Keresahan Marquez di Losail
Pebalap MotoGP, Marc Marquez, menghadapi tantangan "menjinakkan" Sirkuit Losail di Qatar dalam lanjutan tes pramusim 2020 ini. Ia tidak lagi pernah menjadi yang tercepat dalam balapan di sirkuit itu sejak 2014 silam.
LOSAIL, MINGGU — Sirkuit di tengah padang pasir Losail, Qatar, bukanlah trek favorit bagi para pebalap Honda, termasuk peraih enam kali juara dunia MotoGP Marc Marquez. Di sirkuit itu, Marquez tidak pernah finis terdepan sejak 2014.
Musim itu, dia memang sedang ”membara” dengan 10 kali beruntun finis terdepan. Pada musim-musim berikutnya, Marquez hanya bisa finis di rentang posisi kedua hingga kelima di sirkuit itu.
Losail, menurut mantan pebalap Ducati dan Honda, Casey Stoner, dalam buku otobiografinya, Pushing the Limits, merupakan lintasan balap yang licin. Pebalap dengan mesin bertenaga besar akan merasakan pengendalian yang sulit di beberapa putaran awal karena ban masih dingin. Hal itu membutuhkan kesabaran hingga ban memiliki daya cengkeram yang baik sebelum memacu motor pada performa terbaiknya.
Musim ini, Marquez kembali ”menderita” untuk kembali menaklukkan sirkuit dengan variasi tikungan lambat dan medium serta trek lurus hampir 1 kilometer itu. Namun, lintasan sepanjang 5,4 kilometer itu memiliki 11 tikungan ke kanan yang memberi tekanan lebih pada bahu kanan Marquez yang belum sepenuhnya pulih pascaoperasi.
Kekuatan tangan kanan yang menurun drastis setelah menempuh banyak putaran itu pula yang membuat Marquez terjatuh pada tikungan 8 dalam sesi tes pramusim hari kedua, Minggu (23/2/2020).
”Pada titik itu, saya mengubah arah dengan cara yang berbeda, khususnya ketika saya lelah. Saya menekan terlalu keras dengan kaki karena saya tidak bisa melakukan dengan bahu. Dan, ya, setelah saya menekan dengan kaki, saya kehilangan (cengkeraman ban) depan, dan saya tidak bisa mengembalikan (posisi motor) dengan bahu,” tutur Marquez, dikutip Motorsport.
Pebalap berusia 27 tahun itu tidak mengalami cedera, tetapi motor RC213V rusak parah. Insiden ini juga menguatkan masalah di bagian front-end motor yang belum mendapatkan solusi. Pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow, kemarin juga terjatuh di tikungan 2 karena masalah pengendalian dan stabilitas saat memasuki tikungan. Lengan pebalap asal Inggris Raya itu mengalami hematoma atau gumpalan darah di luar pembuluh darah yang terasa sakit.
”Tentu saja saya khawatir karena saya selalu berusaha bisa sangat cepat di setiap lap, di setiap lintasan balap. Tetapi, benar bahwa di trek ini kami khawatir,” ujar Marquez seusai tes hari kedua di Losail.
Marquez menilai, motor 2020 ini masih memiliki masalah yang sama dengan musim lalu. Sementara Crutchlow menegaskan, motor musim ini lebih buruk saat memasuki tikungan, tetapi lebih baik saat keluar tikungan dan di lintasan lurus.
”Kami memiliki sejumlah masalah yang kami coba analisis di mana mereka berasal. Semua pebalap Honda, khususnya dengan motor baru, sangat kesulitan di beberapa titik,” ujar Marquez.
Kami memiliki sejumlah masalah yang kami coba analisis di mana mereka berasal. Semua pebalap Honda, khususnya dengan motor baru, sangat kesulitan di beberapa titik.
”Anda lihat, sebagai contoh Crutchlow, dia pebalap yang cepat di sini, tetapi dia sangat kesulitan, dia (juga) mengalami kecelakaan. Kami terus mendorong (diri), tetapi kami berusaha menganalisis karena kami tahu di mana masalahnya. Namun, kami tidak bisa memperbaiki itu saat ini. Jadi, ya, selangkah demi selangkah kami akan berusaha (memperbaiki itu),” tutur pebalap Spanyol itu.
Simulasi kualifikasi
Akibat kecelakaan itu, Marquez kemarin hanya berada di posisi ke-14 dalam catatan waktu. Adapun Crutchlow menempati posisi ke-21. Catatan waktu Marquez terpaut 1,055 detik dari pebalap tercepat Fabio Quartararo (Petronas Yamaha SRT) dengan 1 menit 54,038 detik. Hal ini menjadi catatan penting bagi tim Honda untuk membenahi bagian depan atau front-end motor 2020 lebih stabil dan lentur.
”Sebelum kecelakaan (di tikungan 2), kami telah berusaha keras memperbaiki setelan motor berdasarkan apa yang saya rasakan dibandingkan dengan kemarin (Sabtu). Kami tidak benar-benar mendapat kesempatan untuk menyelesaikan pekerjaan. Ada beberapa hal yang kami tahu bisa memperbaiki feeling (pengendalian motor) dan waktu lap menjelang balan pertama,” ujar Crutchlow yang berharap bisa menjalani tes hari terakhir pada Senin (24/2/2020) yang berlangsung pada pukul 17.00-00.00 WIB.
Waktu lap menjadi sangat penting menjelang balapan seri pertama di Losail, yaitu pada 8 Maret mendatang. Sejumlah pebalap pada tes Sabtu dan Minggu melakukan time attack di akhir sesi uji coba sebagai simulasi kualifikasi. Beberapa tim menggunakan ban baru dan bahan bakar yang sedikit untuk mencetak waktu tercepat.
Baca juga : Evolusi Penantang Gelar Juara
Namun, catatan waktu tercepat bukanlah satu-satunya target para pebalap. Mereka juga melakukan simulasi balapan, khususnya setelah matahari tenggelam. Balapan di Qatar akan berlangsung mulai pukul 18.00 waktu setempat atau pukul 22.00 WIB. Dengan temperatur aspal yang semakin dingin seiring dengan akhir waktu balapan, para pebalap mencari feeling pengendalian dengan ban yang aus pada aspal yang semakin dingin.
Itulah mengapa pebalap Suzuki, Alex Rins, sempat merasa takut saat melakukan time attack pada Sabtu karena trek menjadi lebih licin. Namun, keberanian Rins melawan rasa takut membuat dirinya mengetahui di mana limit pengendalian motor GSX-RR. Ia pun mencetak waktu tercepat pada hari pertama tes.
Hal serupa dilakukan Quartararo pada Minggu. Dia mencetak waktu hampir 0,4 detik lebih cepat dari Rins pada Sabtu. Namun, Quartararo yang musim ini menggunakan motor YZR-M1 spesifikasi pabrikan belum percaya diri bisa bersaing saat balapan.
”Menurut saya, kami masih perlu memahami banyak hal dari sepeda motor karena baru melakukan tes selama dua hari (dengan motor baru) di Sepang, dua hari di sini (Losail). Kami belum siap. Tetapi, kami cukup kuat. Jadi, saya pikir, setelah besok (Senin ini), kami akan lebih baik,” ujar pebalap berusia 20 tahun itu, dikutip Crash.