Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020 berlangsung di Jakarta pada 28 Februari-1 Maret 2020. Tak sekadar hiburan, festival yang telah berlangsung ke-16 kalinya itu juga menjadi ajang menguatkan asa.
Oleh
Dwi Bayu Radius & Riana A Ibrahim
·5 menit baca
Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020 berlangsung di Jakarta pada 28 Februari-1 Maret 2020. Tak sekadar hiburan, festival yang telah berlangsung ke-16 kalinya itu juga menjadi ajang menguatkan asa. Kehadiran musisi-musisi asing menjadi peneguhnya.
Bruno Major meliuk-liuk saat memainkan melodi dengan gitarnya. Penyanyi asal Inggris itu beranjak ekspresif dibandingkan aksi pembukanya yang kalem dengan lagu ”Fair-Weather Friend” sekitar pukul 19.30. Tembang kedua, ”Like Someone in Love”, menjadi wahana Bruno untuk mencabik gitarnya lebih liar. Jemari Bruno lincah menari di atas deretan senar.
Selanjutnya, ”I’ll Sleep When I’m Older” menggema. Musisi berjaket dan celana hitam dipadu kaus dengan kalung berliontin itu menghanyutkan perasaan. Penonton tampak mengangguk-angguk menyimak kemerduan suara Bruno pada hari pertama Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020, Jumat (28/2/2020).
”Apa kabar Jakarta? Aku kadang-kadang menonton festival ini di Youtube sebelumnya,” ujar Bruno yang tampil dengan jambang lebatnya itu. Dalam lagu ”Just the Same”, ia mengejutkan penggemarnya dengan bermain kibor. Ketika ”Giant Steps” dilantunkan, Bruno kembali bermain gitar.
Hit andalan ”Easily” tak pelak lagi disambut penonton dengan histeris sebelum penyanyi dengan album A Song for Every Moon tersebut menghilang ke balik panggung. ”We want more.... We want more... (kami ingin lagi),” ujar sebagian penonton menjerit.
”Oh, baiklah,” ujar Bruno sekonyong-konyong kembali ke panggung yang kembali disambut penggemarnya dengan gegap gempita. Penonton pun bergegas kembali ke kursinya untuk menikmati lagu bonus ”Nothing”. Kali ini, Bruno muncul sendiri dengan gitarnya.
Setelah 2018, Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020 adalah aksi kedua Bruno di Indonesia. Respons penggemar ternyata sangat mengesankan. ”Waktu konser perdanaku, penonton bernyanyi nyaring banget. Aku tak bisa dengar suaraku. Itu termasuk penampilanku yang paling spesial,” katanya sambil tersenyum.
Ia menutup pergelarannya sekitar pukul 20.30 dengan ”Going Home”. Bruno senang, penonton pun berlalu dengan wajah puas. Suguhan karya-karya Bruno bukan hiburan belaka. Ditemui sebelum berpentas, ia menyisipkan optimisme di Indonesia lewat kunjungannya. ”Kasus virus korona tak dimungkiri sudah ditemukan di sejumlah negara. Di Indonesia, belum ada kasus terkonfirmasi. Jadi, aku merasa aman datang ke sini,” katanya.
Baik-baik saja
Bruno terpaksa menunda konsernya di beberapa negara hingga Agustus mendatang meski ia enggan membahasnya lebih lanjut. ”Sungguh mudah untuk membesar-besarkan kerisauan publik. Memang, penyakit semacam itu terjadi setiap beberapa tahun sekali,” ujarnya.
Ia lantas menyebut beberapa pandemi, seperti flu burung dan flu babi. Namun, Bruno menyampaikan pula semangat untuk penggemarnya agar tak terkungkung kerisauan. ”Aku yakin semua akan baik-baik saja. Jangan khawatir dan coba sedikit santai,” ucapnya.
Hingga Sabtu (29/2/2020), Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020 berjalan lancar. Pengunjung tetap berduyun-duyun menuju festival tersebut, termasuk warga negara asing. Para penampil dari luar negeri pun bermain musik dengan antusias.
Selain Bruno yang kembali tampil, mereka yang berpentas pada hari kedua antara lain Nusantero Big Band, The Jacksons, Yura Yunita, Maya Hasan, Ardhito Pramono, Barry Likumahuwa, New York Voices, Anomalie, Brian Simpson Featuring Jackiem Joyner, dan Jeff Lorber Fusion Trio.
Pada hari pertama Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020, Marion Jola tak kalah asyik meliuk-liuk. Ia bergoyang dengan baju serupa cheongsam berwarna merah jambu. Lagu-lagu seperti ”Tak Ingin Pisah Lagi”, ”So in Love”, dan ”I Love You 3000” meramaikan konser yang dimulai pukul 21.15. Ia juga berduet dengan Dira Sugandi menyanyikan ”Emotion” dan ”Lately”.
Marion lanjut bersolo dengan ”Pergi Menjauh”. Rancaknya ”Favorit Sin” meningkahi lenggak-lenggok Marion bak peragawati. ”Tak Ingin Pisah” disusul ”Jangan” menjadi penutup pertunjukan penyanyi energik yang berlangsung sekitar satu jam itu.
”Aku agak mikir buruk sebelumnya. Takut enggak ramai dan sedikit yang nonton. Penyanyi hari ini keren-keren banget,” ucap Marion. Ternyata, banyak penonton bertahan hingga Marion turun dari panggung. Penonton duduk di bangku terdepan hingga belakang.
Senada dengan Bruno, Marion menunjukkan keyakinan menghadapi simpang siur isu virus korona yang bisa mengurangi keramaian pertunjukannya.
Mengenakan masker
Gelaran Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020 yang tetap berlangsung pada 28 Februari hingga 1 Maret 2020 menjadi gambaran untuk terus bergerak dan membangun harapan di tengah merebaknya Covid-19.
Selama dua hari perhelatan, sejumlah panggung tetap dipenuhi audiens, baik dari dalam maupun luar negeri, meski terlihat sebagian menutupi mulut dan hidungnya dengan masker sebagai bentuk antisipasi. Di berbagai titik di lokasi festival pun disediakan cairan antiseptik pembersih tangan untuk pengunjung.
Di luar negeri, Covid-19 telah menimbulkan kekhawatiran publik dan memicu pembatalan berbagai acara, antara lain Festival K-Pop di Los Angeles, Amerika Serikat, April nanti. Kemudian, grup BTS mengumumkan pembatalan konser tur Map of The Soul juga pada April mendatang.
Triawan Munaf, Komisaris Utama Garuda Indonesia, di sela-sela konferensi pers Jakarta International BNI Java Jazz Festival 2020, Jakarta, Rabu (26/2/2020), mengatakan, pergelaran itu tetap mampu menarik musisi dunia untuk datang ke Indonesia di tengah merebaknya kerisauan akan virus korona. Ia juga meminta perhatian terhadap para korban yang terserang virus korona bisa ditunjukkan dengan kidung meski dadakan.
Pembatalan
Dewi Gontha, President Director PT Java Festival Production yang menyelenggarakan festival tersebut, mengakui ada artis yang membatalkan pementasannya. ”Langsung diganti. Tetapi, dengan 36 grup asing dengan total personel 200-250 orang, jumlah itu masih signifikan,” katanya.
Sejumlah penonton, khususnya dari China, juga terpaksa membatalkan kunjungannya dan uang mereka dikembalikan. Meski demikian, Dewi tetap puas dengan persiapan yang telah dilakukan. Banyak acara di Asia dibatalkan. Komitmen para pemusik asing yang tetap datang ke Indonesia merupakan kehormatan dan kepercayaan yang perlu dijaga.