Petenis rupawan Rusia, Maria Sharapova, memutuskan mundur dari dunia tenis profesional yang telah membesarkan namanya.
Oleh
Johanes Waskita Utama
·1 menit baca
Enam belas tahun setelah mengejutkan dunia dengan menjuarai turnamen tenis Grand Slam Wimbledon 2004 pada usia 17 tahun, petenis putri Rusia, Maria Sharapova, memutuskan gantung raket, Rabu (26/2/2020). Kombinasi kemampuan teknis yang mumpuni, hasrat untuk menang, wajah rupawan, dan ucapannya yang kerap kontroversial menjadikan petenis kelahiran Nyagan, Rusia, 19 April 1987, ini dengan cepat menjadi salah satu ikon tenis dunia.
Berbeda dengan sebagian bintang tenis yang umumnya menggunakan turnamen tertentu sebagai momen untuk pensiun, Sharapova menyatakan mundur dengan cara yang memperlihatkan kepribadiannya: menulis esai yang dimuat secara eksklusif di dua majalah fashion dan gaya hidup, Vogue dan Vanity Fair.
Dia mundur sebagai salah satu dari hanya sepuluh petenis putri yang merebut gelar juara di keempat turnamen Grand Slam: Wimbledon (2004), AS Terbuka (2006), Australia Terbuka (2008), dan Perancis Terbuka (2012, 2014). Namun, kariernya kerap terganggu cedera bahu dan belakangan ternodai kasus doping setelah terbukti mengonsumsi meldonium.
Setelah kembali dari masa skorsing, Sharapova kesulitan menemukan kembali performanya dan memutuskan mundur dari dunia yang membesarkan namanya dalam usia 32 tahun.