Warga Membutuhkan Informasi Detail Menghadapi Sebaran Virus
›
Warga Membutuhkan Informasi...
Iklan
Warga Membutuhkan Informasi Detail Menghadapi Sebaran Virus
Merebaknya virus mematikan menuntut warga dapat menjadi ”dokter” bagi diri sendiri. Cara ini dinilai sebagian orang efektif untuk menangkal sebaran virus korona di Indonesia.
Oleh
Fransiskus Wisnu Wardhana Dany
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Warga mulai waswas setelah Presiden Joko Widodo mengumumkan dua pasien positif korona di Indonesia. Selain menggunakan masker dan cairan pembersih tangan, mereka belum tahu apa yang harus dilakukan dalam menghadapi wabah Covid-19.
Presiden Joko Widodo mengumumkan dua pasien positif korona di Jakarta, Senin (2/3/2020). Keduanya kini dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi Sulianti Saroso, Jakarta Utara.
Pengumuman itu membuat warga waswas, khususnya yang banyak beraktivitas di tempat umum atau menggunakan transportasi umum. Pandu (24) salah satunya. Pengguna kereta rel listrik dan Transjakarta ini merasa informasi dari pemerintah terkait pencegahan dan penanggulangan Covid-19 kepada masyarakat sangat minim.
”Sangat perlu sosialisasi dari pemerintah. Apalagi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sempat mempertanyakan kenapa negara sebesar Indonesia belum terdeteksi kasus korona,” ujar Pandu.
Di tengah minimnya informasi, Pandu hanya berikhtiar untuk menjaga pola hidup sehat dan langkah preventif dengan menggunakan masker dan cairan pembersih tangan. Sebab, sehat atau tidaknya kondisi tubuh hanya diketahui oleh diri sendiri.
Pandu memiliki kiat-kiat sendiri ketika harus menggunakan transportasi umum dalam kondisi kurang sehat. Misalnya, menginformasikan kepada penumpang lain bahwa ia sedang kurang sehat agar mendapat tempat duduk, memeriksakan diri ke pos kesehatan di stasiun, serta membawa obat-obatan dan vitamin. ”Sebagai langkah preventif, pola hidup sehat saja sudah cukup. Sisanya perlu menjadi ’dokter’ untuk diri sendiri,” katanya.
Sama halnya dengan Ina (24). Warga Jakarta Timur ini mendapatkan informasi pencegahan korona dari berita dan media sosial. Misalnya, banyak minum air putih, mengonsumsi vitamin, dan sering mencuci tangan. Tidak lupa pula membawa cairan pembersih tangan dan masker. ”Jangan pegang muka kalau belum cuci tangan, soalnya virus bisa masuk lewat mata dan hidung,” ujar Ina.
Dia berharap pemerintah segera menyosialisasikan pencegahan dan penanggulangan Covid-19 kepada masyarakat luas.
Demikian juga Lala (26). Karyawan swasta ini tidak tahu persis gejala-gejala korona dan apa yang harus dilakukan untuk penanganan medis. Dia tidak tahu rumah sakit yang siap menangani pasien dengan gejala korona. ”Tahunya hanya gunakan masker dan cairan pembersih tangan. Informasi lain tidak tahu, hanya baca dari berita,” kata Lala.
Bahkan, di tempat kerja hanya disediakan cairan pembersih tangan untuk karyawan. Belum ada petunjuk lanjutan pencegahan dan penanggulangan Covid-19.
Berdasarkan pantauan Kompas, stasiun kereta rel listrik tetap dipadati penumpang seperti biasa. Kendati demikian, sering terlihat warga yang menggunakan masker di jalan menuju ke maupun di stasiun.
Namun, masker dan cairan pembersih tangan mulai sulit ditemukan. Btari Annisaa (22) salah satunya. Warga Ciledug, Kota Tangerang, ini kesulitan mendapatkan masker dan cairan pembersih tangan di apotek dan toko-toko.
Dia mau tidak mau tidak menggunakan masker dalam perjalanan dari Stasiun Jurang Mangu ke Stasiun Palmerah. ”Susah cari masker dan pembersih tangan. Tadi cari di minimarket sampai warung tidak ada. Kasir bilang stoknya habis,” ujar Annisaa.
Ditunda
Wabah korona juga berdampak pada pameran yang akan berlangsung di Indonesia. Salah satunya Indonesia International Furniture Expo (IFEX) 2020.
IFEX merupakan salah satu pameran internasional B2B (business to business) terbesar di Indonesia dan kawasan regional.
Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) dan Dyandra Promosindo selaku penyelenggara IFEX 2020 mengumumkan pameran yang berlangsung Maret 2020 ditunda hingga situasi kondusif. Penundaan ini dilakukan karena wabah korona sudah ada di Indonesia.
”Penundaan pameran IFEX di luar kendali kami. Kami berharap semua pemangku kepentingan memahami dan memaklumi hal ini,” kata Ketua Umum HIMKI Soenoto.