Tina Toon mengaku geram dengan banjir yang terus berulang dalam waktu berdekatan.
Oleh
Soelastri Soekirno
·2 menit baca
Banjir yang kelima kali dalam dua bulan terakhir di kawasan Kelapa Gading, Cilincing membuat Tina Toon yang kini menjadi anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta, geram dan geregetan. “Ini saya terjebak lagi di dalam rumah, tak bisa ke mana-mana,” ujar Tina pada Selasa (25/2/2020) pagi di Jakarta.
Sejak awal 2020, Tina setidaknya sudah empat kali terjebak di dalam rumah karena wilayah di sekitarnya kebanjiran. Pada libur Tahun Baru 2020 dan Imlek ia terjebak di rumah Oma-nya yang juga berada di Kelapa Gading. Pekan lalu, ia terjebak lagi di rumah Oma-nya dan Senin dan Selasa, ia terjebak di rumahnya sendiri.
Tina Toon mengaku geram dengan banjir yang terus berulang dalam waktu berdekatan. “Banjir pertama 1 Januari 2020 anggap saja musibah. Banjir kedua pas Imlek, saya masih maklum, tapi pada banjir ketiga masak keadaan masih sama sih. Banjir baru hilang setelah tiga hari. Itu berarti tak ada antisipasi dong,” lanjut Tina yang mengarahkan kegeramannya pada pemerintah.
Ia makin geram karena korban banjir sebagian adalah kalangan tak berpunya. “Barang mereka rusak semua karena kena air, terutama furnitur, belum barang lain yang hanyut. Pengungsian para lansia dan anak-anak juga harus segera dilakukan. Kasihan dong mereka,” tambahnya.
Senin (24/2/2020), Tina mengecek kondisi pompa air di depan Artha Gading Mall, Kelapa Gading Barat, Jakarta Utara. Di sana ia bertemu Wali Kota Jakarta Utara Sigit Wijatmoko, kepala suku Dinas Sumber Daya Air, camat dan lurah setempat. Ia mendapati ada pompa untuk menyedot air banjir ternyata rusak.
“Saya tak menyalahkan pak wali kota, kepala suku dinas SDA, camat, lurah karena mereka sudah bekerja, tetapi untuk memperbaiki atau mendapat pompa baru harus ada uang dari Pemprov DKI Jakarta. APBD DKI Jakarta itu besar loh Rp 87,9 triliun. Masak soal amat penting begini tak segera didahulukan?,” tanya Tina berapi-api.
Ancaman banjir yang makin kerap terjadi membuat Tina tak bisa tidur ketika hujan mulai turun. Ia khawatir, banjir tiba-tiba datang lagi dan membuat warga menderita lagi. (TRI)