Raja Tunjuk Muhyiddin sebagai PM Baru Malaysia, Mahathir Tersingkir
›
Raja Tunjuk Muhyiddin sebagai ...
Iklan
Raja Tunjuk Muhyiddin sebagai PM Baru Malaysia, Mahathir Tersingkir
Istana Negara melalui pernyataan tertulis menegaskan, Raja Malaysia telah membuat keputusan atas dasar bahwa Muhyiddin Yassin kemungkinan mendapat dukungan mayoritas di parlemen. Muhyiddin akan diambil sumpah, Minggu.
Oleh
Elok Dyah Messwati & MH SAMSUL HADI
·5 menit baca
KUALA LUMPUR, SABTU — Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XVI secara mengejutkan, Sabtu (29/2/2020), mengumumkan mantan Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin sebagai perdana menteri baru Malaysia. Keputusan ini otomatis menyingkirkan dua rivalnya, Mahathir Mohamad dan Anwar Ibrahim, di tengah krisis politik yang sepekan terakhir ini melanda Malaysia.
Sebelumnya, pada Sabtu siang, Mahathir dan Anwar mengumumkan bahwa keduanya kembali bersatu dan mengajukan Mahathir sebagai kandidat PM. Namun, Istana Negara melalui pernyataan tertulis menegaskan, Raja Malaysia telah membuat keputusan atas dasar bahwa Muhyiddin Yassin kemungkinan mendapat dukungan mayoritas di parlemen.
”Yang Mulia telah memutuskan bahwa proses penunjukan perdana menteri tidak bisa ditunda,” demikian pernyataan Istana. ”Ini adalah keputusan terbaik bagi semua.”
Menurut rencana, Muhyiddin akan diambil sumpah pada hari Minggu besok. ”Saya hanya meminta kepada seluruh rakyat Malaysia untuk menerima keputusan yang diumumkan oleh Istana,” ujar Muhyiddin kepada wartawan di kediamannya.
Muhyiddin (72) mendapat dukungan mantan partai penguasa, Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO), yang sempat tersisih dari panggung politik oleh koalisi Pakatan Harapan—dengan motor Mahathir dan Anwar—setelah berkuasa enam dekade di negeri jiran tersebut.
Muhyiddin adalah politisi berpengalaman yang dipecat oleh PM Najib Razak sebagai wakil PM pada tahun 2015 setelah ia mengkritik penanganan skandal korupsi besar-besaran di dana investasi negara 1MDB. Dia membantu Mahathir pada tahun 2016 di Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM), yang kemudian bekerja sama dengan Pakatan Harapan yang dipimpin Anwar dengan perjanjian bahwa Mahathir akan menyerahkan kekuasaan kepada Anwar.
Anwar dukung Mahathir
Hingga Sabtu siang, Mahathir yang menjabat pelaksana tugas perdana menteri (PM) seperti berada di atas angin. Ia meraih dukungan dari rival lamanya, Anwar Ibrahim, untuk kembali menduduki jabatan perdana menteri. Drama terbaru di kancah politik negeri jiran itu bisa memulihkan retaknya aliansi dua politisi tersebut menyusul kolapsnya koalisi Pakatan Harapan, yang bermuara pada mundurnya Mahathir secara mendadak dari jabatan PM.
Anwar mengatakan, dirinya akan menyampaikan kepada Istana Negara Malaysia bahwa Mahathir kini menjadi kandidat perdana menteri dari koalisi Pakatan Harapan. Anwar menyatakan terima kasih kepada para anggota koalisi yang menyepakati keputusan dirinya ”untuk mundur selangkah dan mengajukan Mahathir sebagai kandidat kami sebagai perdana menteri, guna menghindari krisis politik dan mencegah agar tidak terjatuh pada sistem lama yang kami tolak”.
Keputusan mendukung Mahathir itu dimaksudkan untuk menghalangi kembali kekuatan-kekuatan lama di ranah politik Malaysia, termasuk kubu mantan PM Najib Razak. ”Ini saatnya melakukan hal yang tepat bagi (rakyat) dan negeri yang kami cintai,” demikian cuitan Anwar melalui akun Twitter-nya sebelum menyerahkan surat kepada Raja Malaysia yang berisi dukungan terhadap Mahathir.
Sebelumnya, pada hari yang sama, Mahathir mengumumkan bahwa dirinya telah bertemu dengan para pemimpin dari koalisi Pakatan Harapan. Ia yakin mendapat dukungan cukup untuk kembali menjabat PM. Seusai Mahathir mengumumkan hal itu, tak lama kemudian koalisi Pakatan Harapan mengumumkan dukungan kepada Mahathir.
”Karena itu, saya siap untuk menjadi calon kandidat perdana menteri,” kata Mahathir. Keputusan tersebut, menurut Mahathir, akan disampaikan kepada Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XVI.
Raja Malaysia secara formal menunjuk perdana menteri. Kandidat PM harus mendapat dukungan minimal 112 anggota parlemen. Jumat kemarin, Istana Negara Malaysia menyatakan, Raja Malaysia Yang Dipertuan Agung XVI tidak memiliki kepercayaan bahwa ada anggota parlemen yang mendapat dukungan mayoritas untuk membentuk pemerintahan baru. Pernyataan ini dikeluarkan Istana setelah Yang Dipertuan Agung XVI menggelar pertemuan dengan semua anggota parlemen Malaysia.
Istana menambahkan, Yang Dipertuan Agung XVI sepakat dengan keputusan ketua parlemen yang tidak akan menggelar sidang pada Senin (2/3/2020) mendatang guna memilih perdana menteri (PM) baru. Ketua Parlemen Malaysia Mohamad Ariff Mohamad Yusof menyatakan, pemilihan PM baru hanya bisa digelar mengikuti keputusan resmi oleh Raja dan seruan Mahathir kepada parlemen untuk bersidang tidak sesuai dengan prosedur yang memadai.
Malaysia dilanda krisis politik pada pekan ini setelah Mahathir secara mendadak mengundurkan diri sebagai PM. Mahathir mundur dari kursi PM gara-gara koalisi pengusungnya, Pakatan Harapan (PH), bubar. Koalisi pemenang pemilu tahun 2018 ini bubar akibat 37 dari 112 anggota parlemen penyokongnya menyatakan keluar dari PH.
Upaya hentikan UMNO
Masa depan politik Mahathir dan Anwar belum jelas hingga Jumat kemarin. Hingga saat itu, Anwar tampil berjuang sendiri, sementara Mahathir kurang mendapat dukungan untuk membentuk pemerintahan bersatu. Di sisi lain, aliansi baru terbentuk di bawah mantan Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin, yang mendapat dukungan Organisasi Nasional Malaysia Bersatu (UMNO) dan partai Islamis, PAS.
”Pakatan hanya memiliki satu kandidat yang bisa memenangi dukungan mayoritas anggota parlemen, yaitu Mahathir, bukan Anwar,” kata Adib Zalkapli. analis dari lembaga Bower Group Asia. ”Anwar akan bertarung pada lain kesempatan. Cerita hari ini tentang upaya menghentikan UMNO dan PAS agar tidak kembali ke pemerintahan.”
Koalisi Pakatan Harapan memenangi pemilihan umum (pemilu) Malaysia pada Mei 2018. Kemenangan itu menggulingkan koalisi UMNO, yang berkuasa selama enam dekade dan memerintah Malaysia sejak kemerdekaan pada tahun 1957. Pekan ini, Pakatan Harapan pada awalnya mencalonkan Anwar sebagai kandidat PM. Namun, Sabtu ini, mereka berbalik mendukung Mahathir.
Langkah tersebut untuk melawan rencana Partai Bersatu yang berupaya membangun pemerintah yang berpusat pada etnis Melayu dan mendukung Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia Muhyiddin Yassin. Muhyiddin dipandang sebagai kandidat yang lebih dapat diterima karena ia bersedia bekerja sama dengan UMNO.
”Tragedi” Malaysia
UMNO dan sekutunya, termasuk partai Islamis, PAS, dengan dukungan masyarakat perdesaan yang kuat, telah memberikan dukungan mereka pada Muhyiddin dan menempatkannya sebagai kandidat PM Malaysia.
”Jangan pernah bertaruh melawan kuda tua itu. Ini serangan balik oleh Mahathir,” kata James Chin, Kepala Institut Asia di Universitas Tasmania, Australia. ”Jika Muhyiddin membawa kembali UMNO ke dalam pemerintahan, itu akan menjadi tragedi bagi Malaysia. Ia akan membawa kembali korupsi, rasisme, dan Najib atau yang lainnya mungkin bisa lolos,” kata James Chin.
Mahathir menegaskan kembali pada Sabtu ini bahwa dia menentang segala bentuk kerja sama dengan UMNO. Namun, dia dapat menerima individu yang meninggalkan UMNO. Mahathir juga menolak klaim bahwa dia mendukung pencalonan Muhyiddin sebagai kandidat PM Malaysia. (AP/AFP/REUTERS)