Wabah Covid-19 terus menebar ancaman. Selain China, beberapa negara telah menjadi titik panas ”membiaknya” virus tersebut. Negara-negara melakukan pencegahan.
Oleh
B. Josie Susilo Hardianto
·3 menit baca
CANBERRA, KAMIS— Ketika dunia masih didera oleh perlambatan kinerja ekonomi global, komunitas internasional dihadapkan pada tantangan yang tak kalah serius, yaitu merebaknya wabah Covid-19. Hingga Kamis (27/2/2020), wabah itu telah menular pada lebih dari 82.000 orang di 50 negara dan wilayah.
Selain China dengan 78.497 kasus yang 2.744 kasus di antaranya menyebabkan kematian, beberapa negara menjadi ”titik panas” penularan Covid-19. Negara-negara itu adalah Korea Selatan dengan 1.766 kasus, Jepang sebanyak 895 kasus, Italia 447 kasus, dan Iran 254 kasus. Kondisi itu menunjukkan bahwa China tidak lagi menjadi satu-satunya negara tempat Covid-19 ”berbiak” dengan cepat.
Kasus pertama Covid-19 di Brasil ditemukan pada seorang pasien berusia 61 tahun yang sebelumnya bepergian ke Lombardy, Italia. Kota itu disebut sebagai salah satu titik panas penularan Covid-19 di Italia. Sementara kasus-kasus pertama di Afghanistan, Pakistan, dan Estonia disebutkan terkait dengan penularan di Iran.
Ada indikasi bahwa dunia akan segera memasuki fase pandemi dari virus korona
Selain di Asia, saat ini Covid-19 juga telah menyebar Amerika, Eropa, dan Australia. Kondisi itu membuat cemas komunitas internasional. Sejumlah pihak khawatir wabah Covid-19 ada di ambang pandemi. Peter Marks, pejabat Administrasi Makanan dan Obat-obatan AS, dalam wawancara seusai presentasi di konferensi kesehatan di New York mengingatkan kemungkinan Covid-19 menjadi pandemi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak negara-negara untuk bersiap menghadapi potensi itu.
Secara terpisah, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan, pemerintahnya ”secara efektif bertindak dengan dasar ada pandemi”. Saat ini tercatat ada 23 kasus Covid-19 di negara itu. Langkah-langkah darurat yang diambil Canberra ditetapkan pada tingkat kesiagaan tertinggi. ”Ada indikasi bahwa dunia akan segera memasuki fase pandemi dari virus korona,” kata Morrison dalam konferensi pers di Canberra, Kamis. ”Sebagai hasilnya, kami telah sepakat hari ini dan memprakarsai rencana tanggap darurat virus korona.”
Tetap tenang
Komisaris Kesehatan Uni Eropa Stella Kyriakides mengimbau agar publik tenang. ”Ini adalah situasi yang memprihatinkan, tetapi kita tidak boleh menyerah pada kepanikan,” kata Kyriakides kepada wartawan di Roma.
Para ahli Uni Eropa telah sepakat untuk menggunakan mekanisme karantina sebagai cara menangani kasus Covid-19. Bagi mereka membatasi pergerakan lintas batas warga di kawasan Uni Eropa akan menjadi tindakan yang kontraproduktif. Kepada wartawan, juru bicara Komisi Eropa mengatakan, sejauh ini negara-negara Uni Eropa dan Schengen tidak berniat menerapkan pemeriksaan di perbatasan untuk mengatasi epidemi.
Para ahli di Uni Eropa menilai, memulangkan orang yang berpotensi terinfeksi ke negara mereka justu akan membantu penyebaran Covid-19. ”Penolakan untuk masuk tidak dianggap sebagai tindakan pencegahan atau perbaikan yang tepat karena virus akan menyebar lebih jauh,” kata seorang pejabat Uni Eropa. Menurut dia, mengarantina mereka yang terindikasi tertular justru menjadi pilihan realistis dan jauh lebih efektif untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Diliburkan
Dari Jepang dikabarkan, Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe meminta agar sekolah-sekolah di Jepang diliburkan selama beberapa minggu. Langkah itu diambil untuk mencegah penyebaran wabah Covid-19. Hingga saat ini, di Jepang tercatat ada delapan kasus dengan kematian akibat Covid-19. Total kasus yang tercatat adalah 895 kasus, termasuk 705 kasus penularan Covid-19 di dalam kapal pesiar Diamond Princess.
”Pemerintah menganggap kesehatan dan keselamatan anak-anak di atas segalanya,” kata Abe. ”Kami meminta semua sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah di seluruh negara untuk tutup sementara mulai 2 Maret, minggu depan sampai liburan musim semi mereka,” kata Abe.
Di Jepang, liburan musim semi untuk sekolah umum biasanya dimulai pada akhir Maret dan berlangsung beberapa minggu. Di Hokkaido utara di mana terdapat satu kasus Covid-19 dengan kematian, banyak sekolah dasar dan sekolah menengah pertama ditutup untuk sementara. Otoritas kota Osaka juga mengatakan akan menutup taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan sekolah menengah mulai hari Sabtu selama dua minggu.