Pemerintah Kota Bekasi memohon maaf kepada warga Kota Bekasi, Jawa Barat, karena belum optimal mengatasi masalah banjir yang kembali melanda Kota Bekasi, Jawa Barat.
Oleh
Stafanus Ato/ I Gusti Agung Bagus Angga Putra/Laksana Agung Saputra
·4 menit baca
BEKASI, KOMPAS — Berdasarkan data Pemerintah Kota Bekasi, ada 11 dari 12 kecamatan di Kota Bekasi terendam banjir, pada Selasa (25/2/2020). Total ada 31 lokasi banjir yang tersebar di 11 kecamatan dengan ketinggian air mulai dari 50 sentimeter sampai 150 cm. Wakil Wali Kota Bekasi Tri Adhianto mengatakan, banjir yang melanda Kota Bekasi pada Selasa ini tidak separah kejadian di awal Januari 2020. Namun, ia mengaku cakupan banjir meluas.
”Tetapi ini hanya limpasan karena kalau waktu 1 Januari, ada tanggul yang jebol,” kata Tri, di Kota Bekasi. Ia menambahkan, Pemerintah Kota Bekasi memohon maaf karena belum optimal mengatasi masalah banjir di Bekasi. Namun, warga diimbau tidak takut untuk mengungsi karena pemerintah sudah menyiapkan tenda evakuasi dan menjamin kebutuhan warga terdampak.
Terkait penyelesaian masalah banjir, kata Tri, solusi yang harus dilakukan, yakni menormalisasi sejumlah sungai yang melintasi Kota Bekasi, seperti Kali Bekasi dan Kali Cakung. ”Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sudah mengalokasikan anggaran Rp 4,5 triliun untuk normalisasi Kali Bekasi. Saat ini masih proses tender dan review desain,” katanya.
Telan korban jiwa
Dari data Pemerintah Kota Bekasi, per Selasa, pukul 14.00, diketahui, jumlah warga yang mengungsi mencapai 2.575 keluarga. Sementara itu, warga yang meninggal sebanyak satu orang atas nama Faizin (52). Pria separuh baya itu tewas akibat tersengat aliran listrik di rumahnya di Kampung Mulya Jaya, Harapan Mulya, Medan Satria, karena tidak sengaja menginjak kabel yang masih ada aliran listrik.
Andre, saksi di tempat kejadian, mengatakan, korban tersengat listrik saat akan mencabut colokan stop kontak pompa air di rumahnya. Saat itu, ketinggian banjir di rumah itu sudah sekitar 20 cm. ”Jadi, saat mau cabut colokan, kakinya sudah terendam air dan langsung mental. Langsung jatuh dan tidak sadarkan diri dan ada luka di tangan,” katanya.
Peristiwa memilukan itu menambah daftar warga yang tewas akibat sengatan listrik.
Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Wijonarko mengatakan, korban tewas di tempat karena menginjak kabel listrik yang tersambung ke pompa air. Keluarga korban kemudian menolak jasad korban diotopsi dan langsung dibawa pulang ke rumah. Peristiwa memilukan itu menambah daftar warga yang tewas akibat sengatan listrik.
Sebelumnya, warga lain bernama Pisin (45) yang tewas pada Minggu (23/2) dini hari. Jasad Pisin ditemukan warga pada pagi harinya di kawasan Kelurahan Pejuang, Medan Satria, Kota Bekasi, dalam genangan air. Ia diduga tewas tersengat listrik saat hujan deras dan banjir mengguyur Bekasi pada Sabtu (22/2) malam.
Tanggap darurat
Banjir berskala besar juga melanda Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, pada Selasa. Total ada 20 kecamatan di kabupaten itu terendam banjir. Bupati Bekasi Eka Supria Atmaja kemudian menetapkan tanggap darurat bencana di Kabupaten Bekasi selama satu minggu, dari tanggal 25 Februari-2 Maret 2020. Banjir yang melanda daerah itu akibat curah hujan tinggi.
”Karena curah hujan yang cukup tinggi, menyebabkan bencana banjir terjadi. Laporan terakhir BPBD ada 20 Kecamatan di Kabupaten Bekasi yang terdampak bencana banjir,” kata Eka dalam keterangan pers yang diterima Kompas, Selasa, sore. Pemerintah Kabupaten Bekasi, kata Eka, sudah mengambil langkah penanganan bencana banjir di Kabupaten Bekasi dengan dibantu TNI, Polri, serta sukarelawan.
Beberapa langkah yang diambil, yakni mengevakuasi warga yang terdampak, mendirikan posko bantuan, dapur umum, serta mendistribusikan bantuan berupa makanan, logistik, ataupun pakaian bersih. ”Kami juga akan mengaktifkan posko-posko yang ada di kecamatan, desa, dan kelurahan untuk tetap siaga mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang bisa terjadi, mengingat curah hujan yang masih tinggi,” kata Eka.
PUPR ambil alih
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono menyatakan, pemerintah tengah mengevaluasi kajian konsultan tentang perbaikan sistem ”Bekasi memang belum kita sentuh secara sistem. Ada Sungai Cileungsi dan Sungai Cikeas di hulunya yang kemudian menjadi Kali Bekasi. Ini baru kita tangani ruas per ruas. Tapi kita sudah punya desain secara keseluruhan,” kata Basuki.
Saat ini, Basuki melanjutkan, Kementerian PUPR sedang melakukan value engineering atas kajian yang dilakukan oleh konsultan. ”Jadi kami review, apakah sudah benar, termasuk biayanya. Perhitungan konsultan, butuh anggaran Rp 4,4 triliun untuk memperbaiki Sungai Bekasi dari hulu sampai hilir, termasuk membangun Bendungan Narogong,” kata Basuki.
Tangerang
Di Kota Tangerang, kemarin, tercatat 11 kelurahan dilanda banjir. Kelurahan Periuk terdampak paling parah dengan ketinggian air mencapai 1,5 meter. Sejak Januari 2020, Kelurahan Periuk sudah empat kali dilanda banjir. Mengacu pada data BPBD Kota Tangerang, kelurahan yang dilanda banjir, antara lain Gebang Raya, Periuk, Pedurenan, Karang Mulya, Jatiuwung, Benda, Batuceper, Tajur, Petir, Gondrong, dan Pinang.
Kelurahan Periuk, terutama di Perumahan Garden City, dilanda banjir sejak tiga hari lalu. Kepala Polda Metro Jaya Inspektur Jenderal Nana Sujana bersama Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah meninjau lokasi. Menurut Nana, ada 1.882 orang terdampak banjir di Periuk. Pemerintah Kota Tangerang, lanjutnya, telah mengoperasikan 14 pompa yang menyedot air untuk dialirkan ke sungai.