Sebanyak 188 warga negara Indonesia awak kapal (ABK) The World Dream telah dijemput tim evakuasi dengan kapal rumah sakit (KRI) dr Soeharso milik TNI Angkatan Laut. Mereka selanjutnya menjalani observasi.
Oleh
DEONISIA ARLINTA
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sebanyak 188 warga negara Indonesia yang menjadi awak kapal The World Dream telah dijemput oleh tim evakuasi dengan kapal rumah sakit (KRI) dr Soeharso milik TNI Angkatan Laut. Proses pemindahan WNI direncanakan pada Rabu (26/2/2020) pukul 10.00 dan tiba di lokasi observasi di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu pada Jumat (28/2/2020) pukul 03.00.
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto di Jakarta, Selasa, mengatakan, meskipun hasil pemeriksaan dari semua WNI dinyatakan negatif Covid-19, pemeriksaan menyeluruh akan dilakukan kembali setelah mereka dipindahkan ke KRI dr Soeharso. Ini bentuk kewaspadaan terhadap penularan Covid-19.
”Kita tetap melakukan pemeriksaan meski hasil laboratorium pada 5 Februari 2020 menyatakan semua WNI negatif (Covid-19). Pemeriksaan setelah penjemputan kemudian dibawa menuju Pulau Sebaru Kecil. Kami siapkan fasilitas dan kebutuhan di pulau ini,” tuturnya.
Pulau Sebaru Kecil akan menjadi lokasi observasi para WNI yang tiba dari kapal pesiar World Dream. Lokasi ini akan tertutup hanya untuk warga yang diobservasi. Sementara KRI dr Soeharso akan disiagakan sebagai rumah sakit khusus jika ada perawatan ataupun tindakan khusus yang diperlukan. Masa observasi yang dibutuhkan diperkirakan selama 14 hari.
”Jika seiring waktu observasi ditemukan ada penularan (Covid-19), masa observasi akan diubah menjadi dua kali masa inkubasi atau dua kali 14 hari,” kata Achmad.
Di lokasi observasi telah dilengkapi dengan bangunan eksisting dengan fasilitas kamar mandi dan dapur yang memadai. Setidaknya di lokasi itu telah tersedia delapan bangunan dengan 186 tempat tidur. Lokasi ini juga tidak dihuni oleh masyarakat umum sehingga diharapkan tidak menimbulkan kekhawatiran. Selain itu, sejumlah tenaga kesehatan juga disiapkan, meliputi dokter spesialis paru, dokter spesialis penyakit dalam, dokter umum, dan sejumlah perawat.
Rencana pemulangan WNI dari kapal pesiar Diamond Princess yang kini masih berlabuh di perairan dekat Yokohama, Jepang, kata Achmad, masih menunggu keputusan dari Presiden. Dari 78 WNI yang berada di kapal tersebut, sebanyak 9 orang telah terkonfirmasi terinfeksi Covid-19.
”Prinsipnya, kita akan menjemput mereka (WNI di Diamond Princess), tetapi masih butuh koordinasi diplomatik antara Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Jepang terkait rencana penjemputan ini. Ini tidak mudah karena sampai saat ini masih ditemukan kasus positif di kapal tersebut,” ujarnya.
Kewaspadaan ini diperlukan merujuk pada kasus warga negara Amerika yang sebelumnya dinyatakan negaitif Covid-19 menjadi terkonfirmasi positif setelah dijemput dari kapal pesiar tersebut. Kapal Diamond Princess kini dilaporkan telah menjadi pusat penyebaran virus Covid-19 sehingga perlu kewaspadaan yang tinggi. Salah satu kewaspadaan ini dengan meningkatkan masa karantina atau obserbasi menjadi dua kali masa inkubasi, yakni 28 hari.
”Sampai saat ini belum dapat dipastikan kapan akan berangkat (menjemput). Kita sudah siapkan skenario penjemputan dengan pesawat yang sudah memiliki registrasi penerbangan menuju Jepang, yakni dengan Garuda,” katanya.
Surveilans aktif
Achmad menambahkan, surveilans aktif telah dilakukan dalam upaya penelitian epidemologi tekait kasus warga negara Jepang yang terkonfirmasi positif Covid-19 setelah kembali dari Bali. Proses pelacakan kontak masih berlangsung, terutama di hotel yang ditinggali pasien tersebut selama berada di Denpasar, Bali.
”Kami juga telah memberikan edukasi kepada petugas di hotel, yang tidak bisa kami sampaikan lokasinya karena alasan prosedur, untuk mewaspadai jika mengalami gejala penyakit. Melalui Dinas Kesehatan Bali, pelacakan dilakukan berdasarkan identitas dari warga Jepang tersebut,” katanya.
Menurut dia, berdasarkan diagnosis yang dilaporkan, warga Jepang tersebut terinfeksi SARS-coronavirus tipe 2. Dari konsultasi kepada sejumlah pakar, ada dua hal mendasar dari laporan tersebut. Pertama, SARS-coronavirus tipe 2 merupakan penyebab Covid-19. Kedua, SARS-coronavirus tipe 2 merupakan bentuk mutasi dari Covid-19 yang dicurigai menginfeksi tanpa menunjukan tanda ataupun gejala.
”Yang jelas, Pemerintah Indonesai tetap menggalakkan upaya surveilans aktif serta mencegah penyebaran penyakit. Upaya cegah tangkal di semua wilayah Indonesia juga semakin diperketat,” kata Achmad.
Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan Widyawati mengatakan, sampai saat ini semua spesimen yang dicurigai Covid-19 yang diperiksa hasilnya negatif. ”Update kasus spesimen per 24 Februari pukul 18.00, dari 132 pasien yang diambil spesimennya dari 44 rumah sakit di 22 provinsi, hasilnya 132 pasien semua negatif (Covid-19),” ucapnya.