Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi wabah korona baru atau Covid-19 yang mulai masuk ke Indonesia. Meskipun demikian, warga diminta tetap waspada dan menjaga kesehatan
Oleh
YOLA SASTRA
·4 menit baca
PADANG, KOMPAS - Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno mengimbau masyarakat tidak panik dalam menghadapi wabah korona baru atau Covid-19 yang mulai masuk ke Indonesia. Meskipun demikian, warga diminta tetap waspada dan menjaga kesehatan diri.
"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik. Namun, waspada dengan menjaga kesehatan diri," kata Irwan ketika dihubungi Kompas, Senin (2/3/2020).
Menurut Irwan, Sumbar siap dalam menghadapi ancaman wabah korona baru, baik dari segi fasilitas maupun sumber daya manusia. Di Sumbar, ada dua rumah sakit yang siap menjadi rujukan pasien yang dicurigai mengidap Covid-19, yaitu RSUP Dr M Djamil Padang dan RSUD Dr Achmad Mochtar Bukittinggi.
Pada kesempatan itu dia juga mengingatkan warga agar menghindari kontak dengan orang yang mengalami infeksi saluran pernapasan. Jika mengalami gejala gangguan saluran pernapasan, masyarakat mesti memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.
Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat terutama selalu mencuci tangan dengan sabun, banyak mengonsumsi sayur dan buah, serta rajin melakukan aktivitas fisik setiap hari (Irwan Prayitno)
Irwan juga meminta masyarakat menggunakan masker dan mempraktikkan etika batuk, yaitu menjaga jarak, tutup hidung dan mulut dengan tisu atau kain saat batuk, dan kemudian cuci tangan.
"Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat terutama selalu mencuci tangan dengan sabun, banyak mengonsumsi sayur dan buah, serta rajin melakukan aktivitas fisik setiap hari," ujar Irwan.
Pejabat Pemberi Informasi dan Dokumentasi RSUP Dr M Djamil Padang Gustavianof mengatakan, pihak siap menjadi rujukan bagi pasien yang dicurigai mengidap Covid-19. Rumah sakit siap dari segi fasilitas ataupun sumber daya manusia.
"SDM dan fasilitas RSUP Dr M Djamil memadai. Kami punya dokter dan tenaga kesehatan yang cukup. Fasilitas juga memadai," kata Gustavianof.
Dijelaskan Gustavianof, RSUP Dr M Djamil Padang, misalnya, mempunyai delapan ruang isolasi. Dua di antara ruang isolasi dikhususkan untuk pasien suspect Covid-19. Jika ada kebutuhan mendesak, jumlah ruang isolasi untuk pasien suspect Covid-19 bisa ditambah.
Membaik
Gustavianof melanjutkan, di RSUP Dr M Djamil Padang, saat ini ada satu suspect Covid-19 yang diisolasi sejak enam hari terakhir. Pasien itu perempuan berusia sekitar 20 tahun dan punya riwayat kembali dari Thailand, salah satu negara terjangkit.
"Sekarang gejala klinisnya (demam, batuk, dan nyeri) sudah hilang. Kondisinya sudah bagus. Kami menunggu hasil uji laboratorium usap tenggorokannya. Sehari atau dua gsri lagi mungkin sudah ada hasilnya. Sembari menunggu hasil uji laboratorium, pasien tetap diisolasi," ujarnya.
Gustavianof tidak bersedia menyebut asal kabupaten/kota, pekerjaan/pendidikan, dan kepentingan pasien itu ke Thailand dan kapan kembali ke Indonesia. Ia juga mau menyebut dari rumah sakit mana pasien itu dirujuk.
Ditambahkan, sebelumnya juga ada tiga pasien yang dirawat sebagai suspect korona baru ataupun MERS-Cov dan sempat diisolasi di RSUP Dr M Djamil Padang. Namun, dari hasil uji laboratorium, semuanya negatif Covid-19.
"Ada pasien itu yang terkonfirmasi flu biasa, asma, dan pneumonia. Sekarang mereka sudah sembuh dan pulang ke rumah," ujar Gustavianof.
Respon kampus
Perguruan tinggi di Sumbar juga mulai mengingatkan seluruh civitas akademika untuk waspada terhadap penularan virus korona baru, seperti Universitas Negeri Padang dan Universitas Andalas. Kedua kampus mengeluarkan surat edaran dalam mengantisipasi Covid-19.
Dalam Edaran Rektor UNP Nomor 0781/UN35/HM/2020 tentang Kewaspadaan Dini dan Kesiapsiagaan Menghadapi Covid-19 yang ditandatangani, Seni (2/3), Rektor UNP Ganefri tidak merekomendasikan civitas akademika UNP ke luar negeri, terutama ke negara yang terdampak Covid-19.
Ganefri juga mengimbau civitas akademika tidak panik dan melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit dengan menerapkan pola hidup sehat. "Bagi civitas UNP yang mengalami gejala demam, batuk-batuk, sesak napas, segera melakukan pemeriksaan di Poliklinik UNP atau rumah sakit terdekat," kata Ganefri.
Sementara itu, bagi civitas UNP yang baru kembali dari perjalanan ke luar negeri, Ganefri mengimbau agar membatasi interaksi dengan civitas UNP lainnya ataupun anggota keluarga selama 14 hari sejak kepulangan ke Indonesia.
Adapun bagi tamu warga negara asing yang berkunjung atau beraktivitas di UNP, kata Ganefri, wajib melakukan screening dari otoritas bandara, membawa health certificate dan travel insurance dari negara asal.
Surat edaran dengan isi hampir serupa juga dikeluarkan Rektor Universitas Andalas Yuliandri pada 28 Februari 2020 dengan Nomor 5/UN.16.R/SE/2020.
Yuliandri mengimbau civitas Unand baru kembali dari perjalanan luar negeri terutama dari negera yang terjangkit Covid-19 agar segera melakukan isolasi diri sendiri di rumah masing-masing selama paling kurang 14 hari.
"Jika ada gejala demam, batuk-batuk, dan sesak napas agar segera melakukan pemeriksaan di RS Unand," kata Yuliandri.