Menkes: Indonesia Hormati Keputusan Arab Saudi soal Penghentian Sementara Izin Umrah
›
Menkes: Indonesia Hormati...
Iklan
Menkes: Indonesia Hormati Keputusan Arab Saudi soal Penghentian Sementara Izin Umrah
Menkes Terawan Agus Putranto mengatakan, Indonesia menghormati keputusan Arab Saudi yang menghentikan sementara izin umrah bagi semua negara, termasuk Indonesia, guna mengantisipasi penyebaran virus Covid-19.
Oleh
DEFRI WERDIONO
·3 menit baca
MALANG, KOMPAS — Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengatakan, Indonesia menghormati keputusan Pemerintah Arab Saudi yang menghentikan sementara izin umrah bagi semua negara, termasuk Indonesia, guna mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 penyebab wabah korona.
”Itu, sih, kebijakan pemerintah sana (Arab Saudi), kita hormatilah. Kita hormati, kita sambil mengikuti perkembangan,” kata Terawan menjawab pertanyaan awak media seusai menghadiri seminar Pencegahan dan Deteksi Dini Kanker pada Perempuan Indonesia di Rumah Sakit Umum Universitas Muhammadiyah Malang (RSU UMM), di Malang Jawa Timur, Jumat (28/2/2020) sore.
Itu, sih, kebijakan pemerintah sana, kita hormatilah. Kita hormati, kita sambil mengikuti perkembangan.
Hadir pada seminar kali ini sejumlah istri menteri yang tergabung dalam Organisasi Aksi Solidaritas Kabinet Kerja (OASE). Mereka antara lain Ida Pratikno (istri Menteri Sekretaris Negara Pratikno), Koesni Harningsih (Istri Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko), dan Ester Dahlia Terawan (istri Terawan Agus Putranto).
Ada juga Suryan Widati (istri Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy) serta Direktur RSU UMM Djoni Djunaedi dan Rektor UMM Fauzan.
Disinggung soal antisipasi yang akan dilakukan Pemerintah Indonesia terkait penutupan sementara izin umrah—sambil bergegas meninggalkan RSUMM menuju Universitas Brawijaya—Terawan mengatakan, Kementerian Agama dan Kementerian Luar Negeri yang akan menangani dari sisi umrahnya.
Adapun terkait upaya pemulangan 68 warga negara Indonesia yang menjadi awak kapal pesiar Diamond Princess yang tengah berlabuh di Jepang, Terawan mengatakan, pesawat penjemput sudah berangkat. Begitu pula persiapan lokasi yang akan digunakan sebagai tempat observasi di Pulau Sebaru Kecil, dia mengatakan semua persiapan berjalan baik.
Sebelumnya, di hadapan para peserta Seminar, Terawan antara lain berbicara tentang penanganan kanker pada perempuan dan bagaimana RSU UMM ke depan bisa memberikan pelayanan optimal kepada masyarakat.
”Deteksi dini IVA (inspeksi visual asam asetat yang biasa dipakai untuk mendeteksi dini kanker servik) test sangat penting. Makin ketahuan sejak awal, diketahui stadiumnya, makin mudah pengobatannya,” katanya.
Menurut Terawan, banyak sekali pengobatan yang bisa dilakukan terkait dengan masalah kesehatan wanita, salah satunya plasenta akreta yang marak. Plasenta akreta adalah kondisi di mana pembulu darah plasenta atau bagian lain dari plasenta tumbuh terlalu dalam pada dinding rahim. Ini masalah serius dalam proses kehamilan yang bisa berakibat pada janin dan ibu.
”Sekarang yang jadi tren adalah plasentra akreta yang hampir tidak ada jalan keluar. Padahal teknologi sudah berkembang dengan adanya intervensi. Saya dulu mengerjakan plasenta akreta tahun 2009, pasien dari Singapura (berhasil, ibu dan bayinya selamat),” katanya.
Sementara itu, perwakilan OASE, Ida Pratikno, merasa bersyukur RS UMM bisa melayani IVA test. Kondisi rumah sakit Pendidikan milik UMM saat ini megah dan jauh berbeda kondisinya dengan lima tahun silam. Sebelumnya, pemeriksaan IVA test dilakukan di puskesmas.