Virus korona baru atau penyakit Covid-19 yang kian mewabah di berbagai belahan dunia berpotensi membuat kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah terdampak signifikan. Peningkatan daya tarik wisata digenjot.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·3 menit baca
SEMARANG, KOMPAS — Virus korona baru SAR-CoV2 atau penyakit Covid-19 yang kian mewabah di berbagai belahan dunia berpotensi membuat kunjungan wisatawan ke Jawa Tengah terdampak signifikan. Namun, hal itu dapat dijadikan momentum untuk meningkatkan daya tarik bagi wisatawan Nusantara.
Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Jateng Sinoeng N Rachmadi, Sabtu (29/2/2020), mengatakan, saat ini, dampak virus korona baru belum signifikan pada pariwisata mengingat sedang masa rendah turis berwisata di Jateng. Namun, sejumlah langkah disiapkan sebagai antisipasi.
Salah satunya dengan mendorong agar atraksi pariwisata lebih inovatif. ”Hingga Mei 2020 belum masuk masa libur musim panas. Karena itu, kami terus dorong inovasi dan peningkatan daya tarik agar wisatawan Nusantara makin tertarik. Itu guna mengantisipasi potensi berkurangnya wisatawan mancanegara,” kata Sinoeng.
Menurut data Pemerintah Provinsi Jateng, tingkat kunjungan wisatawan mancanegara ke Jateng pada 2019, yakni 691.000 orang, meningkat dari 2018 yang 677.000 orang. Dari total kunjungan wisatawan mancanegara pada 2019 tersebut, 34.000-35.000 orang berasal dari China.
Upaya lain, kata Sinoeng, adalah memperbanyak atraksi di berbagai destinasi wisata di Jateng sehingga akan menghadirkan sesuatu yang baru bagi wisatawan. Juga mengandalkan kunjungan wisatawan dari pertemuan, insentif, konferensi, dan pameran (MICE).
Pemprov Jateng juga akan menjadwal ulang promosi pariwisata yang telah terjadwal di negara-negara yang terjangkit korona baru, seperti China. ”Sebelumnya sudah dijadwal salah satu pameran di China. Kami akan mencermati lagi untuk dialihkan sambil melihat perkembangan situasi,” ujar Sinoeng.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta pemerintah daerah di 10 destinasi wisata untuk tak memungut pajak hotel dan restoran selama enam bulan. Sebagai gantinya, pemerintah pusat akan memberi hibah. Destinasi itu ialah Danau Toba, DI Yogyakarta, Malang, Manado, Bali, Mandalika, Labuan Bajo, Bangka Belitung, Batam, dan Bintan.
Meski Jateng tidak termasuk, Sinoeng meyakini kebijakan tersebut bisa turut memberi dampak. ”Sebab, sebagian besar pengunjung wisatawan mancanegara ke Candi Borobudur (Magelang) masuk melalui DIY. Kami juga sudah berkomunikasi dengan Menteri Pariwisata terkait ini. Tidak apa-apa,” katanya.
Sinoeng menambahkan, pihaknya bersama asosiasi dan pegiat pelaku pariwisata terus memantau perkembangan. Juga menekankan bahwa hingga saat ini tak ada kasus pasien positif virus korona di Jateng. Kendati demikian, pemeriksaan sesuai prosedur tetap diberlakukan di pintu-pintu masuk seperti bandara tetap diberlakukan sebagai upaya antisipasi penyebaran virus itu.
Protokol baru
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, pihaknya akan menyiapkan program relaksasi baik terkait perizinan serta protokol-protokol baru di sejumlah pintu masuk seperti pelabuhan dan bandara. Dipersiapkan langkah strategis untuk jangka panjang dan taktis untuk jangka pendek.
Perlu ada protokol baru agar bisa (masuk) ke Jateng, tetapi aman dari segi kesehatan.
”Ini kami siapkan karena ada cerita kapal (pesiar) yang membawa wisatawan tak jadi berlabuh. Kenapa bisa seperti ini? Padahal, itu ada potensi bagus. Perlu ada protokol baru agar bisa (masuk) ke Jateng, tetapi aman dari segi kesehatan. Minggu depan akan diformulasikan,” kata Ganjar.
Sementara itu, mengenai dampak virus korona baru pada industri, Ganjar menuturkan, saat ini belum terasa. Namun, kondisi seperti ini diperkirakan hanya bertahan dua bulan. Karena itu, pihaknya berupaya mencari pengganti bahan baku impor seperti kapas pada industri tekstil.