Antisipasi Covid-19, Sebanyak 15 Warga Kalbar Dipantau Seusai Kunjungi Korsel
›
Antisipasi Covid-19, Sebanyak ...
Iklan
Antisipasi Covid-19, Sebanyak 15 Warga Kalbar Dipantau Seusai Kunjungi Korsel
Dikhawatirkan membawa virus korona baru atau Covid-19, sebanyak 15 warga Kalimantan Barat yang usai melancong ke Korea Selatan diperiksa kesehatannya.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·4 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Dikhawatirkan membawa virus korona baru atau Covid-19, sebanyak 15 warga Kalimantan Barat diperiksa kesehatannya seusai melancong ke Korea Selatan. Mereka dipantau hingga 14 hari ke depan.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson, Senin (2/3/2020) sore, mengatakan, adanya warga yang berpelesir ke Korea Selatan saat virus korona baru mewabah membuat Pemerintah Provinsi Kalbar waspada. Mereka mengarantina warga tersebut karena mendatangi negara yang terpapar virus korona.
”Beberapa waktu lalu ada 20 warga Kalbar berangkat ke Korea Selatan menggunakan agen perjalanan. Tanggal 25 Februari mereka berangkat dari Pontianak ke Kuala Lumpur, Malaysia. Kemudian, dari Kuala Lumpur ke Seoul, Korea Selatan. Mereka transit di Vietnam sebelum ke Seoul,” ujarnya.
Tanggal 26 Februari para warga itu tiba di Korea Selatan dan mengunjungi Pyeongchang dan Seoul. Tanggal 29 Februari, dari Seoul mereka berencana pulang melalui Vietnam. Namun, pada saat check-in di bandara Seoul, mereka diberi tahu bahwa penumpang dari Seoul akan dikarantina 14 hari jika tiba di Vietnam. Mereka pun membatalkan penerbangan dari Seoul ke Vietnam.
Pada 1 Maret mereka akhirnya pulang dengan berpencar. Dari 20 orang itu, sebanyak 14 orang terbang dari Seoul ke Kuala Lumpur dan 6 orang langsung ke Jakarta. Enam orang itu, Minggu (1/3/2020), tiba di Pontianak. Dinas Kesehatan Kota Pontianak dan puskesmas diminta memeriksa kesehatan enam orang itu.
Satu dari 14 orang yang pulang lewat Bandara Internasional Kuala Lumpur terpaksa diamankan pihak kesehatan Kuala Lumpur karena suhu tubuhnya meningkat. ”Ada satu orang dari agen perjalanan yang menemani. Pemerintah terus berkoordinasi dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur,” ujar Harisson.
Pada 2 Maret, satu dari 12 orang anggota rombongan berangkat dari Kuala Lumpur langsung ke Yogyakarta. Harisson pun memberi tahu pihak Dinas Kesehatan Provinsi DI Yogyakarta tentang kedatangan warga Kalbar dengan riwayat ke Korea Selatan. Adapun dua orang lainnya mendarat di Jakarta dan masih di Jakarta.
Sisanya, sembilan orang dari Kuala Lumpur langsung ke Pontianak. Mereka sudah tiba Senin siang, lalu dilakukan pemeriksaan fisik dan diambil sampel darah. Hingga kini mereka masih menunggu hasil laboratorium.
Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar dan Kota Pontianak akan memantau warga tersebut selama 14 hari. Mereka tidak menunjukkan gejala panas, pneumonia ringan hingga berat, meski pernah ke luar negeri sehingga diperbolehkan menginap di rumah.
”Namun, pemerintah tetap waspada. Bisa jadi mereka dalam masa inkubasi. Tidak ada panas, tidak ada pneumonia, tetapi bisa jadi masuk inkubasi. Maka, mereka diminta tidak keluar rumah sementara waktu,” ujarnya.
Harisson mengimbau kepada masyarakat Kalbar agar tidak berkunjung ke luar negeri, terutama ke negara yang terjangkit korona. Jika tetap berkunjung ke luar negeri, saat pulang akan dilakukan tindakan prosedur kesehatan ketat, fisik, darah, apabila perlu dikarantina.
”Selain itu, tetap berperilaku hidup sehat, mencuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir. Jika batuk pilek, pakai masker. Masaklah makanan sampai matang 100 derajat celsius hingga 20 menit. Agen perjalanan diminta membatalkan atau menunda perjalanan ke luar negeri. Di lingkungan kerja jagalah kebersihan,” paparnya.
Harisson mengatakan lebih lanjut, ada tiga rumah sakit rujukan di Kalbar, yaitu RSUD Soedarso di Pontianak, RSUD Abdul Aziz di Singkawang, dan RSUD Ade Muhammad Djoen. Fasilitas untuk penanganan pasien dalam pengawasan, menurut dia, cukup representatif.
Di RSUD Soedarso, ruang isolasi cukup untuk empat orang. di Singkawang bisa menampung tiga orang, dan di Sintang bisa menampung empat orang. Adapun rumah sakit lain masih bisa digunakan sebagai rujukan jika ada kejadian luar biasa.
Sebagai bagian dari langkah antisipasi, kawasan perbatasan seperti Entikong, Aruk, dan Badau turut diawasi. Alat pendeteksi suhu tubuh juga dipakai di bandara. Alat-alat itu dipastikan berfungsi. Pemerintah Sarawak, Malaysia, mengklaim wilayah mereka aman untuk saat ini. Mereka juga memperketat keluar-masuk orang.
Pemerintah Provinsi Kalbar juga bekerja sama dengan Kantor Imigrasi. Setiap warga Kalbar yang melakukan perjalanan ke negara yang terjangkit virus korona akan diperiksa kesehatannya.
Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji menyebutkan, pemeriksaan ketat dilakukan di wilayah perbatasan Kalbar dengan Malaysia. Pemerintah juga akan berkoordinasi dengan Konsulat Jenderal Malaysia di Kalbar untuk saling menjaga wilayah.
Wakil Gubernur Kalbar Ria Norsan mengatakan hanya warga lokal yang biasa memakai jalur ”tikus” untuk melintasi perbatasan. Dengan demikian, tidak perlu khawatir berlebihan. Catatan Kompas, Kalbar memiliki 52 jalan setapak yang terhubung langsung dengan 32 desa di Malaysia.