Kasus demam berdarah dengue di Nusa Tenggara Timur telah merenggut 24 korban meninggal dan 2.124 orang dirawat sejak Desember 2019. Kasus terbanyak di Maumere, Sikka, NTT.
Oleh
·3 menit baca
KUPANG, KOMPAS— Kepala Dinas Kesehatan Nusa Tenggara Timur Dominggus Mere, di Kupang, Jumat (28/2/2020), mengatakan, kasus demam berdarah dengue atau DBD di NTT muncul sejak Desember 2019. Saat ini, DBD telah menyerang 20 kabupaten/kota di NTT, kecuali Kabupaten Sabu Raijua dan Kabupaten Sumba Barat.
”Jumlah korban meninggal (dari Desember) sampai 28 Februari 2020 sebanyak 24 orang dan korban dirawat 2.124 orang. Kasus terbesar ada di Sikka dengan jumlah korban meninggal 7 orang dan 823 orang dirawat. Sikka sudah masuk kategori kejadian luar biasa atau KLB bersama Kabupaten Lembata dan Kabupaten Alor,” kata Dominggus.
Dua tim dari Kementerian Kesehatan telah berada di Maumere bersama tim penanggulangan DBD provinsi dan Kabupaten Sikka guna mengatasi masalah ini. Sikka membutuhkan penanganan khusus karena kasus ini sudah merambat sampai ke 321 desa di wilayah tersebut.
Jumlah korban meninggal (dari Desember) sampai 28 Februari 2020 sebanyak 24 orang dan korban dirawat 2.124 orang.
Pemerintah Provinsi NTT telah mengalokasikan 2.300 galon abate, 803 paket malathion, 1.270 paket rapid diagonistic test, dan Star D Plus Dengue NSI Antigen-Lcs sebanyak 175 paket untuk deteksi infeksi akut virus dengue penyebab DBD.
Kepala Biro Humas Sekretariat Daerah NTT Marius Jelamu mengatakan, Gubernur NTT Viktor Laiskodat telah menginstruksikan kepada bupati/wali kota untuk bekerja keras mengatasi kasus DBD.
Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr TC Hillers, Maumere, kemarin, petugas kesehatan sibuk melayani pasien DBD yang datang dari sejumlah desa. Ada pasien yang dirujuk dari puskesmas dan ada yang tanpa melalui rujukan. Banyak pasien dengan tingkat keparahan bervariasi terbaring dengan infus di tangan.
Kakak-adik
Di salah satu ruangan terdapat dua pasien kakak-adik, yakni Anjelina Herlin Sega (7) dan Markus Hiro Sega (11 bulan). Mereka telah empat hari dirawat di rumah sakit itu. Saat masuk rumah sakit, suhu tubuh Anjelina 38 derajat celsius dengan jumlah trombosit 25.000 per mikroliter (mcL). Pada Jumat pagi, jumlah trombosit sudah naik menjadi 60.000 mcL. Sementara suhu tubuh Markus saat pertama kali datang 40 derajat celsius dengan jumlah trombosit 5.000 mcL.
”Beruntung perawat bekerja dengan cepat menangani anak kami. Kondisi mereka semakin membaik dari hari ke hari,” kata Yulius Herta, ayah kedua pasien. Trombosit ideal pada manusia adalah 150.000-400.000 mcL.
Menurut Yulius, kedua anaknya terserang DBD yang di daerah itu mulai merebak sejak Januari. Telur nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus dengue penyebab DBD mulai menetas saat musim hujan tiba. Itu menjadi awal dari beberapa anak-anak kompleks tempat tinggal mereka di Kelurahan Wuring, Alok Barat, terkena virus DBD.
Clara Francis, Direktur RSUD dr TC Hillers, menuturkan, empat dokter di rumah sakit itu juga positif DBD.
Pada Kamis petang, Bupati Sikka Fransiskus Roberto Diogo menyerukan kepada seluruh warga agar membersihkan lingkungan tempat tinggal yang berpotensi menjadi sarang nyamuk Aedes aegypti. Seruan itu disampaikan petugas lewat pengeras suara yang diputar di atas mobil yang bergerak keliling Maumere, ibu kota kabupaten itu.