Calon penonton dari China meminta pengembalian pesanan tiket Jakarta International BNI Java Jazz Festival (JJF) karena virus korona. Namun, JJF dipastikan tetap berjalan sesuai rencana.
Oleh
DWI BAYU RADIUS/HERLAMBANG JALUARDI
·4 menit baca
Perhelatan Jakarta International BNI Java Jazz Festival (JJF) dipastikan tetap berlangsung pada 28 Februari-1 Maret 2020 di Kemayoran, Jakarta Pusat. Musisi mancanegara sudah mulai berdatangan, sementara calon penonton dari China meminta pengembalian pesanan tiket.
”Ada (calon) penonton dari luar negeri yang membatalkan. Mereka mengirim surel bahwa mereka berasal dari China, dan tidak diizinkan keluar negaranya. Dengan alasan itu, kami mengabulkan permintaan pengembalian uangnya,” kata Dewi Gontha, President Director PT Java Festival Production, penyelenggara JJF, di Hotel Borobudur, Jakarta, Rabu (26/2/2020).
Pembatalan itu terkait merebaknya virus korona yang telah berlangsung sejak Januari 2020. Sejumlah konser atau festival musik dikabarkan ditunda. Salah satunya adalah konser bintang Korea, Kim Jae-joong, di Jakarta yang semula dijadwalkan berlangsung pada 7 Maret 2020, diundur menjadi 2 Mei mendatang.
Wabah virus korona, ujar Dewi, membuat timnya khawatir. Festival yang telah berjalan selama 15 tahun ini sempat dipertimbangkan untuk diistirahatkan sementara meski Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, Indonesia aman dari virus korona. Dengan sokongan sponsor, Dewi memutuskan Java Jazz Festival jalan terus.
”Kalau festival ini tidak jalan, dampak pemberitaannya justru akan memperburuk citra Indonesia. Itu pertimbangan kami tetap menjalankan festival ini,” kata Dewi.
Walau demikian, ia tetap merasakan dampak penyebaran virus ini. Beberapa calon penonton dari China mengajukan refund, atau permohonan pengembalian uang tiket, melalui surel. ”Tidak terlalu besar pengaruhnya terhadap penjualan tiket,” kata Dewi.
Penyelenggara optimistis perhelatan tahunan ini tetap ramai dikunjungi. Mereka mematok target penonton tahun ini setara dengan jumlah penonton tahun lalu, yaitu 114.000 orang.
Penyelenggara menyarankan penonton membawa perlengkapan kesehatan pribadi, seperti antiseptik untuk tangan (hand sanitizer), tisu beralkohol, ataupun masker. Meskipun demikian, penyelenggara juga menyediakan pencuci tangan di sejumlah titik, seperti di area penjualan cendera mata atau di area kuliner.
Triawan Munaf, Komisaris Utama Garuda Indonesia, salah satu sponsor festival, salut dengan kegigihan penyelenggara. ”Di Asia, di Eropa, banyak event batal (akibat penyebaran virus korona). Tetapi, di sini tetap berjalan, dan orang-orang (dari luar negeri) pada datang,” katanya.
Selain diselenggarakan ketika dunia sedang mewaspadai virus korona, festival ini juga berlangsung di tengah masa puncak intensitas hujan di Jakarta. Dewi mengatakan, pihaknya tak bisa berbuat terlalu banyak terkait cuaca. ”Penonton yang sudah sering ke JJF pasti tahu, ya, setiap penyelenggaraan pasti ada hujannya,” katanya. Antisipasi banjir, katanya, disiapkan pengelola arena bekerja sama dengan instansi pemerintah terkait.
Bintang tamu
Festival itu akan menghadirkan musisi yang sedang naik daun, Omar Apollo dan grup legendaris The Jacksons. Rangkaian acara tahunan tersebut juga diramaikan antara lain Harvey Mason ”Chameleon”, Phil Perry, T-Square, Kiana Lede, RINI, Bruno Major, dan The Free Nationals.
Dewi mengatakan, pihaknya sangat senang mengadakan JJF yang dapat terealisasi berkat dukungan sponsor dan mitra. Mereka selalu memercayai konsep yang diimplementasikan sejak festival itu diadakan.
”Musisi yang mempersiapkan penampilan khusus dan hanya bisa disaksikan di JJF selalu ditunggu penggemarnya,” ujar Dewi. Proyek spesial dan kolaborasi yang akan ditampilkan seperti 7 Bintang. Grup itu merupakan kolaborasi yang berumur panjang dan telah melahirkan hit ”Jalan Masih Panjang”.
Dulu, 7 Bintang beranggotakan Dian Pramana Poetra, Deddy Dhukun, Malyda, Mus Mujiono, Yopie Latul, Trie Utami, dan Atiek CB. Dalam JJF, 7 Bintang terdiri dari Deddy Dhukun, Fariz RM, Mus Mujiono, Trie Utami, Yuni Shara, Ita Purnamasari, dan Memes.
Chrisye Live by Erwin Gutawa with Special Guest Gerald Situmorang menjadi proyek spesial dan kolaborasi lain. Mereka menghadirkan karya-karya Chrisye, sang legenda musik Indonesia, melalui rekaman suara asli. Konser itu disertai dukungan visual yang diambil dari beragam panggung, tur, dan konser tunggal tahun 1994-2003.
Proyek spesial dan kolaborasi Yuni Shara Jazz Project Featuring Glen Dauna, Rega Dauna, Jopie Item, dan Is Pusakata turut meramaikan JJF. Yuni yang telah lama malang melintang dalam belantika musik Indonesia akan tampil bersama Glen dan Rega. Glen juga menjadi direktur musik proyek tersebut. Gitaris legendaris Jopie dan Is dengan lagu-lagu melankolisnya yang laris juga dilibatkan.
Proyek spesial dan kolaborasi lain yang dapat disaksikan, seperti BNI Music Project Featuring Rizky Febrian, Ardhito Pramono, Cantika, Rebecca Reijman, dan Nima Ilayla, serta MJP S4 Featuring Potret dan Fariz RM & Humania. Sementara, Yamaha Music Project menyajikan Andien, Marcell, dan Shanty.
Tiket JJF masih tersedia yang terbagi dalam empat kategori, yaitu 4 Day Pass seharga Rp 1,875 juta, Daily Pass seharga Rp 775.000, Special Show The Jacksons seharga Rp 375.000, dan Special Show Omar Apollo seharga Rp 250.000.
”Festival itu adalah acara untuk menikmati musik, gim, makanan, dan minuman bersama-sama. Harus menghibur pengunjung segala usia dan latar belakang,” ujar Dewi. Tahun ini, penyelenggara JJF juga bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meluncurkan +Jakarta. Kampanye itu memungkinkan industri bekerja sama dengan pemerintah daerah.
Setelah bertahun-tahun didukung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, festival tersebut memberikan validasi ke pasar internasional. Tahun ini juga menandai penyelenggara JJF bekerja sama yang ke-11 kalinya dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Greeners.