Balapan MotoGP di Argentina tetap akan berlangsung 17-19 April karena tak ada larangan perjalanan dari pemerintah setempat terkait wabah virus korona. Demikian juga dengan seri perdana Formula 1 di Melbourne, Australia.
Oleh
Agung Setyahadi
·5 menit baca
SANTIAGO DEL ESTERO, SENIN — Panitia penyelenggara MotoGP Argentina, Grupo OSD, dan Dorna sebagai pemegang hak komersial MotoGP mengonfirmasi bahwa balapan seri keempat di Sirkuit Termas de Rio Hondo itu akan tetap berlangsung pada 17-19 April 2020. Pemerintah setempat juga tidak menerapkan larangan perjalanan terkait virus korona, seperti yang dilakukan Qatar.
”Argentina saat ini tidak menerapkan larangan terkait merebaknya virus korona dan tidak ada masalah yang diproyeksikan mengenai protokol keamanan dari Kementerian Kesehatan serta Pemerintah Santiago del Estero,” bunyi pernyataan resmi Grupo OSD melalui akun instragram @argentinamotogp, Senin (2/3/2020).
”Kasus di Qatar dan Thailand berbeda karena kedua pemerintah bertindak mencegah dan membatasi perjalanan orang dari Italia, salah satu negara dengan kasus terbanyak akhir-akhir ini. Poin utamanya terletak pada tim dari Italia. Namun, ini sangat mudah bagi pemerintah untuk mengontrol setiap penumpang. Selain itu, setiap tim juga melakukan penanganan khusus kepada anggotanya yang menunjukkan gejala dan memberlakukan kontrol mandiri serta perawatan. MotoGP yang dijadwalkan di Argentina akan berlangsung normal dan tetap menjadi bagian dari kalender balapan dunia,” bunyi lanjutan pernyataan Grupo OSD.
Sebelumnya, balapan pembuka MotoGP 2020 di Sirkuit Losail, Qatar, pada 8 Februari, resmi dibatalkan. Beberapa jam kemudian, seri kedua di Buriram, Thailand, ditunda hingga waktu tak terbatas oleh Pemerintah Thailand untuk mengendalikan persebaran virus.
Balapan di Qatar dibatalkan karena ada pembatasan perjalanan dari Pemerintah Qatar, Senin (2/3/2020). Penumpang pesawat dari Italia dan mereka yang berada di Italia dalam dua pekan terakhir harus menjalani karantina selama 14 hari di Qatar. Italia merupakan salah satu negara dengan persebaran virus korona sangat cepat. Telah ada 1.694 kasus positif Covid-19 dengan 34 meninggal di negara itu.
Syarat karantina dua pekan itu tidak memungkinkan untuk melanjutkan MotoGP seri pertama. Namun, ajang balap tiga kelas di bawahnya, yaitu Moto2 dan Moto3, juga Asia Talent Cup, bisa berlangsung sesuai jadwal karena para pebalap dan tim sudah ada di sana sejak sepekan lalu untuk menjalani tes pramusim.
Dengan pembatalan dua seri awal itu, balapan pertama MotoGP akan berlangsung di Surkuit COTA, Austin, Texas, pada 3-5 April. Namun, itu hanya bisa terlaksana jika Pemerintah Amerika Serikat tidak memperketat larangan perjalanan dari Italia dan negara-negara lain yang berisiko tinggi Covid-19. Dorna tetap berusaha menggelar 20 balapan pada musim ini meskipun menyadari situasi bisa berubah cepat.
CEO Dorna Carmelo Ezpeleta, melalui video di laman resmi MotoGP, menjelaskan alasan pembatan balapan kelas elite atau MotoGP di Qatar serta situasi di Thailand.
”Kami berhubungan erat dengan pihak berwenang di Qatar dan sangat memahami apa yang bisa kami lakukan. Kemudian, sepanjang akhir pekan, situasinya berubah banyak. Pada Sabtu dan Minggu ini bukan masalah yang spesifik bagi siapa pun. Namun, kemudian pada Minggu kami menerima indikasi dari pihak berwenang di Qatar bahwa terkait situasi di Italia,” ujarnya.
Terkait dengan hal itu, lanjutnya, orang-orang Italia tidak dilarang masuk ke Qatar. Namun, semua orang yang berasal dari Italia dalam 14 hari terakhir wajib ikut karantina selama 14 hari jika masuk ke Qatar. ”Tentu saja itu tidak mungkin bagi kami dan itulah yang membuat kami membatalkan kategori MotoGP di Qatar. Karena Moto2 dan Moto3 telah menjalani tes di Qatar (akhir) pekan lalu, ini bisa berlanjut, ujar Ezpeleta kemudian.
Terkait penundaan di Thailand, ia menambahkan, itu harus dilakukan menyusul adanya permintaan dari pemerintah setempat untuk membatalkan acara-acara dengan kerumunan massa besar. ”Ini situasi yang berbeda dengan di Qatar. Jadi, kami memutuskan menunda GP Thailand dan berusaha mencari tanggal penggantinya pada akhir tahun ini,” ujar Ezpeleta.
Ia pun menegaskan, MotoGP musim 2020 bakal berlangsung. ”Pasti ada. Kami akan berusaha melanjutkan dengan semuanya dan tetap waspada pada situasi yang berubah dari hari ke hari. Namun, kami berharap bisa menggelar semua balapan pada musim 2020,” ucap Ezpeleta.
Keresahan Formula 1
Perkembangan terakhir virus korona ini juga menjadi perhatian serius tim-tim Formula 1 menjelang seri pembuka di Melbourne, Australia, 15 Maret. Seri berikutnya akan berlangsung di Bahrain (22 Maret), disusul Vietnam (5 April). Berbeda dengan di MotoGP, seri pembuka F1 2020 di Australia tetap akan digelar sesuai jadwal.
”Kami siap menyelenggarakan balapan dan sedang bersiap untuk balapan Formula 1 ke-25 di Melbourne, pekan depan. Saat ini tidak ada indikasi larangan perjalanan lebih lanjut, juga tidak ada tanda-tanda bahwa F1 dan tim-tim tidak akan tiba seperti biasanya,” ujar CEO Australian GP Andrew Westacott dikutip Crash.
Namun, bos Ferrari, Mattia Binotto, meminta jaminan kejelasan prosedur bagi anggota timnya untuk masuk ke Melbourne. ”Apa yang kami perlukan sederhana, yaitu mendapat jaminan sebelum berangkat. Jika ada pemeriksaan medis, kami perlu tahu tentang itu. Anda perlu tahu persis tentang itu. Kami perlu memahami apa konsekuensinya jika ada masalah,” kata Binotto kepada Motorsport.
Kepala Tim Red Bull Christian Horner juga menegaskan, saat ini penting untuk mengikuti semua panduan dari negara, pemerintah, dan pengelola Formula 1 serta FIA. ”Ini (perkembangan virus korona) adalah target yang bergerak. Ini berubah hampir setiap jam dan saat ini saya pikir kami perlu tetap memperhatikan, bertanggung jawab dalam bertindak, dan secara logis saat ini sangat sulit menggerakan orang di seluruh dunia. Semua orang sedang mencari persinggahan mana yang akan mereka lalui untuk menuju ke Australia,” ujar Horner.
Maka dari itu, Horner menambahkan, hal yang bisa dilakukan pihaknya sementara ini adalah mengikuti anjuran dari induk olahraga dan pemerintah setempat. Pebalap Mercedes Lewis Hamilton juga mengungkapkan perhatiannya tentang persebaran Covid-19 yang semakin luas.
”Pada akhirnya, FIA dan penyelenggara yang memutuskan ke mana kami akan pergi untuk balapan. Biasanya saya menonton berita setiap hari. Butuh perhatian jika melihat bagaimana ini terus meluas dan sepertinya tidak akan berhenti menyebar dengan segera,” ujar Hamilton.
Ia pun berharap semua pihak serius mengatasi masalah ini. ”Semua orang berjabat tangan dan berpelukan di sekitar kita. Bahkan, bepergian menjadi sulit. Jadi, menurut saya, seharusnya kita mengambil semua usaha pencegahan yang bisa dilakukan. Pemerintah pun bisa melakukan hal lebih untuk (pencegahan) dan membatasi ini (penyebaran virus korona),” pungkas Hamilton.