Pegang ”Boarding Pass”, Ratusan Calon Jemaah Umrah Gagal Berangkat
›
Pegang ”Boarding Pass”,...
Iklan
Pegang ”Boarding Pass”, Ratusan Calon Jemaah Umrah Gagal Berangkat
Ratusan penumpang maskapai penerbangan tujuan Madinah dan Jeddah di Arab Saudi, yang akan berangkat umrah, tertahan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten.
Oleh
ERIKA KURNIA
·5 menit baca
TANGERANG, KOMPAS — Ratusan penumpang maskapai penerbangan tujuan Madinah dan Jeddah di Arab Saudi yang akan berangkat umrah tertahan di Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten. Perjalanan mereka tertunda setelah pihak maskapai mengikuti keputusan Pemerintah Arab Saudi untuk menangguhkan sementara kedatangan jemaah umrah dari luar negeri.
Kamis (27/2/2020), ratusan calon jemaah dari sejumlah daerah yang terbang menggunakan pesawat asing, seperti Saudi Airlines dan Oman Air, tertahan di area check in Terminal 3 Keberangkatan Internasional. Mereka yang bahkan sudah mengantongi boarding pass kini dirundung ketidakpastian.
Abdul (37), calon jemaah asal Yogyakarta, yang harusnya berangkat ke Madinah sekitar pukul 15.00 WIB, tidak mengetahui sama sekali bahwa keberangkatan mereka akan ditahan. Meski mendengar isu penangguhan tersebut Kamis pagi saat akan berangkat ke Jakarta dari Yogyakarta, menurut dia, masih ada harapan.
”Sampai di sini pukul 10.00 tadi kami masih bisa check in dan dapat boarding pass. Tapi, pukul 12.10 tiba-tiba ada perintah bahwa kami enggak bisa berangkat. Padahal, barang-barang sudah ada yang masuk ke bagasi juga,” tuturnya saat ditemui Kompas.
Abdul yang pergi dengan 13 orang lain dari rombongan yang sama kini tidak tahu harus bagaimana. Ia dan rekan seperjalanannya, Agus (46), juga menyadari bahwa keputusan itu di luar kekuasaan agen perjalanan yang membawa mereka atau Pemerintah Indonesia.
”Kami belum tahu mau pulang apa enggak. Bagasi kami udah masuk sebagian walau sebagian sudah dikeluarkan lagi. Belum ada rencana, masih belum bisa ngomong apa-apa juga,” ujarnya.
Sementara itu, Ninin (47), calon jemaah umrah asal Tangerang, yang akan berangkat ke Arab Saudi sekitar pukul 17.00 WIB, juga belum mengetahui nasibnya dan rombongan yang berjumlah 30 orang.
”Saya, sih, udahtau (kabar penangguhan), tapi udah telanjur datang. Usaha dululah kita,” lanjutnya.
Rohli, petugas handling penerbangan haji dan umrah Bandara Soekarno-Hatta, mengatakan, sampai saat ini sudah ada 150 pemegang boarding pass yang dipastikan tidak bisa berangkat ke Arab Saudi.
”Sudah ada 150 boarding pass penumpang dari tiga agen perjalanan yang ditarik lagi. Itu semua khusus penumpang umrah, dengan waktu boarding pukul 14.55,” ucapnya.
Menurut kabar yang ia dapat, maskapai penerbangan dengan tujuan Arab Saudi yang akan berangkat hari ini diperkirakan membawa sekitar seribu penumpang. Maskapai itu antara lain Emirates, Saudi Airlines, Etihad, Oman Airways, Srilanka Airways, Garuda Indonesia, dan Lion Air.
Corporate Communication Strategic of Lion Air Group Danang Mandala Prihantoro menyebutkan, Lion Air senantiasa berkoordinasi dengan otoritas penerbangan setempat di Arab Saudi serta akan terus mengumpulkan data dan berbagai keterangan.
”Lion Air akan menyampaikan pemberitahuan kepada para tamu jemaah dan mitra sesuai perkembangan lebih lanjut,” ucap Danang.
Adapun pihak Angkasa Pura (AP) II mengatakan masih berkoordinasi dengan pihak terkait operasionalisasi untuk menangani penumpang bandara yang tertahan. Hal itu disampailam Yado Yarisnano dari Humas AP II, yang dihubungi Kompas siang ini.
Penjadwalan ulang
Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi, yang dihubungi Kompas, mengatakan telah menyarankan semua agen perjalanan umrah untuk melakukan upaya penjadwalan ulang terhadap vendor, seperti penerbangan, visa, dan hotel.
”Yang paling penting, koordinasi ke hotel dan penerbangan untuk tiket karena itu komponen terbesar (pembiayaan umrah). Kami akan coba dekati mereka agar jemaah sepaham, itu bukan kesalahan kita, tapi karena kasus virus ini,” tuturnya.
Ia pun mengimbau agar calon jemaah yang telah memegang visa tetap tenang dan mau menunggu perkembangan kebijakan dari Pemerintah Arab Saudi. Ia memperkirakan, saat ini ada 50.000-60.000 calon jemaah yang sudah memegang visa untuk perjalanan 15 hari ke depan.
Potensi uang yang hilang jika perjalanan calon jemaah umrah dibatalkan diperkirakan mencapai Rp 1 triliun, dihitung dari rata-rata biaya perjalanan Rp 20 juta per orang. Setiap bulan, rata-rata 110.000 orang Indonesia pergi umrah ke Arab Saudi.
Yang paling penting, koordinasi ke hotel dan penerbangan untuk tiket karena itu komponen terbesar (pembiayaan umrah). Kami akan coba dekati mereka agar jemaah sepaham, itu bukan kesalahan kita, tapi karena kasus virus ini.
Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arab Saudi melalui kantor berita Arab Saudi, SPA, pada Kamis pagi menyatakan menghentikan sementara layanan ibadah umrah dan kunjungan ke Masjid Nabawi di Madinah terkait penyebaran virus korona tipe baru atau Covid-19. Penghentian kunjungan sementara juga diterapkan bagi turis asal negara-negara yang dikonfirmasi terjangkit wabah tersebut.
Meski keputusan bersifat sementara, Pemerintah Arab Saudi tidak menjelaskan sampai kapan penghentian sementara tersebut diberlakukan. Juga belum diketahui, apakah keputusan ini akan berdampak pada penyelenggaraan ibadah haji yang bakal jatuh pada akhir Juli mendatang.
”Arab Saudi kembali menyatakan dukungan terhadap langkah-langkah internasional untuk membatasi penyebaran virus ini dan mengimbau kepada warganya untuk melakukan langkah-langkah kewaspadaan sebelum bepergian ke negara-negara yang terjangkit wabah virus korona,” kata Kemlu Arab Saudi.
Arab Saudi, selaku pengelola dua tempat paling suci bagi umat Islam, yakni Mekkah dan Madinah, menerima jutaan pengunjung umat Islam dari sejumlah negara sepanjang tahun. Kunjungan ibadah itu berpuncak pada musim haji.
Sementara itu, virus Covid-19 yang berasal dari kota Wuhan, China, akhir tahun lalu, telah menyebar di lebih dari 40 negara. Sampai saat ini, virus itu menginfeksi sekitar 80.000 orang dan menewaskan lebih dari 2.700 orang.
Sejauh ini, tidak ada laporan kasus Covid-19 di Arab Saudi. Meski demikian, negara itu dikelilingi oleh beberapa negara tetangga yang sudah melaporkan adanya penularan virus tersebut.
Episentrum penyebaran kasus-kasus baru wabah Covid-19 untuk pertama kali pada Rabu, 26 Februari, diambil alih oleh negara-negara lain. Iran dan Italia saat ini mengalami peningkatan kasus baru secara cepat.
Iran menjadi pusat utama penyebaran wabah Covid-19 di kawasan Timur Tengah. Selain itu, negara-negara Teluk, seperti Kuwait dan Bahrain, juga melaporkan adanya kasus tambahan pada pekan ini.
Asia melaporkan ratusan kasus baru, sementara Brasil mengonfirmasi adanya penularan virus tersebut untuk pertama kali di Amerika Latin. Virus itu untuk pertama kali juga terdeteksi di sejumlah negara, seperti Pakistan, Swedia, Norwegia, Yunani, Romania, dan Aljazair.