Kelompok nelayan dan warga yang tinggal di sekitar pantai dan daerah rawan bencana akan dilatih Basarnas agar bisa menjadi penyelamat di saat darurat.
Oleh
VINA OKTAVIA
·2 menit baca
KALIANDA, KOMPAS — Petugas Penyelamat Badan SAR Nasional dari Kantor SAR Provinsi Lampung akan melatih sekitar 200 warga agar mampu melakukan upaya penyelamatan. Masyarakat yang akan dilatih adalah kelompok nelayan dan warga yang tinggal di sekitar pantai dan daerah rawan bencana.
Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Provinsi Lampung Jumaril mengatakan hal itu di sela-sela acara perayaan HUT Ke-48 Basarnas di Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, Jumat (28/2/2020).
”Pelatihan akan dilakukan secara bergilir ke Kabupaten Tanggamus dan kabupaten di sekitarnya. Target pelatihan adalah nelayan dan masyarakat kelompok sadar wisata di sekitar pantai,” kata Jumaril.
Tahun ini, Basarnas Lampung berencana menggelar empat kali pelatihan. Pelatihan ini penting karena masyarakat merupakan ujung tombak sekaligus mitra Basarnas dalam upaya penyelamatan dan pertolongan.
Dalam kegiatan itu, masyarakat akan dilatih melakukan penyelamatan terhadap korban kecelakaan air, misalnya korban tenggelam atau terjatuh dari kapal. Selain itu, masyarakat juga akan dilatih melakukan pencairan korban hilang di laut atau sungai.
Saat konsisi darurat, masyarakat diharapkan cepat melapor kepada tim SAR. Masyarakat juga diharapkan mampu menyelamatkan dan menolong korban saat tim SAR belum tiba di lokasi. Untuk itu, mereka harus memiliki kapasitas dan kemampuan melakukan pertolongan.
Deni Kurniawan dari Humas Basarnas Lampung menuturkan, pada 2019 Basarnas telah melatih nelayan dan warga yang tinggal di sekitar Pantai Alau-Alau, Kabupaten Lampung Selatan. Kawasan itu menjadi salah satu daerah rawan bencana. Pada 22 Desember 2018, Pantai Alau-Alau rusak parah akibat diterjang bencana tsunami Selat Sunda.
Menurut Deni, masyarakat dan nelayan masih kekurangan alat pelindung diri, seperti baju pelampung. Akibatnya, mereka masih takut melakukan penyelamatan di tengah laut. Dia berharap pemerintah daerah dapat membantu memfasilitasi alat perlindungan diri bagi nelayan dan kelompok sadar wisata di Lampung.
Jumaril menambahkan, perayaan HUT Basarnas pada tahun ini berlangsung sederhana. Hal ini dilakukan sebagai bentuk simpati karena sebagian wilayah Indonesia sedang dalam kondisi siaga bencana banjir. Di Lampung, perayaan HUT Basarnas dirayakan dengan upacara.
Dia menekankan, petugas SAR harus optimal bekerja dalam setiap operasi penyelamatan. Selain memberikan respons cepat, petugas juga harus mampu bekerja secara profesional.