Brigid Kosgei Berhak Menyandang Gelar ”Ratu Maraton” Dunia
›
Brigid Kosgei Berhak...
Iklan
Brigid Kosgei Berhak Menyandang Gelar ”Ratu Maraton” Dunia
Pelari jarak jauh putri asal Kenya, Brigid Kosgei, kini berhak menyandang predikat sebagai ”ratu maraton” dunia. Rekor dunia maratonnya yang dicetak di Chicago, akhir 2019, telah diratifikasi World Athletics.
Oleh
korano nicolash lms
·3 menit baca
MONAKO, JUMAT — Brigid Kosgei (26), pelari asal Kenya, kini berhak menyandang status pelari putri maraton tercepat di dunia setelah Badan Atletik Dunia (World Athletics) meratifikasi rekornya pada Maraton Chicago, Oktober 2019. Selain itu, World Athletics juga meratifikasi rekor dunia di nomor estafet
4 x 400 meter indoor.
Keputusan ratifikasi kedua rekor dunia itu disampaikan World Athletics dalam siaran persnya, Kamis (27/2/2020). Ratifikasi pertama adalah rekor dunia maraton putri yang dicetak Kosgei di Chicago. Ia mencatatkan waktu 2 jam 14 menit 4 detik di maraton yang digelar di Amerika Serikat itu.
Catatan waktu pemenang Maraton London 2019 itu lebih cepat 81 detik dari rekor dunia sebelumnya yang bertahan selama 16 tahun. Rekor lama itu diukir pelari putri asal Inggris, Paula Jane Radcliffe (46), pada Maraton London 2003. Catatan waktu Radcliffe saat itu adalah 2 jam 15 menit 25 detik.
Saat Radcliffe mengukir rekor dunia ini, Kosgei masih berusia 9 tahun. ”Ketika saya melewati garis finis, itu benar-benar menakjubkan. Sebenarnya saya tidak berharap untuk bisa memecahkan rekor dunia,” kata Kosgei yang mampu mempertahankan gelar Maraton Chicago-nya.
Upaya Kosgei yang berasal dari Sinon, Kapsowar, Kenya, itu untuk memecahkan rekor dunia sebenarnya sudah terlihat ketika dia menyelesaikan 5 kilometer pertama hanya dengan waktu 15 menit 28 detik. Kemudian, ia langsung mempercepat larinya saat menyelesaikan 5 kilometer ke dua untuk menghadapi rekor Radcliffe.
Ketika melibas 5 kilometer ketiga, Kosgei mampu menyelesaikan dengan waktu 15 menit 58 detik. Lalu, saat mencapai titik separuh jalan alias half marathon, Kosgei telah menorehkan waktu 1 jam 6 menit 59 detik. Dari titik itu telah tergambar bahwa dia bisa menembus batasan waktu 2 jam 14 menit yang belum pernah diraih pelari putri mana pun sebelumnya.
Setelah melewati 35 kilometer, bayangan memecahkan rekor Radcliffe itu kian nyata di benak Kosgei. Saat menempuh 40 kilometer, ia berlari jauh sendirian, bahkan meninggalkan pacers laki-lakinya di belakang. Senyum pun tersungging di bibirnya karena menyadari itu adalah hari bersejarah baginya dan dunia.
”Saya sudah sangat siap untuk pertarungan ini. Ketika mencapai 15 kilometer, saya menyadari bahwa saya berada di kecepatan menuju rekor dunia” ujar Kosgei yang memperbaiki catatan waktunya secara signifikan dibandingkan maraton edisi 2018 di Chicago.
Kosgei hanya menorehkan waktu 2 jam 18 menit 20 detik saat menjuarai Maraton Chicago edisi sebelumnya. ”Bagi saya, ini adalah masalah ketekunan karena kemudian saya bisa menjadi pemegang rekor dunia tersebut,” ujarnya yang memperbaiki catatan waktunya hingga 4 menit.
Bagi saya, ini adalah masalah ketekunan karena kemudian saya bisa menjadi pemegang rekor dunia tersebut.
Selain rekor Kosgei, World Athletics juga meratifikasi rekor dunia lainnya, yaitu di nomor estafet 4 x 400 meter putra indoor atas nama tim Universitas Houston. Kuartet Universitas Houston yang bertarung di Tiger Paw Invitational ini terdiri dari Amere Lattin, Obie Igbokwe, Jermaine Holt, dan Kahmari Montgomery. Mereka mencatatkan waktu 3 menit 1,51 detik di Clemson, Carolina Selatan, Amerika Serikat, 9 Februari 2019.
Mereka memecahkan rekor dunia estafet 4 x 400 meter putra indoor sebelumnya yang diciptakan tim Polandia pada Kejuaraan Dunia Atletik Indoor 2018 di Birmingham. Catatan waktu tim Polandia saat itu adalah 3 menit 1,77 detik.
Dari keempat kuartet Universitas Houston tersebut, hanya Holt satu-satunya sprinter yang belum mewakili AS di kejuaraan internasional. Adapun Lattin (22) sebelumnya mampu meraih medali perak 110 meter lari gawang putra di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2016 di Polandia.
Lalu, Igbokwe (23) menjadi salah satu tim yang meraih medali emas untuk tim estafet AS pada nomor estafet campuran di Kejuaraan Dunia Atletik IAAF 2019 di Doha, Qatar. Sementara Montgomery (22) telah mewakili kontingen AS di beberapa kejuaraan dan menyumbangkan 2 medali emas di Kejuaraan Dunia Atletik U-20 2016 dan Piala Dunia Atletik 2018 di London, Inggris.