Presiden Donald Trump menjanjikan kerja sama ekonomi dan pertahanan. Ia tampak ingin memperbaiki relasi kedua negara.
Oleh
·3 menit baca
AHMEDABAD, SENIN—Presiden Amerika Serikat Donald Trump memulai kunjungan resmi kenegaraan di India, Senin (24/2/2020). Sejumlah agenda pembicaraan, mulai dari agenda ekonomi, keamanan, hingga pertahanan akan menjadi fokus utama pembicaraan Trump dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.
Kedatangan Trump di India disambut sekitar 100.000 warga Ahmedabad yang memenuhi jalan-jalan di kota tersebut sambil mengibarkan bendera kecil kedua negara. Warga menyambut Trump dengan seruan ”Namaste, Trump” atau ”Selamat Datang, Trump”.
Sambutan meriah itu merupakan balasan atas sambutan serupa yang dilakukan Trump saat Modi berkunjung ke Amerika Serikat, beberapa waktu lalu. Di depan sekitar 50.000 warga India-Amerika Serikat di Houston, Texas, Modi disambut dengan sapaan ”Howdy, Modi”.
Saat ini hubungan dagang kedua negara tidak berada dalam kondisi terbaik, justru karena kebijakan proteksi yang diterapkan Modi dan Trump.
Banyak pihak menilai kunjungan perdana Trump ke India akan lebih difokuskan pada agenda ekonomi. Trump, saat berdiri di hadapan sekitar 100.000 warga Ahmedabad menyatakan akan berupaya meningkatkan perdagangan kedua negara, termasuk pertahanan. ”Kami akan mengirim peralatan militer dan tempur terbaik dan yang paling ditakuti ke India,” kata Trump.
Trump juga menjanjikan kerja sama lebih erat dalam pengembangan program luar angkasa dengan India. Tampaknya janji-janji itu merupakan bagian dari upaya mengurangi ketegangan hubungan dagang kedua negara.
Saat ini hubungan dagang kedua negara tidak berada dalam kondisi terbaik, justru karena kebijakan proteksi yang diterapkan Modi dan Trump.
Tarif impor
Saat mengumumkan rencana anggaran tahunan pada 1 Februari lalu, India mengumumkan tarif impor baru bagi peralatan kedokteran dan medis, kacang kenari, mainan, hingga peralatan elektronik. Meski target semula adalah mengurangi impor barang-barang itu dari China, kebijakan tersebut juga berdampak pada produsen asal AS.
Tarif impor baru mewajibkan pengusaha AS mengeluarkan biaya ekstra senilai lebih kurang 600 juta dollar AS. Tarif baru itu mengejutkan delegasi perdagangan AS yang sedang bernegosiasi dengan India. Hasilnya, Robert Lightnizer, wakil AS dalam perundingan dagang itu, membatalkan keikutsertaannya dalam rombongan Trump pada kunjungan kali ini.
AS merupakan rekan dagang kedua terbesar India setelah China. Total nilai dagang kedua negara pada tahun 2018 sebesar 142 miliar dollar, meningkat pesat dari semula hanya 66 miliar dollar pada 2018. Peningkatan itu membuat PDB India naik 7 hingga 8 persen per tahun.
Namun, kebijakan proteksi yang dilakukan oleh India tidak tidak terlepas dari tindakan yang sama yang dilakukan oleh Trump. Pada tahun 2018, Trump menerapkan tarif impor baru untuk baja dan aluminium dari India dan beberapa negara lainnya. Dampaknya, nilai ekspor baja dan aluminium India merosot sekitar 40 persen. Eksportir mesin dan alat-alat elektronik terimbas.
Kerumitan yang melingkupi hubungan dagang kedua negara membuat Pemerintah India tidak ingin terburu-buru menandatangani kerja sama perdagangan baru dengan AS.