Makin Banyak Negara Terkena Virus Korona Covid-19
Wabah virus korona Covid-19 sudah menyerang 82.294 orang di 46 negara. Sembilan negara melaporkan kasus baru.
Wabah virus korona Covid-19 terus menyebar hingga lintas benua. Menurut laporan terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), total ada 46 negara yang melaporkan kasus Covid-19 di negaranya. Dari China, wabah ini meluas dengan cepat ke berbagai penjuru dunia.
Langkah konkret diambil salah satu negara yang berpotensi tinggi terjangkit Covid-19, yaitu Arab Saudi. Sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19, Pemerintah Arab Saudi menangguhkan kedatangan warga asing dari 24 negara yang akan menjalankan ibadah umrah dan wisata pada 27 Februari 2020. Indonesia menjadi salah satu negara yang harus menunda seluruh keberangkatan ibadah umrah.
Ketentuan pembatasan kedatangan warga asing merupakan bagian dari pencegahan penyebaran Covid-19. Di wilayah Timur Tengah, setidaknya 10 negara yang melaporkan kasus korona, yaitu Iran (141 kasus), Kuwait (43 kasus), Bahrain (33 kasus), Uni Emirat Arab (13 kasus), Irak (6 kasus), Oman (4 kasus), Lebanon dan Pakistan masing-masing 2 kasus, serta Afghanistan dan Mesir dengan 1 kasus.
Melihat perkembangan kasus di Timur Tengah, Iran menjadi lokasi berisiko tinggi infeksi Covid-19 dengan total kematian 22 jiwa. Atas dasar tersebut, Arab Saudi memberlakukan pembatasan kedatangan warga asing ke negaranya.
Pada periode 31 Agustus 2019-5 Desember 2019, Arab Saudi mengeluarkan 1,64 juta visa umrah. Warga Indonesia yang menjalankan ibadah umrah mencapai 347.424 jiwa.
Beberapa maskapai penerbangan yang melayani jemaah umrah adalah Emirates, Saudi Airlines, Etihad, Oman Airways, Srilanka Airways, Garuda Indonesia, dan Lion Air.
Lintas benua
Kasus infeksi Covid-19 bermula saat ada sebuah kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya di China pada 31 Desember 2019. Infeksi Covid-19 ditetapkan sebagai wabah yang menyebar dengan cepat pada 30 Januari 2020.
Sejak saat itu, jumlah kasus infeksi Covid-19 meningkat hingga 10 kali lipat. Korban meninggal tidak hanya berada di daratan China, tetapi sudah mencapai di enam negara, yaitu Korea Selatan, Jepang, Filipina, Italia, Perancis, dan Iran.
Hingga 27 Februari 2020, WHO melaporkan infeksi Covid-19 mencapai 82.294 kasus di seluruh dunia. Sementara jumlah korban meninggal 2.804 jiwa.
Jumlah negara yang melaporkan kasus Covid-19 naik hingga mencapai 46 negara. Wabah virus ini terus berlanjut dan makin mewabah di banyak negara.
Setidaknya ada empat negara yang menjadi pusat infeksi Covid-19 dengan jumlah meningkat tajam, yaitu Korea Selatan (1.766 kasus), Jepang (186 kasus), Italia (400 kasus), dan Iran (141 kasus). Jumlah kematian karena Covid-19 paling tinggi berada di Iran (22 jiwa), disusul Korea Selatan (13 jiwa), dan Italia (12 jiwa).
Status pandemik
Risiko infeksi yang makin meluas hingga lintas benua menuntut penanganan serius dari banyak pihak, mulai dari otoritas internasional hingga negara-negara. Apabila kasus virus Coid-19 tidak bisa dikendalikan, statusnya dinaikkan dari epidemik menjadi pandemik.
Hingga saat ini, infeksi Covid-19 masih ditetapkan sebagai epidemik dengan pusat penyakit di daratan China. WHO terus memantau penyebaran dan perkembangan kasus Covid-19 di seluruh dunia, termasuk terus mengawasi negara-negara yang baru melaporkan kasus pertamanya.
Status epidemik menunjukkan peningkatan tiba-tiba kasus penyakit atau penyakit baru di suatu wilayah. Sementara pandemik dideklarasikan apabila penyakit baru menyebar di seluruh dunia melampaui estimasi dan kemampuan penanganan.
Apabila Covid-19 ditetapkan sebagai pandemik, penyebaran telah mencapai skala global dan potensi terinfeksi tiap orang adalah sama. Artinya, siapa saja dapat terinfeksi meskipun belum pernah pergi ke pusat penyebaran virus.
Wabah terakhir yang statusnya menjadi pendemik adalah flu H1N1 tahun 2009, setelah menyebabkan ribuan orang meninggal secara global. Virus influenza juga ditetapkan pandemik pada 1918 dengan estimasi infeksi sebanyak 500 juta orang atau sepertiga penduduk dunia dengan jumlah kematian sekitar 50 juta jiwa. Kasus pandemik lainnya adalah HIV pada 1981, wabah pes pada 1347, dan cacar pada 1870.
Penentuan status pandemik suatu wabah penyakit karena virus tidak hanya ditentukan jumlah kasus dan banyaknya negara terinfeksi, tetapi juga dapat bergantung dari pemodelan global yang meliputi penyebaran dan pengembangan obat atau vaksin.
Tidak ada ambang batas dalam penentuan pandemik. Kasus infeksi SARS tahun 2003 tidak ditetapkan sebagai pendemik oleh WHO meskipun telah menginfeksi 26 negara. Wabah virus SARS dapat dengan cepat terkendali dan hanya sedikit negara yang terpengaruh signifikan, seperti China, Singapura, dan Kanada.
Penetapan status pendemik memiliki tujuan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan masyarakat global, bukan untuk memicu kepanikan massal. Apabila WHO menentukan Covid-19 sebagai pandemik, seluruh fasilitas kesehatan global hingga nasional harus sudah siap, termasuk jenis pengobatan yang efektif.
Negara bersiap
Gelombang kedua wabah Covid-19 dimulai setelah sempat mengalami penurunan jumlah kasus di China dan disambut dengan munculnya banyak kasus baru di sejumlah negara. WHO melaporkan sedikitnya 46 negara terkonfirmasi Covid-19.
Semua negara harus bersiap menghadapi dan mengendalikan wabah ini, melihat jumlah kasus baru di daratan China jauh lebih sedikit dibandingkan negara-negara lainnya. Hingga 27 Februari 2020, jumlah kasus baru di China 439 kasus, sementara di luar China 746 kasus.
Amerika Serikat telah meminta dana tambahan 2,5 miliar dollar AS untuk mempercepat pengembangan vaksin, mendukung kesiapsiagaan dan kegiatan respons, serta mengumpulkan peralatan dan logistik yang diperlukan.
Sementara Pemerintah Inggris telah membuat rencana komprehensif apabila Covid-19 ditetapkan sebagai pendemik. Tes acak untuk virus akan dilakukan di 11 rumah sakit dan 100 kantor medis umum terhadap warga yang memiliki gejala flu, batuk, sesak napas, dan demam.
WHO melaporkan infeksi Covid-19 mencapai 82.294 kasus di seluruh dunia. Sementara jumlah korban meninggal sebanyak 2.804 jiwa.
Italia yang menjadi negara dengan kasus dan korban meninggal terbanyak di Eropa menyiapkan sejumlah langkah penanggulangan. Pemerintah Italia menambah alat-alat medis yang diperlukan, menutup sekolah, dan membatalkan acara besar yang mengumpulkan banyak orang.
Sebagai upaya untuk menyadarkan masyarakat global menghadapi wabah Covid-19, WHO melakukan sejumlah terobosan. WHO dan Organisasi Pariwisata Dunia PBB (UNWTO) mengeluarkan panduan bepergian dan ukuran proporsional kepada pelaku usaha pariwisata berdasarkan penilaian risiko lokal.
Selain itu, WHO meluncurkan pembelajaran berbasis website secara gratis yang berisikan Introduction to Emerging Respiratory Viruses, Including Novel Coronavirus dan Health and Safety Briefing for Respiratory Diseases-ePROTECT.
Jaringan laboratorium untuk deteksi Covid-19 telah terbentuk di bawah pengawasan WHO. Total ada 15 laboratorium di Perancis, Inggris, Belanda, Jerman, Senegal, Afrika Selatan, India, Thailand, Rusia, Australia, Singapura, Jepang, Amerika Serikat, dan China.
Melihat kondisi mendesak, kerja sama global diperlukan dalam rangka meningkatkan kapasitas diagnostik untuk mendeteksi dan mengonfirmasi kasus Covid-19 agar wabah korona dapat dikendalikan penyebarannya. (LITBANG KOMPAS)
Baca juga : Mengapa Harus Membayar Berita Daring?