Hasil tes pramusim bukan tolok ukur pasti menggambarkan persaingan pada musim balap MotoGP. Honda dan Marc Marquez sering mengalami kendala selama pramusim, seperti pada 2016 dan 2017, tetapi tetap menjadi juara dunia.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·3 menit baca
LOSAIL, SENIN – Marc Marquez pernah dijuluki ”makhluk dari planet lain” oleh pemimpin proyek pengembangan motor Honda RC213V, Takeo Yokoyama. Pada saat pebalap lainnya kesulitan, Marquez selalu bisa menemukan solusi untuk menjinakkan motor yang sangat liar dan sulit dikendalikan itu.
Namun, dia pernah gagal menjinakkan RC213V saat pebalap Yamaha, Jorge Lorenzo, menjadi juara pada 2015 lalu. Pada awal musim ini, Marquez kembali dihadapkan pada tantangan menjinakkan motor barunya yang sangat liar dan sulit berbelok.
Pada 2015, seiring pengembangan mesin yang lebih bertenaga, Marquez kesulitan menemukan cara mengendarai motor tersebut. Dia terjatuh enam kali musim itu dan hanya finis ketiga di bawah dua pebalap Yamaha, Valentino Rossi dan Lorenzo yang juara. Marquez menyebut motor musim itu memiliki karakter agresif yang berlebihan.
Pada pramusim berikutnya, Marquez dan rekan setimnya di Repsol Honda, Dani Pedrosa, kembali dibuat sengsara. Motor mereka masih terlalu sulit dikendalikan. Bahkan, Pedrosa menegaskan, saat keluar tikungan dengan akselerasi agresif, ban belakang motor naik turun. Itu melengkapi masalah sulit belok karena tenaga motor yang sangat besar.
Pada musim pertama penyeragaman perangkat lunak elektronik pengendali mesin (ECU) diberlakukan itu, mencari sumber masalah pun menjadi lebih sulit. Ditambah lagi, motor Honda 2016 juga baru menggunakan counter-rotating crankshaft untuk mengurangi agresivitas dari motor 2015.
Namun, Marquez mampu beradaptasi dengan motor 2016 seiring dengan setelan elektronik yang membaik. Saat paruh musim, dia memimpin klasemen. Marquez mengaku membalap dengan lebih jeli untuk menyesuaikan karakter motor. Musim 2017, dia juga mengalami pramusim yang tidak bagus, tetapi dia bisa juara.
Marquez seperti mengalami metamorfosis yang membuat dirinya berubah menjadi pebalap yang semakin baik, jeli, dan adaptif.
Marquez seperti mengalami metamorfosis yang membuat dirinya berubah menjadi pebalap yang semakin baik, jeli, dan adaptif.
Masa-masa sulit itu kembali terjadi pada awal musim 2020. Marquez bahkan mengaku sempat kehilangan arah untuk mencari solusi. Motor barunya kehilangan kestabilan dan fleksibilitas saat memasuki tikungan. Saat menikung, bagian depan motor mengalami tekanan terlalu besar sehingga tidak bisa menikung dengan cepat.
Secercah cahaya ditemukan oleh Marquez dengan membandingkan pengendalian motor 2019 dan 2020 pada hari terakhir tes di Sirkuit Losail, Qatar, Senin (24/2/2020), yang berakhir Selasa tengah malam WIB.
”Sekali lagi, pada hari terakhir tes di Qatar, kami menemukan jalan. Jadi, ini sebuah senyuman kecil. Masih ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan karena (tim-tim) yang lain memiliki pace yang bagus, tetapi jam-jam terakhir (tes) sangat bagus,” ujar Marquez dikutip Crash.
Marquez sekali lagi menunjukkan dirinya terus bermetamorfosis. Itu akan menjadi faktor kuncinya dalam upaya merebut gelar juara dunia ketujuh musim ini. Maka dari itu, hasil tes Yamaha dan Suzuki yang bagus di Sepang dan Losail belum bisa menjadi jaminan mereka akan juara. Pada 2016 dan 2017, Yamaha juga sangat dominan di pramusim. Namun, semua itu berubah saat musim balapan bergulir. Musim lalu pun juga demikian. Vinales, yang melesat pada tes pramusim, justru terseok-seok hingga balapan di Assen.
Vinales, pada tes hari terakhir kemarin, membuat catatan waktu tercepat. Dia juga mampu menjaga pace pada 1 menit 54 detik, sama dengan dua pebalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo dan Franco Morbidelli. Optimisme Vinales pun membubung tinggi, apalagi dia masih bisa konsisten dengan ban yang aus.
”Jujur, saya menikmati tiga hari terakhir (22-24 Februari) dengan sangat banyak mengendarai motor. Sudah pasti ini akan menjadi pekan yang panjang. Jadi, saya tidak sabar menunggu Jumat depan dan khususnya Minggu di garis start,” ujarnya mengacu pada balapan seri pertama di Losail, Minggu (8/3/2020).
Setali tiga uang, pebalap Suzuki, Alex Rins, pun berharap musim ini akan menjadi milik mereka. ”Sekarang saya hanya harus menunggu hari balapan. Motor Suzuki ini lebih konsisten, lebih cepat di lintasan lurus, dan lebih stabil saat pengereman dibandingkan dengan musim lalu,” kata pebalap Spanyol itu kepada GPOne.