Pemerintah Kota Tangerang Meningkatkan Kewaspadaan
›
Pemerintah Kota Tangerang...
Iklan
Pemerintah Kota Tangerang Meningkatkan Kewaspadaan
Petugas puskesmas proaktif mensosialisasikan mengenai Covid-19 dengan mendatangi warga di perumahan. Hanya saja tantangannya adalah kesibukan warga yang jarang ada di rumah dan mau berkumpul mendengarkan sosialisasi.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·4 menit baca
TANGERANG, KOMPAS – Pemerintah Kota Tangerang meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran wabah Covid-19 setelah dua warga Depok dinyatakan positif terjangkit. Surat Keputusan Wali Kota tentang Tanggap Darurat Bencana akan ditambahkan dengan petunjuk teknis antisipasi Covid-19.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Liza Puspadewi, Senin (2/3/2020), menyampaikan, Dinkes Kota Tangerang tengah menginventarisasi alat, tenaga, serta sarana dan prasarana kesehatan dalam meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi Covid-19. Surat Keputusan (SK) Wali Kota Tangerang Nomor 800/Kep. 127-BPBD/2017 tentang Pembentukan Satuan Reaksi Cepat Peanggulangan Bencana (SRC-PB) Tangerang menjadi instrumennya. SK Wali Kota tersebut menajdi dasar Surat Keputusan Kepala Dinas Kota Tangerang Nomor 050/Kep. 014-Sekret/Dinkes/2017, tentang Tim Gerak Cepat Kejadian Luar Biasa Penyakit dan Krisis Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
“Jadi kami hanya mem-follow up kembali. Memperbarui kembali SK yang ada kemudian kami tambahkan petunjuk teknis mengenai korona ini,” ujar Liza.
Selain itu, Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinkes Kota Tangerang juga sedang menyiapkan surat edaran (SE) baru mengenai peningkatan kesiapsiagaan menghadapi wabah. Dinkes Kota Tangerang sebelumnya telah membuat SE mengenai kewaspadaan penyakit Covid-19 pada Januari 2020. Namun, Dinkes Kota Tangerang kini tengah menyiapkan SE baru untuk merespons dinamika penyebaran wabah terkini.
Langkah tersebut diambil setelah dua orang warga Depok, Jawa Barat, dinyatakan positif terjangkit Covid-19. Wali Kota Tangerang Arief Wismansyah memerintahkan jajaran Dinkes Kota Tangerang untuk membuat SE baru. Terlebih di Kota Tangerang terdapat Bandara Soekarno-Hatta yang menjadi pintu gerbang pertama masyarakat internasional untuk masuk ke Indonesia.
“Di SE itu inti isinya untuk mengingatkan kembali sistem kewaspadan dini di masyarakat,” kata Liza di Kantor Dinas Kesehatan Kota Tangerang.
Liza menerangkan, ada 17 orang di Tangerang yang dipantau oleh Dinkes Kota Tangerang. Mereka dicurigai terjangkit Covid-19 karena menderita gejala seperti demam, pusing, batuk, dan kesulitan bernapas. Setelah menjalani pemantauan selama 14 hari, ke-17 orang tersebut dinyatakan sehat.
Dalam menentukan orang yang akan dipantau, Dinkes Kota Tangerang memperoleh data dari Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Soekarno-Hatta. Orang-orang yang dipantau selain diperiksa suhu tubuhnya juga ditanyakan mengenai riwayat pejalanannya ke luar negeri.
“Ada juga warga yang dengan kesadaran sendiri melapor ke kami bahwa dia baru pulang dari negara terjangkit. Mekanisme pemantauan dengan diisolasi di rumah masing-masing,” kata Liza.
Sedangkan, untuk kasus orang dalam pengawasan atau positif terjangkit, Liza mengatakan, masih belum ditemukan di Kota Tangerang.
Dihubungi secara terpisah, Kepala KKP Soekarno-Hatta Anas Ma’aruf menyatakan, penyebaran Covid-19 yang telah menjangkiti dua warga Depok itu menjadi perhatian bagi jajarannya. Anas mengatakan akan lebih memperketat screening bagi penumpang pesawat yang tiba di Bandara Soekarno-Hatta.
“Baik screening suhu tubuh maupun tanda dan gejala,” kata Anas.
Anas mengklaim jumlah thermal scanner yang ada di Bandara Soekarno-Hatta yang sebanyak 5 kamera sudah cukup. Jumlah thermogun juga dirasa sudah memadai. Hanya saja, ia merencanakan penambahan jumlah petugas pemeriksa kesehatan. Anas berharap ada tambahan tenaga dari petugas PT Angkasa Pura II (Persero).
Gencar sosialisasi
Sementara itu, puskesmas-puskesmas di Kota Tangerang Selatan menggencarkan sosialisasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk mencegah penyebaran Covid-19. Di Puskesmas Pondok Kacang Timur dan Puskesmas Serpong I, misalnya, terpasang monitor yang menampilkan bagaimana langkah-langkah pencegahan penyebaran Covid-19.
Kepala Puskesmas Pondok Kacang Timur, Erni, menuturkan, pihak puskesmas juga membuat sebuah grup di aplikasi Whatsapp yang berisikan ketua rukung warga, rukun tetangga, dan kader kesehatan puskesmas. Lewat grup tersebut, sosialisasi mengenai pencegahan Covid-19 terus disebarkan.
Selain itu, puskesmas menggelar penyuluhan tiap Selasa. Penyuluhan dihadiri oleh pasien puskesmas. Di dalam kegiatan penyuluhan diterangkan sejumlah materi sosialisasi seperti apa itu virus korona, bagaimana pencegahannya, dan arahan bagi petugas lapangan kalau menemukan orang yang terindikasi
“Kalau ada apa-apa (informasi warga terjangkit) kami bisa cepat tahu, karena ada laporan lewat petugas bina wilayah,” ujar Erni.
Adapun di Puskesmas Serpong I, Pelaksana Tugas Kepala Puskesmas Serpong I, Lidya, menginstruksikan petugas puskesmas untuk proaktif mensosialisasikan mengenai Covid-19 dengan mendatangi warga di perumahan. Sosialisasi dilaksanakan tiap pekan. Hanya saja tantangan dalam sosialisasi adalah kesibukan warga yang sudah jarang bisa berkumpul untuk mendengarkan sosialisasi.