Daerah Sentra Pangan di Jawa Tengah Optimis Penuhi Target Panen
›
Daerah Sentra Pangan di Jawa...
Iklan
Daerah Sentra Pangan di Jawa Tengah Optimis Penuhi Target Panen
Dua kabupaten sentra pangan di Jawa Tengah optimis meraih hasil produksi optimal di tahun 2020. Untuk mewujudkannya, ancaman kekeringan saat musim kemarau diantisipasi.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
KLATEN, KOMPAS – Dua kabupaten sentra pangan di Jawa Tengah optimis meraih hasil produksi optimal di tahun 2020. Pemerintah Kabupaten Klaten menargetkan panen 449.264 ton gabah kering giling. Sedangkan Pemerintah Kabupaten Sragen optimistis mencapai target produksi 579.774 ton gabah kering giling.
Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan, dan Perikanan Kabupaten Klaten Widiyanti mengatakan, pihaknya mendapatkan target luas tanam tahun 2020 dari pemerintah pusat seluas 70.088 hektar. Target itu lebih tinggi dari realisasi luas tanam padi selama 2019, sebesar 67.947 ha. Dengan rata-rata produksi 6,41 ton gabah kering giling (GKG) per ha maka target produksinya mencapai 449.264 ton GKG di tahun ini.
“Luas sawah di Klaten ada 31.946 ha. Rata rata lahan bisa 2-3 kali tanam dalam setahun. Di utara Klaten, seperti di Kecamatan Delanggu, Juwiring, Karanganom, Wonosari, dan Kecamatan Polanharjo adalah daerah sumber air sehingga bisa tiga kali tanam,” tutur Widiyanti, Senin (24/2/2020).
Widiyanti mengatakan, kondisi iklim tahun 2020 diharapkan lebih baik dibanding tahun lalu. Akibat kekeringan tahun 2019, sekitar 800 ha sawah di Klaten gagal panen.
“Harapan kami, musim tanam 2020 ini akan lebih bersahabat dengan petani. Kondisi iklim semoga tidak terlalu ekstrem,” katanya.
Menurut Widiyanti, menghadapi potensi kekeringan 2020, sejumlah langkah antisipasi sudah dilakukan. Diantaranya, memperbaiki saluran-saluran irigasi dan membangun embung di Karangasem, Kecamatan Cawas. Embung itu berfungsi menampung air hujan. Tujuannya, agar airnya bisa dimanfaatkan petani saat kemarau.
“Kami berkoordinasi dengan kepala desa-kepala desa dan menghimbau agar sebagian dana desa dialokasikan membuat sumur dalam,” ujarnya.
Sumarto (61) petani Desa Sukorejo, Kecamatan Wonosari, Klaten mengatakan, lebih khawatir serangan hama ketimbang kekeringan. Serangan hama tikus pada musim tanam III tahun 2019 hampir menghabiskan padi siap panen.
“Bila biasanya dapat 16 kuintal gabah per panen, karena tikus hanya dapat 5 kuintal,” kata Sumarto yang menanam padi di lahan sawah seluas 0,2 ha.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Sragen Eka Rini Mumpuni mengatakan, tahun ini, pemerintah pusat menambah target produksi padi di Sragen sebesar 7 persen dari produksi tahun 2019. Selama 2019, produksi padi di Sragen mencapai sekitar 630.000 ton gabah kering panen (GKP) atau sekitar 542.000 ton GKG.
“Dengan penambahan target itu, produksi padi tahun 2020 di Sragen ditargetkan mencapai 674.000 ton GKP (sekitar 579.774 ton GKG) dengan luas tanam 101.000 ha,” kata Eka.
Eka optimistis target tersebut bakal tercapai. Pihaknya berharap musim kemarau 2020 tidak sepanjang tahun lalu sehingga petani tetap bisa memanfaatkan sumber air permukaan dari saluran irigasi dan sungai.
"Akan tetapi, kami juga mengantisipasi kekeringan dengan memanfaatkan sumur pompa untuk mengairi sawah. Tahun 2019, akibat kekeringan tanaman padi di lahan seluas 63 ha di Sragen mengalami puso," kata dia.