Belasan Bangunan Rusak akibat Hujan dan Angin Kencang di Depok
›
Belasan Bangunan Rusak akibat ...
Iklan
Belasan Bangunan Rusak akibat Hujan dan Angin Kencang di Depok
Hujan deras dan angin kencang yang melanda Kota Depok, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020), mengakibatkan 17 bangunan rusak.
Oleh
J GALUH BIMANTARA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan kerusakan pada 17 bangunan di Kelurahan Cimpaeun, Kecamatan Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa (25/2/2020) dini hari. Bangunan-bangunan itu terdiri dari 16 rumah serta satu pos Sekolah Menengah Pertama Negeri 16 Depok. Tidak ada korban luka ataupun meninggal akibat kejadian tersebut.
”Korban (penghuni) disarankan mencari tempat yang lebih aman mengingat potensi hujan masih tinggi,” ucap Komisaris Besar Yusri Yunus, Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Metro Jaya, Selasa sore.
Kejadian rumah rusak akibat hujan deras dan angin kencang itu dilaporkan warga sekitar pukul 01.00. Laporan tersebut diterima oleh perwira pengawas Inspektur Satu Harun dari warga yang tinggal di RT 002 dan 003 RW 003 Kelurahan Cimpaeun.
Petugas yang mengecek ke lokasi kejadian mendapati delapan rumah di RT 002 yang temboknya roboh dan atapnya rusak. Adapun di RT 003 ditemukan delapan bangunan rumah dengan tembok rusak serta pos SMPN 16 yang juga rusak. Nilai kerugiannya masih dihitung.
Kepolisian Daerah Metro Jaya pada pukul 09.00 mencatat, terdapat 185 lokasi banjir di wilayah Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Kota Bekasi menjadi daerah dengan lokasi banjir terbanyak, mencapai 69 lokasi. Adapun Tangerang Selatan merupakan daerah dengan titik banjir paling sedikit, sebanyak dua lokasi.
”Tidak semua menimbulkan kerawanan, jadi hanya beberapa saja yang agak dalam. Yang lain biasa saja dan saat ini banjir sudah mulai surut,” ucap Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sudjana saat meninjau lokasi banjir di Jelambar, Grogol Petamburan, Jakarta Barat.
Sementara itu, polisi juga menerima laporan penemuan mayat remaja laki-laki yang diduga hanyut terseret aliran Kali Mampang, Jakarta Selatan. Korban diketahui bernama Agus Wijayanto (14), santri salah satu pondok pesantren.
”Korban ditemukan pada Selasa, 25 Februari, sekitar pukul 16.15, oleh seorang saksi yang saat itu sedang bersih-bersih rumah akibat banjir,” ujar Yusri. Lokasi penemuan jasad Agus di bantaran Kali Mampang, di Jalan Mampang Prapatan XVI, Kelurahan Tegal Parang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Tidak semua menimbulkan kerawanan, jadi hanya beberapa saja yang agak dalam.
Sewaktu membersihkan rumah, saksi melihat bagian tubuh manusia dalam keadaan tertelungkup di Kali Mampang. Setelah memastikan bahwa itu tubuh manusia, saksi segera melaporkan ke perangkat RT setempat dan kemudian mengevakuasi jasad ke pinggir kali.
Polisi menerima laporan dari anggota Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Bhabinkamtibmas) Kelurahan Kalibata, Pancoran, tentang Agus yang hanyut sekitar pukul 10.00 saat berenang bersama teman-temannya. Akhirnya, jasad yang ditemukan sudah tidak bernyawa tersebut dipastikan merupakan jasad Agus.