperilaku buang air besar sembarangan.
”Kira-kira 51 juta (orang), yang sudah akses buang air besar itu 67 persen. Akses itu artinya pinjam ke tetangga jamban komunal atau menggunakan cubluk untuk sarana BAB-nya, sisanya masih buang air besar sembarangan di sungai, di kebun, ada yang di empang,” jelas Eko Saputro, Kasubdit Penyehatan Air dan Sanitasi Dasar Kementerian Kesehatan, pada waktu 2015 silam. Ironisnya, perilaku BAB sembarangan tak hanya dilakukan oleh masyarakat desa, tetapi juga kota-kota besar.
Bahkan, di Jakarta tercatat sekitar 40 persen warga masih BAB sembarangan karena meski memiliki toilet yang bagus, pembuangannya menggunakan pipa yang langsung ke sungai dan tidak menggunakan septic tank. Kondisi itu menyebabkan pencemaran air dan tanah.
Situs berita Kompas.com sempat melansir pemberitaan pada Oktober 2019 lalu mengenai warga DKI Kota Jakarta yang masih harus membuang hajat atau BAB secara sembarangan. Sejumlah warga yang tinggal di Kelurahan Tanjung Duren Utara, Kecamatan Grogol Petamburan, Jakarta Barat, menjadi salah satunya. Ada satu jamban yang harus digunakan bergiliran oleh banyak orang di perkampungan padat penduduk ini.