Upaya penanganan banjir di Perumahan Garden City terkendala Sungai Ledug yang masih meluap. Padahal, Sungai Ledug diharapkan bisa menjadi lokasi pembuangan air banjir.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Upaya penyedotan air banjir di Perumahan Garden City, Tangerang, Banten, Rabu (26/2/2020), menemui kendala. Empat unit mesin pompa air tidak bisa digunakan lantaran Sungai Ledug sebagai lokasi untuk membuang air masih meluap.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang Feby Darmawan mengatakan, dari 11 kelurahan yang terdampak banjir di Kota Tangerang, banjir di 10 kelurahan terpantau sudah surut.
”Banjir di Kota Tangerang sebagian besar sudah surut, hanya masih tersisa di Kelurahan Periuk, tepatnya di Perumahan Garden City,” ujar Darmawan saat dihubungi.
Upaya penanganan banjir di Perumahan Garden City terkendala Sungai Ledug yang masih meluap. Padahal, Sungai Ledug diharapkan bisa menjadi lokasi pembuangan air banjir. Oleh karena itu, kendati terdapat empat unit mesin pompa air, warga tidak bisa menggunakannya.
Kendala itu mengakibatkan penanganan banjir di Perumahan Garden City belum optimal. Ketinggian air masih sekitar 80 sentimeter dari sehari sebelumnya yang mencapai 1,5 meter.
”Percuma saja mengaktifkan pompa air. Hanya menghabiskan bahan bakar,” ujar Syamsuddin, Ketua Rukun Warga 025 Kelurahan Gebang Raya, Periuk, Kota Tangerang.
Akibatnya, sebagian aktivitas warga Kelurahan Periuk, khususnya di Perumahan Garden City, belum bisa berjalan normal. Sebagian pedagang di Pasar Tradisional Wisma Harapan masih belum bisa berjualan karena kiosnya tergenang air. Para pengungsi pun kebanyakan memilih bertahan di pengungsian karena banjir belum sepenuhnya surut.
Banjir juga menyebabkan jalan penghubung antara Perumahan Garden City dan Perumahan Total Persada masih terputus. Warga dari Perumahan Total Persada yang hendak menuju jalan besar harus diangkut menggunakan perahu darurat milik BPBD.
Sekolah banjir
Kegiatan belajar mengajar di SMAN 15 Tangerang pun belum bisa berjalan seperti biasa. Sekolah ini sempat terendam air hingga ketinggian 50 sentimeter. Saat ini air sudah mulai surut. Ketinggian air di halaman sekolah kini terpantau hanya mencapai 10 sentimeter.
Saat banjir, air masuk hingga ke ruang kelas dan merusak lantai kelas hingga jebol. Meski demikian, komputer, meja, dan kursi kelas selamat dari terjangan banjir.
Kepala Sekolah SMAN 15 Tangerang Roni Yunardi mengakui banjir cukup menghambat kegiatan belajar mengajar. Sebanyak 16 ruang kelas yang sempat terdampak banjir sebagian belum bisa digunakan. Guru-guru pun banyak yang terlambat tiba di sekolah karena akses jalan menuju sekolah terputus akibat banjir.
”Karena masih ada air menggenang di halaman sekolah, kami memutuskan untuk memulangkan siswa lebih awal,” ujar Roni.