Whitesnake-Scorpions Sukses Guncang Jogjarockarta Festival 2020
Penampilan puncak oleh Scorpions justru sedikit lebih banyak memicu antusiasme para penonton untuk ikut bernyanyi.
Setelah lama dinantikan dua band rock legendaris dunia, Whitesnake dan Scorpions, akhirnya tampil menggebrak lapangan Kridosono dalam ajang Jogjarockarta Festival 2020. Masing-masing band muncul dengan kekuatan personel penuh.
Dari Whitesnake, sang vokalis David Coverdale memimpin para punggawanya, yang terdiri dari Reb Beach (gitar), Michael Devin (bass), Tommy Aldridge (drum), Joel Hoekstra (gitar), dan Michele Luppi (keyboard).
Sementara Scorpions tampil dengan Klaus Meine (vokal) Rudolf Schenker dan Matthias Jabs (gitar), Mikkey Dee (drum), Paweł Mąciwoda (bass).
Sejak lagu pertama dimainkan di atas panggung Whitesnake sudah langsung menggebrak lewat lagu “Bad Boys”, yang bertempo cepat dan garang, seperti juga lagu-lagu berikutnya.
Beberapa lagu yang mampu menggerakkan penonton untuk ikut bergerak liar seperti “Slide It In”, “Hey You (You Make Me Rock)”, dan “Trouble is Your Middle Name”.
Dalam penampilannya itu beberapa personel Whitesnake juga unjuk kebolehan skill bermain instrumen musik, mulai dari duel gitar antara Reb Beach dan Joel Hoekstra.
Drummer Tommy Aldridge juga tak mau kalah aksi. Setelah tampil prima dan terus terjaga kekuatan gebukan drumnya dia tampil solo di atas panggung. Penampilannya yang sudah terlihat "sepuh" ternyata masih menyimpan banyak tenaga dan kondisi prima.
Penampilan prima serupa juga diperlihatkan Coverdale dan para personel lainnya. Baik aksi panggung, kualitas vokal, dan kepiawaian dalam mengolah masing-masing instrument musik yang dibawakan, sama sekali tak tampak ikut "termakan usia".
Sayangnya tak di semua lagu para penonton mampu mengimbangi. Beberapa kali ketika Coverdale mengajak para penonton ikut bernyanyi, ajakan itu tak selalu diikuti dengan suara sing along, yang tegas dan bertenaga.
Dalam beberapa lagu terdengar tak banyak penonton yang sebenarnya hapal dengan lirik lagu yang tengah dibawakan. Seperti tampak dari layar di kanan dan kiri panggung, wajah Coverdale seolah menunjukkan sedikit air muka kecewa lantaran setelah menyorongkan mikrofonnya dia tak mendengar gegap gempita suara balik dari penonton ikut bernyanyi.
Hanya saat Whitesnake membawakan dua lagu slowrock tenarnya baru terbilang para penonton lancar mengikutinya bernyanyi. Beberapa lagu seperti “Is This Love” dan “Here I Go Again”, yang memang menjadi semacam lagu ikonik mereka.
Sementara itu penampilan puncak oleh Scorpions justru sedikit lebih banyak memicu antusiasme para penonton untuk ikut bernyanyi. Boleh jadi lantaran lagu-lagu Scorpions relatif lebih akrab walau yang mereka bawakan kali ini tak terlalu “royal” dengan hits-hits slowrock mendayu-dayu mereka.
Klaus Meine dan rekan-rekannya membawakan banyak lagu dari beberapa album mereka, mulai dari album “Lovedrive” (1979), “Animal Magnetism”, “Blackout”, dan “Love at First Sting”, yang muncul sepanjang era 1980-an, hingga “Crazy World”, “Comeblack”, dan “Return to Forever”.
Pada beberapa lagu yang memang menjadi hits mereka para penonton ikut bernyanyi dengan antusias. Beberapa lagu bernuansa slowrock seperti “Send Me An Angel”, “Wind of Change”, dan juga “Still Loving You”. Sama dengan Whitesnake, Scorpions juga membawakan beberapa kali permainan instrumental termasuk solo drum Mikkey Dee.
Konser berakhir jelang peralihan hari dengan ditandai lagu penutup “Rock You Like A Hurricane”. Para penonton tampak puas dan pulang dengan kondisi kelelahan, boleh jadi lantaran panjangnya line out band, yang tampil bermain di event festival ini.
Dalam jumpa pers penutupnya sang promotor, Anas Syahrul Alimi yang juga CEO Rajawali Indonesia mengucapkan sampai jumpa tahun depan, dengan janji akan kembali menghadirkan musisi rock papan atas dunia yang lain. Namun begitu dia masih merahasiakan siapa yang akan dia datangkan.
“Tunggu saja nanti. Sudah ada komunikasi dan korespondensi. Tinggal jalan saja. Kemungkinan akan bulan Maret lagi tahun depan,” ujar Anas.
Sebelumnya, lantaran hujan yang masih terus mengguyur jelang dimulainya Jogjarockarta Festival 2020, penampilan satu band rock tanah air, Death Vomit, terpaksa dibatalkan.
Pihak penyelenggara sendiri awalnya mengaku sempat deg-degan dengan kondisi cuaca seperti itu. Mereka khawatir penundaan dapat mengganggu waktu tampil band-band yang telah terjadwal.
Hal itu disampaikan pihak promotor saat menggelar jumpa pers sebagai penutup acara di Senin (02/03/2020) dini hari.
"Kami sudah minta maaf dan pihak Death Vomit memahami. Jika diundur lagi pengaturan waktunya akan terganggu sampai ke jadwal terakhir," ujar Anas.
Namun begitu acara terbilang sukses digelar, ditandai lancarnya penampilan dua grup band rock legendaris dunia, Whitesnake dan Scorpions. Mereka berturut-turut tampil membawakan belasan lagu hits mereka di atas panggung raksasa di Stadion Kridosono, Jogjakarta.
Konser digelar 1 Maret 2020 malam, dengan menghadirkan pula sejumlah band tanah air seperti Godbless, Powerslaves, Navicula, Kelompok Penerbang Roket, dan penampilan khusus band rock asal Mongolia, The Hu.
“Hari ini tiket yang terjual total mencapai 17.500 lembar. Hampir 70 persen penontonnya berasal dari luar kota. Beberapa malah dari negara tetangga. Dibandingkan tiga festival sebelumnya ini termasuk paling rame,” ujar Anas.
Lebih lanjut Anas berharap ajang serupa juga bisa digagas dan digelar di beberapa kota besar lainnya. Namun begitu hal tersebut menurutnya membutuhkan inisiatif dan keberanian untuk bisa memulainya.
Menggelar konser dengan mengundang band-band besar mancanegara menurut Anas sangat membutuhka komitmen dan profesionalitas tinggi selain juga keberanian. Apalagi di tengah kisruh merebaknya virus Corona yang mengguncang dunia.
Pada festival Jogjarockarta di tiga tahun sebelumnya Anas memang sudah berpengalaman mengundang banyak band dunia macam Dream Theatre, Megadeth, dan Extreme.