Sejumlah daerah di Indonesia meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Covid-19 yang penyebarannya meluas di beberapa negara.
Oleh
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Sejumlah daerah di Indonesia meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Covid-19 yang penyebarannya meluas di beberapa negara. Selain menyiapkan rumah sakit rujukan, sejumlah daerah menggalakkan sosialisasi pencegahan penularan virus itu ke masyarakat. Namun, beberapa daerah masih menanti petunjuk pelaksanaan prosedur standar operasional penanganan Covid-19.
Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah, Sabtu (29/2/2020), di Tangerang, menyatakan, puskesmas dan dinas kesehatan di wilayahnya mengamati peningkatan kasus keluhan radang paru-paru (pneumonia) menyerupai gejala Covid-19 dengan sistem kewaspadaan dini dan respons. ”Puskesmas dan rumah sakit mengisolasi orang dengan gejala pneumonia 14 hari bagi orang dengan riwayat perjalanan dari negara terjangkit,” katanya.
Di ibu kota Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menerbitkan Instruksi Gubernur Nomor 16 Tahun 2020 tentang Peningkatan Kewaspadaan terhadap Penularan Covid-19 pada 25 Februari lalu. Instruksi itu ditujukan kepada semua jajaran di DKI Jakarta, termasuk lima wali kota dan satu bupati, semua kepala dinas, camat, lurah, direktur rumah sakit umum daerah, dan semua kepala puskesmas.
Sementara itu, Pemerintah Kota Surabaya meningkatkan kewaspadaan dan sosialisasi mengenai ancaman wabah itu, terutama kepada siswa sekolah.
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, kemarin, mengatakan, kewaspadaan dilakukan sejak akhir Januari lalu. Tiap warga yang datang dari negara terjangkit Covid-19 dipantau 14 hari dan bisa diperpanjang hingga 28 hari sesuai informasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Adapun Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menyiapkan sarana untuk mengantisipasi ada pasien Covid-19. ”Jika terjadi (positif), rumah sakit harus siap. Ada usulan tempat isolasi di Jateng, di RS dan sekitar pelabuhan dan bandara. Kami siapkan itu,” kata Gubernur Jateng Ganjar Pranowo.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo menambahkan, para dokter dan semua RS rujukan Covid-19 telah diminta untuk meningkatkan kesiapsiagaan di level tertinggi. ”Standarnya ditingkatkan. Jadi meski kasus tak memenuhi standar WHO untuk ditetapkan status pengawasan, kami minta jika ada gejala dan riwayat yang mencurigakan, lebih baik diawasi,” ujarnya.
Di Jawa Barat, lima RS umum daerah disiagakan untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19, yakni RSUD Gunung Jati Cirebon, RSUD Subang, RSUD Syamsudin Sukabumi, RSUD Indramayu, dan RSUD Slamet Garut. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, menjelaskan, lima RS itu jadi alternatif pelaporan dan penanganan Covid-19.
Sementara itu, Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie menyatakan akan membahas standar penanganan Covid-19 dari WHO pada Senin ini. ”Dalam waktu dekat (merancang SOP penanganan Covid-19) setelah petunjuk penanganan dari WHO diterjemahkan dan dibahas,” ujarnya.
Evakuasi
Sebanyak 69 warga negara Indonesia yang menjadi anak buah kapal pesiar Diamond Princess telah dievakuasi dari Jepang menuju Indonesia. Pesawat yang membawa mereka mendarat di Bandar Udara Kertajati, Majalengka, Jawa Barat, Minggu (1/3), sekitar pukul 23.30. Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan Achmad Yurianto menyampaikan, semua WNI yang dievakuasi itu dibawa dengan pesawat Garuda Indonesia Airbus A330 dari Bandar Udara Haneda, Tokyo, Jepang.
Pesawat itu berangkat pukul 18.00 waktu setempat. ”Setelah turun di (Bandara) Kertajati, semua WNI akan dibawa ke Pelabuhan PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap) Indramayu, lalu menuju ke Pulau Sebaru (Kepulauan Seribu),” ujarnya di Bandar Udara Kertajati. Dari Indramayu menuju lokasi observasi di Pulau Sebaru Kecil, para WNI itu diberangkatkan dengan KRI dokter Soeharso.
Pantauan Kompas semalam, Pelabuhan PLTU Indramayu di Desa Sumuradem, Kecamatan Patrol, Indramayu, dijaga ketat oleh petugas yang mengenakan masker dan sarung tangan. (WSI/RTG/SYA/ETA/DIT/GRE/IGA/NEL/TAN/IKI)