Membatasi Asupan Kalori Mencegah Penuaan
Membatasi asupan kalori pada orang dewasa ternyata tidak hanya penting untuk mengontrol berat badan, tetapi juga penting untuk mencegah penuaan sel yang terjadi seiring bertambahnya usia.
Aneka makan, minuman, dan camilan.
Kalori tiap makanan yang dianjurkan untuk dikonsumsi setiap hari perlu diperhatikan untuk meminimalkan risiko penyakit akibat makan berlebihan. Jika ingin mengurangi tingkat peradangan di tubuh, menunda timbulnya penyakit terkait usia, dan hidup lebih lama, makanlah lebih sedikit makanan.
Banyak sedikit makanan yang dikonsumsi identik dengan banyak sedikit asupan kalori yang masuk ke dalam tubuh. Membatasi asupan kalori pada orang dewasa ternyata tidak hanya penting untuk mengontrol berat badan, tetapi juga penting untuk mencegah penuaan sel.
Seiring bertambahnya usia, sel-sel individual dalam tubuh banyak berubah. Penuaan menjadi faktor risiko tertinggi untuk banyak penyakit pada manusia, termasuk kanker, demensia, diabetes, dan sindrom metabolik. Studi terbaru menunjukkan, pembatasan asupan kalori menjadi salah satu intervensi paling efektif terhadap penyakit yang berkaitan dengan usia ini.
Studi yang dilakukan tim peneliti dari Salk Institute di Amerika Serikat dan tiga peneliti dari China alumni Salk Institute menunjukkan, pembatasan asupan kalori bisa melindungi atau mencegah efek negatif penuaan pada sel. Mereka meneliti efek tingkat sel dari diet kalori (pembatasan asupan kalori) pada tikus percobaan. Hasil riset itu dipublikasi di jurnal Cell pada 27 Februari 2020.
Baca juga Kiat Sehat di Usia Lanjut
“Kami sudah tahu bahwa pembatasan kalori meningkatkan jangka waktu hidup, tetapi kami sekarang menunjukkan semua perubahan yang terjadi pada tingkat sel tunggallah yang menyebabkan hal itu,” kata Juan Carlos Izpisua Bermonte, penulis senior pada penelitian ini yang juga profesor di Salk Institute, California, Amerika Serikat seperti dikuti Science Daily, 27 Februari 2020.
Dalam riset ini, Belmonte dan timnya, termasuk tiga alumni Salk Institute yang kini profesor dan mengadakan penelitian sendiri di China, membandingkan tikus yang makan 30 persen lebih sedikit kalori dengan tikus dengan diet normal. Makanan tikus dalam percobaan ini dikontrol sejak tikus berusia 18 bulan hingga 27 bulan. Pada manusia, ini kira-kira sama dengan seseorang yang mengikuti diet dengan asupan rendah kalori dari usia 50 tahun hingga 70 tahun.
Kami sudah tahu bahwa pembatasan kalori meningkatkan jangka waktu hidup, tetapi kami sekarang menunjukkan semua perubahan yang terjadi pada tingkat sel tunggallah yang menyebabkan hal itu.
Pada awal dan akhir diet, tim peneliti mengisolasi dan menganalisis 168.703 sel dari 40 jenis sel pada 56 tikus. Sel-sel itu berasal dari jaringan lemak, hati, ginjal, aorta, kulit, sumsum tulang, otak, dan otot. Di tiap sel yang diisolasi itu, para peneliti memakai teknologi sequencing atau pengurutan genetik sel tunggal untuk mengukur tingkat aktivitas gen. Mereka juga melihat komposisi keseluruhan tipe sel dalam jaringan tertentu. Kemudian, mereka membandingkan tikus tua dan tikus muda pada setiap diet.
Perubahan sel tunggal
Banyak perubahan yang terjadi saat tikus yang menjalani diet normal bertambah tua, tetapi tidak pada tikus yang melakukan diet terbatas (rendah kalori). Bahkan di usia tua, banyak jaringan dan sel tikus yang asupan kalorinya dikurangi itu amat mirip dengan tikus muda. Secara keseluruhan, 57 persen dari perubahan terkait usia dalam komposisi sel yang terlihat pada jaringan tikus dengan diet normal, tak ditemukan pada tikus yang asupan kalorinya dibatasi.
“Pendekatan itu tak hanya memberitahu kami pengaruh pembatasan kalori pada jenis sel ini, tetapi juga memberi studi paling lengkap dan terperinci tentang apa yang terjadi pada tingkat sel tunggal selama penuaan,” kata Guang-Hui Liu, rekan penulis pada riset itu yang juga profesor di Akademi Sains China.
Beberapa sel dan gen paling banyak dipengaruhi oleh pola makan yang berkaitan dengan imunitas, peradangan, dan metabolisme lipid. Jumlah sel kekebalan di hampir tiap jaringan yang dipelajari secara dramatis meningkat saat tikus bertambah usia, tetapi tidak terpengaruh usia pada tikus yang asupan kalorinya dibatasi. Pada jaringan adiposan coklat (satu jenis jaringan lemak), diet yang rendah kalori mengembalikan tingkat ekspresi banyak gen antiinflamasi seperti terlihat pada tikus muda.
Baca juga Kekurangan Nutrisi akibat Konsumsi ”Junk Food” Picu Kebutaan
Namun penemuan utama dalam riset ini, kata Jing Qu, tim penulis, yang juga profesor di Akademi Sains China, adalah, peningkatan respons inflamasi selama penuaan dapat secara sistematis ditekan oleh pembatasan kalori.
“Orang-orang mengatakan ‘kamu adalah apa yang kamu makan’ dan kami menemukan itu benar dalam banyak hal. Kondisi sel Anda seiring bertambahnya usia jelas tergantung pada interaksi Anda dengan lingkungan anda, yang mencakup apa dan berapa banyak yang Anda makan,” ,” kata Concepcion Rodriguez Esreban, penulis penelitian ini yang juga peneliti di Salk Institute.
Kebutuhan kalori tergantung pada jenis kelamin, aktivitas fisik, juga tinggi badan dan berat badan. Kelebihan kalori akan disimpan dalam bentuk lemak di tubuh yang akan berdampak pada kesehatan.
Kementerian Kesehatan menyarankan diet sehat dengan kalori seimbang atau biasa dikenal dengan gizi seimbang. Diet sehat dan seimbang adalah pola konsumsi makanan yang mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai kebutuhan tubuh.