Optimisme yang tumbuh seusai dua kali tes pramusim akan diuji pada seri perdana Formula 1 di Melbourne, 15 Maret. Persaingan juara masih terbuka dengan meningkatnya performa sejumlah tim selama tes di Barcelona.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
BARCELONA, MINGGU – Tes pramusim Formula 1 menguak gambaran awal potensi persaingan di papan atas dan tengah. Tim Mercedes masih favorit juara, sementara Ferrari dan Red Bull kian menguat sebagai penantang. Persaingan di musim baru bisa kian sengit dengan hadirnya mobil merah jambu Racing Point.
Namun, peta persaingan di balap “jet darat” ini baru bisa lebih jernih terbaca saat seri pertama bergulir di Melbourne, Australia, pada 15 Maret 2020. Juara bertahan Mercedes tetap difavoritkan juara mengingat mobil barunya, W11, menunjukan potensinya menjadi mobil tercepat musim ini terlepas ada sedikit kendala pada keandalan mesin.
Potensi itu ditunjukan oleh Valtteri Bottas yang selalu bisa memacu mobilnya dengan cepat, melebihi lawan-lawannya. Pada pekan pertama tes di Sirkuit Catalunya, Barcelona, 19-21 Februari, pembalap Finlandia itu mencetak waktu tercepat 1 menit 15,732 detik dengan ban C5 atau berkompon paling lembut. Catatan waktu itu tak terpecahkan oleh pebalap lainnya hingga akhir tes pekan kedua, Jumat (28/2/2020).
Mercedes juga menjadi tim yang menempuh lap terbanyak dalam enam hari tes itu, yaitu 903 putaran yang setara 4.203,6 kilometer. Jumlah lap itu sebenarnya menegaskan sisi keandalan mesin W11, meskipun sempat ada kendala elektrikal yang dialami Bottas. Selain itu, anomali tekanan oli membuat mesin mobil yang dipacu Lewis Hamilton, pebalap Mercedes lainnya, kehilangan tenaga.
Juara dunia enam kali Formula 1 itu paling banyak menempuh putaran, yaitu 466 lap. Namun, dalam hal kecepatan lap, dia hanya menempati posisi kelima dengan waktu 1 menit 16,410 detik. Pebalap asal Ingris Raya itu sepertinya lebih memfokuskan tes pada simulasi balapan yang menekankan pada konsistensi kecepatan.
Hamilton pun tidak resah dengan isu keandalan mesin Mercedes. “Ada periode waktu dengan mesin turbo V6 di mana kami bisa meraih dan meraih. Tetapi, suatu ketika, sama dengan hal-hal lainnya, Anda berada pada titik dengan keterbatasan hasil,” ujar Hamilton dikutip Autosport, Sabtu (29/2/2020).
“Kami seperti dalam wilayah puncak top speed saat ini, yaitu di mana (hanya) ada satu lebih kilometer atau kurang satu kilometer yang bisa diraih dengan investasi sangat banyak,” tukas Hamilton kemudian.
Pebalap 35 tahun itu pun optimis dengan keandalan mobil baru Mercedes untuk membantunya mengejar gelar juara dunia ketujuh sekaligus menyamai rekor Michael Schumacher. "Saya sepenuhnya percaya ke tim. Mesin sebenarnya sangat bagus. Ini perbaikan dari musim lalu (W10). Saya yakin, saat kembali ke pabrik, mereka (teknisi) akan bekerja keras memperbaiki apa pun masalahnya,” tukas Hamilton kemudian.
"Saya sepenuhnya percaya ke tim. Mesin sebenarnya sangat bagus. Ini perbaikan dari musim lalu (W10).
Optimisme bukan milik Hamilton semata. Para pesaingnya, seperti Sebastian Vettel dari tim Ferrari, juga merasakan atmosfer positif. Vettel, yang hanya finis kelima di klasemen akhir pebalap musim lalu, mengaku memiliki “senjata” yang bisa diandalkan di berbagai sektor sirkuit, baik trek lurus maupun tikungan lambat.
Perbaikan downforce membuat mobil baru Ferrari, SF1000, bisa lebih adaptif di berbagai sirkuit. Musim lalu, mobil lamanya, SF90, selalu kesulitan bersaing di sirkuit-sirkuit yang memiliki banyak tikungan lambat. “Kami sepertinya tidak meninggalkan kesan sebagai yang terkuat saat ini. Tetapi, saya tidak khawatir,” tutur Vettel dikutip Crash.
Juara dunia F1 empat kali itu menegaskan, tolok ukur sebenarnya kekuatan tim akan mulai terkuak di Melbourne, yaitu saat balapan musim baru bergulir. Kecepatan yang dicapai para pebalap lainnya saat tes pramusim dipengaruhi banyak hal seperti penggunaan ban tercepat atau C5 serta jumlah bahan bakar. “Jika Anda lihat, tim-tim besar tidak ada yang berusaha melakukan sesuatu yang fantastis,” ujar pebalap asal Jerman itu.
Ketiadaan rasa waswas juga diungkapkan pebalap Red Bull, Max Verstappen, meskipun ia sempat beberapa kali melintir dengan RB20. Dia berdalih mencari batasan dari kemampuan mobil bermesin Honda itu. Tak heran, ia berulang kali melakukan time attack dengan ban berkompon medium C3 dan kompon lebih keras, yaitu C2.
Pencapaian waktunya juga bagus, tetapi membutuhkan pengendalian yang ekstra presisi terutama pada tikungan cepat berurutan, seperti tikungan 4 dan 5 di Catalunya. Dengan ban yang lebih cepat, pebalap asal Belanda itu mencatatkan waktu kedua tercepat atau terpaut 0,537 detik dari Bottas dalam hasil gabungan pekan pertama dan kedua tes itu.
Papan tengah
Enam hari tes F1 juga menguak masalah keandalan mobil Williams yang menggunakan mesin Mercedes. Tim asal Inggris itu telah menggunakan empat mesin dalam enam hari tes pramusim. Namun, Racing Point—yang sama-sama menggunakan mesin Mercedes—tidak mengalami kendala mesin. RP20, mobil baru Racing Point yang dijuluki “Pink Mercedes”, justru menunjukan performa yang sangat meyakinkan.
Dengan melahap 782 lap, Racing Point berada di peringkat keempat total jarak tempuh di bawah Mercedes, Ferrari, dan McLaren. Pebalap Racing Point, Sergio Perez, juga tampil konsisten sehingga bisa menembus peringkat ketujuh. Mereka akan menjadi penantang kuat di papan tengah bagi McLaren serta Renault.
“Saya akan bohong jika mengatakan tidak senang dengan posisi kami, di mana kami berada. Tingkat performa mobil sesuai yang diharapkan setelah kami mendapatkan data dari (pengujian) lorong angin dan memasukannya ke dalam simulator,” ujar Direktur Teknik Racing Point Andy Green.