Gempa berkekuatan M 6 mengguncang Pulau Tanimbar, Rabu (26/2) pukul 14.33 WIB. Gempa berpusat di daratan ini berjarak 56 kilometer arah barat laut Kota Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.
Oleh
Ahmad Arif
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Gempa berkekuatan M 6 mengguncang Pulau Tanimbar pada Rabu (26/2/2020) pukul 14.33 WIB. Gempa yang berpusat di daratan ini hanya berjarak 56 kilometer arah barat laut Kota Saumlaki, ibu kota Kabupaten Maluku Tenggara Barat, Provinsi Maluku.
Informasi awal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), kekuatan gempa mencapai M 6,7. Namun, hal ini kemudian direvisi menjadi M 6.
Episentrum gempa terletak di darat dengan koordinat 7.68 Lintang Selatan dan 131.19 Bujur Timur dengan kedalaman 63 km. ”Dengan memperhatikan lokasi episentrum dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi dipicu aktivitas sesar lokal dengan mekanisme pergerakan mendatar,” kata Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono.
Analisis berbasis pemodelan oleh BMKG menunjukkan, gempa ini tidak berpotensi tsunami. Namun, dampak guncangan gempa dilaporkan cukup kuat, yaitu mencapai skala IV MMI di Saumlaki dan skala II di Kota Tual. Skala IV artinya guncangan mampu menggerakkan benda-benda ringan yang digantung.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut. Namun, menurut Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono, gempa ini berpeluang merusak.
”Gempa berpusat di darat sangat jarang terjadi di Tanimbar. Umumnya, gempa bumi besar di kawasan ini berpusat di Palung Banda sebagai akibat pergerakan subduksi,” katanya.
Daryono menambahkan, di Pulau Tanimbar sebenarnya banyak sesar lokal sebagai respons atas pergerakan lempeng dari zona subduksi. Namun, sesar darat di pulau ini belum tertera dalam peta gempa sumber gempa bumi nasional yang diterbitkan Kementerian Pekerjaan Umm dan Permukiman pada 2017.
”Jalur sesar darat di Pulau Tanimbar ini memang belum dipetakan peneliti Indonesia, tapi sudah ada dalam kajian peneliti luar negeri, misalnya oleh Barber dan tim,” kata Daryono. Dalam laporan Barber dan tim (2003) disebutkan, Pulau Yamdena dibelah sesar mendatar dengann arah timur laut-barat daya.