AS Batal Punya Presiden Muda setelah Buttigieg Mundur
›
AS Batal Punya Presiden Muda...
Iklan
AS Batal Punya Presiden Muda setelah Buttigieg Mundur
Buttigieg merupakan calon paling muda di antara 22 politisi yang pernah ikut seleksi capres AS dari Demokrat. Ia menang di Iowa dan New Hampshire, lalu merosot di Nevada dan Carolina Selatan.
Oleh
kris mada
·3 menit baca
WASHINGTON DC, SENIN — Amerika Serikat batal mempunyai presiden termuda sepanjang sejarah. Sebab, Pete Buttigieg (38), mantan Wali Kota South Bend, Indiana, mundur dari seleksi calon presiden AS dari Partai Demokrat.
Buttigieg mengumumkan keputusan itu pada Minggu (1/3/2020) malam waktu Washington atau Senin pagi WIB. ”Sekarang harus mengakui bahwa cara terbaik menjaga kepercayaan atas tujuan dan prinsip adalah menyingkir dan membantu partai dan negara bersama-sama. Karena itu, malam ini saya membuat keputusan amat sulit untuk menghentikan kampanye,” ujarnya di Indiana.
Keputusan Buttigieg dibuat setelah dalam seleksi di Nevada dan Carolina Selatan, ia menduduki peringkat ke-3 dan ke-4. Dari kedua negara bagian itu, ia tidak mendapatkan satu pun dukungan delegasi atau pemilik suara di konvensi Demokrat.
”Tujuan kita selalu membantu Amerika bersatu mengalahkan Donald Trump dan memenangi periode ini dengan prinsip-prinsip kita,” ujarnya.
Buttigieg merupakan calon paling muda di antara 22 orang politisi yang pernah ikut seleksi capres AS dari Demokrat. Ia menang di Iowa dan New Hampshire, lalu merosot di Nevada dan Carolina Selatan.
Hasil di Nevada dan Carolina Selatan menunjukkan ia kekurangan dukungan di kalangan pemilih kulit berwarna. Sebagian pihak menduga, hal itu dipicu keputusannya memecat seorang kepala polisi yang berkulit hitam di South Bend.
Politisi tua
Dengan keputusan Buttigieg, kini seleksi capres AS dari Demokrat menyisakan para politisi senior. Mereka antara lain mantan Wakil Presiden AS, Joe Biden, dan tiga senator, yakni Bernie Sanders, Elizabeth Warren, dan Amy Klobuchar. Ada pula salah satu orang terkaya AS, Michael Bloomberg, dalam sisa peserta seleksi capres AS dari Demokrat.
Para calon yang tersisa bersiap menghadapi Super Tuesday, yakni seleksi serentak di 14 negara bagian AS, Selasa (3/3/2020). Bloomberg membelanjakan 170 juta dollar AS untuk kampanye di 14 negara bagian itu. Dari sana, hampir 1.400 delegasi diperebutkan.
Biden menghadapi Super Tuesday dengan semangat tinggi. Kemenangan di Carolina Selatan menjadi pemicu utama. Setelah kemenangan itu, Biden mengumumkan pengumpulan sumbangan 5 juta dollar AS, terbesar sepanjang pencalonannya. Dengan sumbangan itu, ia meraih total 18 juta dollar AS sepanjang Februari 2020.
Jumlah itu lebih kecil dibandingkan Sanders dengan 46,5 juta dollar AS dan 29 juta dollar AS yang didapat Warren. ”Sebagian dari mereka telah melihat apa yang terjadi. Jelas sekali pilihan Demokrat selain Bernie Sanders adalah Joe Biden,” kata Rufus Gifford yang pernah menjadi tim pemenangan Obama.
Anggota Komite Nasional Demokrat, Barry Goodman, mengaku mendengar sejumlah penyumbang kini melirik Biden. Ia juga mengaku mendekati 20 pendukung Bloomberg yang siap menyumbang. Bloomberg memang mengajak koleganya menyumbang para capres Demokrat selain dirinya.
Sementara Biden dengan semangat menekankan bahwa dirinya satu-satunya kader Demokrat sejati. Hal itu merujuk pada fakta Bloomberg pernah menjadi kader Republikan. Sementara Sanders sampai sekarang berstatus senator perseorangan walau selalu mendukung Demokrat. Selain itu, Sanders juga dianggap terlalu sosialis.
”Jika Demokrat mau calon Demokrat, kader sejak lama dan bangga menjadi kader, bergabung bersama kami. Kita bisa memilih menang atau kalah besar. Demokrat mencari Demokrat, bukan bekas Republikan atau sosialis,” katanya.
Sanders membalas serangan Biden dengan menyatakan tidak mendatangi orang kaya untuk mencari dana kampanye. Sanders memanfaatkan fakta separuh dari dana kampanyenya berasal dari sumbangan perseorangan yang memberikan kurang dari 200 dollar AS per penyumbang.
Bagi dia, pola sumbangan akar rumput adalah satu-satunya cara mengalahkan Trump. ”Tidak ada kampanye punya akar kuat seperti kami,” ujarnya seperti dikutip CNN. (AP/REUTERS)