Pasien Meninggal Terinfeksi Flu Babi, Masyarakat Diimbau Tak Paranoid
›
Pasien Meninggal Terinfeksi...
Iklan
Pasien Meninggal Terinfeksi Flu Babi, Masyarakat Diimbau Tak Paranoid
Setelah meninggal dan dinyatakan negatif Covid-19, pasien dalam pengawasan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi dipastikan terinfeksi virus H1N1 atau flu babi. Masyarakat diimbau tak paranoid akan virus itu.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Pasien dalam pengawasan di Rumah Sakit Umum Pusat Dr Kariadi, Semarang, yang meninggal dan dinyatakan negatif Covid-19 dipastikan terinfeksi virus H1N1 atau flu babi. Masyarakat diimbau tak paranoid karena status pandemi virus tersebut sudah lewat sebab terjadi pada periode 2009-2010.
”Kami tegaskan, virus H1N1 ini pemicu, sedangkan penyebab kematian pasien ialah bronkopneumonia berat. H1N1 ini sebenarnya flu yang biasa terjadi. Pernah menjadi (status) pandemi pada 2009-2010,” kata anggota tim dokter Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr Kariadi, Fathur Nurcholis, Kamis (27/2/2010).
Fathur menjelaskan, pada saat awal mengalami mutasi atau berubah, virus akan lebih mematikan. Namun, masa-masa berbahaya tersebut sudah lewat. Ia pun meminta masyarakat tidak takut atau paranoid akan virus itu, tetapi tetap selalu menjaga kesehatan.
Sebelumnya, seorang pasien laki-laki berusia 37 tahun, yang masih dalam pengawasan RSUP Dr Kariadi terkait Covid-19, meninggal pada Minggu, 23 Februari. Namun, hasil uji laboratorium di Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan—yang baru keluar pada Senin, 24 Februari—menunjukkan pasien dinyatakan negatif Covid-19.
Balitbangkes kemudian menguji lebih jauh, hingga terkonfirmasi pasien itu terinfeksi H1N1. Adapun hasil pengujian disampaikan kepada pihak RSUP Dr Kariadi pada Rabu (26/2/2020) malam. Virus H1N1 tersebut yang kemudian memicu bronkopneumonia berat pada pasien hingga meninggal.
Bronkopneumonia merupakan peradangan yang menyebabkan kerusakan pada parenkim paru-paru dan saluran pernapasan. Lemahnya daya tahan tubuh pasien membuat kondisi bertambah parah.
Saat mewabah, lanjut Fathur, flu babi juga disebut flu spanyol karena berasal dari negara itu. Pasien dalam pengawasan yang meninggal di RSUP Dr Kariadi memiliki riwayat perjalanan ke Spanyol, lalu transit di Dubai, Uni Emirat Arab, hingga tiba di Indonesia pada 13 Februari.
Pasien dalam pengawasan yang meninggal di RSUP Dr Kariadi memiliki riwayat perjalanan ke Spanyol.
Berdasarkan catatan Kompas, wabah virus H1N1 pada 2009 juga berdampak di Indonesia. Per 30 Agustus 2009, Departemen Kesehatan mencatat, 1.055 orang terinfeksi virus tersebut, delapan di antaranya meninggal. Sebagai perbandingan saat itu, 114 orang meninggal di Thailand dan 68 meninggal di Malaysia (Kompas, 31 Agustus 2009).
Fathur menuturkan, tidak semua pasien terkonfirmasi negatif Covid-19 spesimennya diuji lebih lanjut. ”Skala prioritasnya pada Covid-19 karena memang virus itu yang sedang diwaspadai dan menjadi masalah global. Sementara pasien meninggal ini diperiksa lebih jauh dan hasilnya virus H1N1,” ujarnya.
Ketua Tim Penyakit Infeksi New Emerging dan Re Emerging RSUP Dr Kariadi Muchlis Achsan Udji menambahkan, setelah pasien dalam pengawasan dinyatakan negatif Covid-19, masyarakat tetap harus berhati-hati dan waspada, tetapi tidak berlebihan. Yang utama, menjaga kesehatan diri.
Hingga saat ini, total sudah ada 10 pasien dalam pengawasan terkait Covid-19 di RSUP Dr Kariadi. Sembilan pasien telah dinyatakan negatif (satu meninggal, delapan pulang). Sementara satu pasien, perempuan berusia 25 tahun warga negara Indonesia, masih dirawat dan menunggu hasil pengujian laboratorium.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jateng Yulianto Prabowo mengimbau seluruh masyarakat agar tidak takut dan panik menyikapi kasus ini. Apalagi, ia memastikan hingga kini belum ada satu pasien pun dalam pengawasan yang dinyatakan positif Covid-19.