Pemain Real Madrid kehilangan konsentrasi pada 10 menit terakhir menghadapi Manchester City. Tren buruk ini menggerus kepercayaan diri pemain. Pasca-Ronaldo, Madrid belum memiliki sosok yang bisa menenangkan pemain.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
MADRID, KAMIS — Kekalahan Real Madrid dari Manchester City, 1-2, pada laga pertama babak 16 besar Liga Champions di Stadion Santiago Bernabeu, Kamis (27/2/2020) dini hari WIB, semakin membuktikan bahwa Real kehilangan figur yang bisa menenangkan mereka. Pemain Real merasa gelisah dan kemudian membuat kesalahan yang akhirnya menguntungkan City.
Real sebenarnya sudah percaya diri bisa memenangi laga itu ketika Isco memberikan keunggulan 1-0 pada menit ke-60. Real adalah tim yang sudah meraih 13 trofi Liga Champions dan malam itu bermain di rumah sendiri. Wajar jika mereka menjadi kubu yang paling tenang dan percaya diri.
Namun, kenyataan berkata lain. City bisa membalikkan keadaan setelah Gabriel Jesus menyamakan kedudukan pada menit ke-78. Permainan Real mulai berantakan dan bek Dani Carvajal melanggar Raheem Sterling di kotak penalti. Gol kemenangan City pada menit ke-83 pun dicetak oleh Kevin de Bruyne dari titik putih.
Situasi memburuk ketika sang kapten Real, Sergio Ramos, diganjar kartu merah karena menjatuhkan Jesus. Itu merupakan kartu merah yang ke-26 bagi Ramos selama membela Real. Kerugian bagi Real karena mereka tidak akan diperkuat Ramos saat menjalani laga kedua di kandang City.
”Permainan berubah dalam 10 menit terakhir. Kami sudah tampil bagus dan sangat menyakitkan ketika kami banyak melakukan kesalahan pada menit-menit akhir,” ujar Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane. Dalam 10 menit terakhir itu, Zidane mengakui pemainnya kehilangan konsentrasi dan bukan karena kelelahan.
Hilangnya konsentrasi itu menjadi catatan penting bagi Zidane saat ini. Real yang biasanya tampil tenang dan selalu fokus, baik di kandang maupun saat tandang, kini bermain dalam ketakutan. Pada laga City, mereka kehilangan konsentrasi karena takut menelan kekalahan lagi.
Bulan Februari ini menjadi periode buruk bagi Real. Dalam lima laga terakhir di semua kompetisi, mereka hanya menang satu kali dan sudah kalah tiga kali. Dua kekalahan di antaranya terjadi di Santiago Bernabeu.
Tren buruk itu bermula ketika mereka dikalahkan Real Sociedad, 3-4, pada babak perempat final Copa del Rey. Pada laga berikutnya di ajang Liga Spanyol, Real ditahan imbang Celta Vigo, 2-2, dan dikalahkan Levante, 0-1. Posisi mereka di puncak klasemen Liga Spanyol telah direbut Barcelona.
”Saya tidak mengerti (kenapa Real terus menerus tampil buruk). Dalam tiga atau empat bulan lalu kami masih tampil bagus dan sekarang kami menjalani laga-laga yang sangat rumit,” kata Zidane dikutip AS. Zidane merasa tugas pertama yang harus segera ia lakukan adalah membangun kekompakan dan kepercayaan diri tim.
Pasca-Ronaldo
Tidak bisa dimungkiri, Real saat ini jauh berbeda dengan ketika masih diperkuat Cristiano Ronaldo. Real yang sekarang tidak lagi memiliki mesin gol meski masih ada penyerang seperti Karim Benzema dan Gareth Bale.
Hal terpenting lainnya yang hilang sejak kepergian Ronaldo, kata jurnalis Marca, Ruben Jimenez, adalah ketenangan. Kamera televisi selalu memperlihatkan wajah Ronaldo yang penuh percaya diri ketika Real akan bertanding. ”Saat Ronaldo menatap Anda, Anda akan percaya,” katanya.
Namun, ”obat penenang” yang ada dalam diri Ronaldo itu sudah tidak ada. Pemain Real kehilangan sosok yang bisa menjadi pegangan mereka di lapangan. Ketika lawan bermain lebih baik, pemain Real tidak bisa lagi menggantungkan Ronaldo untuk membuat keajaiban dan membalikkan keadaan.
Real sudah berusaha mencarikan mesin gol yang baru pada sosok Eden Hazard. Sayangnya, pemain asal Belgia itu lebih sering menjalani perawatan untuk memulihkan cedera. Hazard sendiri kehilangan momentum untuk bersinar bersama Real pada musim ini.
Meski demikian, Zidane telah mengajak pemainnya untuk bangkit karena bakal ada laga yang tidak kalah penting di depan mata, yaitu laga el clasico melawan Barcelona, Minggu (2/3/2020) pagi WIB. ”Laga itu (el clasico) menjadi kesempatan bagi kami untuk bangkit,” kata Zidane.
Manajer Manchester City Pep Guardiola percaya bahwa tim sekelas Real adalah tim yang tidak mudah menyerah. Oleh karena itu, ia sangat mewaspadai pembalasan Real pada laga kedua yang akan berlangsung pada pertengahan Maret mendatang. ”Pertarungan ini belum selesai. Jika ada satu tim yang bisa bangkit dari kekalahan, tim itu adalah Real Madrid,” kata Guardiola. (AP/AFP)