Banjir tidak hanya terjadi di Ibu Kota. Di Kota Tangerang Selatan, tepatnya di kawasan Bulak, banjir setinggi lebih dari 1 meter melanda sejak Selasa dini hari. Sebagian warga kini sudah dievakuasi dari rumahnya.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS — Banjir setinggi 1,5 meter merendam wilayah Kampung Bulak, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (25/2/2020). Hujan deras berjam-jam mengakibatkan tanggul air jebol sehingga membanjiri perumahan warga. Sejauh ini, 24 kepala keluarga dilaporkan telah mengungsi.
Anggota Tim Reaksi Cepat (TRC) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tangerang Selatan, Dodi Haryanto, menyampaikan, TRC telah meluncur ke Kampung Bulak sejak Selasa (25/2/2020) pukul 03.00.
Banjir disebabkan hujan deras sejak semalam sehingga mengakibatkan tanggul air jebol sepanjang 15 meter. Air dari tanggul pun mengalir ke perumahan warga.
Tercatat, ada 64 kepala keluarga yang rumahnya terendam banjir. Sebanyak 24 keluarga telah mengungsi ke masjid. Saat ini TRC BPBD Tangerang Selatan masih bersiaga apabila ada warga yang meminta dievakuasi dari dalam rumah.
”Ada bayi juga yang mengungsi. Untuk sementara belum dibutuhkan tenda karena masjid masih bisa menampung warga,” ujar Dodi.
Selain di Kampung Bulak, banjir juga terjadi di Pondok Maharta, Tangerang Selatan. Banjir setinggi 70 sentimeter merendam rumah warga di tiga RT sejak Selasa subuh, tetapi kini ketinggian air sudah menurun menjadi 50 sentimeter.
Untuk evakuasi warga yang terdampak banjir, BPBD Kota Tangsel telah menerjunkan dua perahu landing craft rubber berkapasitas 8-10 orang. Relawan sebanyak 15 orang juga sudah dikerahkan di lokasi banjir.
Di Jakarta, aktivitas pada Selasa (25/2/2020) pagi hingga tengah hari ini masih belum normal. Sejumlah warga kesulitan mencapai tempat tujuan karena genangan yang masih terjadi di sejumlah lokasi. Perjalanan angkutan umum juga belum sepenuhnya normal.
Hujan yang turun sejak Selasa dini hari membuat genangan di sejumlah lokasi permukiman dan jalan. Akibatnya, banyak warga yang memilih bertahan di rumah. Mereka yang hendak melakukan perjalanan ke tempat tujuan juga terkendala jalan yang tergenang.
Di sekitar Stasiun Palmerah, misalnya, penumpukan pengguna angkutan umum terlihat di sepanjang trotoar Jalan Palmerah Timur, tepatnya di depan kantor DPR RI. Mereka menanti terangkut bus transjakarta atau menunggu ojek.
Desi, pekerja swasta, mengaku berusaha memesan ojek daring sejak pukul 09.00. Hingga pukul 10.15, ia belum mendapatkan ojek. ”Mau naik bus transjakarta, susah karena penuh terus,” kata warga Serpong ini.
Adapun layanan bus transjakarta pada Selasa pagi ini belum pulih. Dari informasi di akun resmi Twitter PT Transportasi Jakarta disebutkan bahwa sejumlah koridor tidak beroperasi karena jalan tergenang, seperti Koridor 10, 11, dan 12. Adapula perubahan rute perjalanan bus transjakarta seperti Koridor 2.
Perjalanan kereta rel listrik juga terganggu karena rel di Stasiun Kampung Bandan dan rel di jalur 6 Stasiun Tanah Abang masih tergenang. Akibatnya, KRL rute Bogor/Depok-Jatinegara dan Jakarta Kota-Kampung Bandan belum pulih. KRL rute Tanah Abang-Serpong juga mengalami keterlambatan karena hanya bisa masuk di jalur 5 Tanah Abang.
Aktivitas warga juga belum pulih, antara lain terlihat di pusat perdagangan Mangga Dua. Hingga pukul 09.15, ruas jalan di depan Jalan Mangga Dua Raya juga masih tergenang. Jalan Diponegoro, tepatnya di depan RS Cipto Mangunkusumo, juga masih tergenang sekitar pukul 09.30.
Lalu lintas di jalan protokol, seperti Jalan Sudirman dan Jalan Gatot Subroto, terpantau lengang. Pembatasan kendaraan dengan sistem ganjil-genap ditiadakan untuk Selasa ini.
Adapun kondisi pintu air Manggarai pada pukul 09.30 masih siaga 1. Ketinggian air masih berkisar 930.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, saat berkunjung ke pintu air Manggarai, mengatakan, situasi pintu air ini pada pukul 10.45 sudah siaga 2. Adapun genangan berimbas pada sekitar 200 RW di Jakarta. (ART)