Para pemain muda Arsenal berhasil mengantar timnya melaju ke perempat final Piala FA. Mereka berjuang menggantikan para pemain senior yang sedang memulihkan fisik dan mental seusai tersingkir dari ajang Liga Europa.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
PORTSMOUTH, SELASA — Arsenal baru saja terlempar dari ajang Liga Europa dan belum menempati posisi aman di Liga Inggris untuk mendapatkan tiket ke kompetisi Eropa musim depan. Ketika harapan terbaik meraih trofi musim ini ada di ajang Piala FA Inggris, Manajer Arsenal Mikel Arteta justru ”bermain api” ketika menghadapi Portsmouth pada laga putaran kelima di Stadion Fratton Park, Selasa (3/3/2020) dini hari WIB.
Arteta menurunkan enam pemain yang masih berusia tidak lebih dari 20 tahun untuk menghadapi tim yang berlaga di League One atau liga kasta ketiga di Inggris itu. Pertaruhannya itu pun terbayarkan setelah Arsenal bisa memenangi laga itu dengan skor 2-0 dan melaju ke babak perempat final.
Arsenal masih punya peluang menjuarai turnamen yang menjadi ”keahlian khususnya” itu. Arsenal saat ini masih menjadi tim tersukses di turnamen sepak bola tertua itu dengan koleksi 13 trofi. Mereka terakhir kali menjuarai turnamen ini pada 2017.
Setelah disingkirkan Olympiakos dari ajang Liga Europa, Arteta membuat sembilan perubahan dalam susunan pemainnya untuk menghadapi Portsmouth. Pemain muda yang ia turunkan yaitu Eddie Nketiah, Gabriel Martinelli, Bukayo Saka, Reiss Nelson, Joseph Willock, dan Matteo Guendouzi.
Arteta juga menurunkan Pablo Mari, pemain pinjaman dari Flamengo yang menjalani debutnya pada laga itu. Bek asal Spanyol itu menjalankan tugasnya dengan baik dan mencatat statistik yang mengagumkan dengan memenangi 80 persen perebutan bola, 75 persen duel di udara, dan memiliki 89,5 persen akurasi operan.
Dengan komposisi yang sangat berbeda dibandingkan saat menghadapi Olympiakos, Arsenal tetap bukan tandingan yang sepadan bagi Portsmouth. Serangan yang dibangun tim ”Meriam London” itu jauh lebih terorganisasi dan tembakan-tembakan mereka lebih akurat.
Mereka (para pemain muda) layak mendapatkan kesempatan tampil. Saya tahu ini sangat berisiko, tetapi mereka bisa membuktikannya.
Gol Arsenal dicetak oleh bek Sokratis Papastathopoulos menjelang akhir babak pertama dan Nketiah pada menit ke-51. ”Mereka (para pemain muda) layak mendapatkan kesempatan tampil. Saya tahu ini sangat berisiko, tetapi mereka bisa membuktikannya,” kata Arteta.
Optimis ke masa depan
Etos kerja para pemain muda itu menjadi catatan lain yang membuat Arteta optimistis dengan masa depan tim. ”Saya melihat mereka masih terus menekan lawan pada menit 90+4. Saya sangat menikmati bekerja sama dengan mereka,” ujarnya.
Alasan utama Arteta menurunkan para pemain muda pada laga tersebut tidak lain untuk memberikan waktu kepada para pemain bintangnya untuk memulihkan mental. Para pemain senior Arsenal masih merasa terpukul setelah disingkirkan Olympiakos dari babak 32 besar Liga Europa.
Selain itu, para pemain butuh memulihkan kebugaran fisik. ”Saya kemudian melihat kondisi tim. Mental beberapa pemain terlihat ambruk usai laga (kontra Olympiakos) itu,” kata Arteta.
Bagi Arteta, energi, fokus, dan gairah untuk bermain menjadi modal utama yang dibutuhkan tim untuk menjalani ajang Piala FA. Oleh karena itu, pilihan terbaik adalah mengerahkan para pemain muda yang semangatnya masih membara.
Manajer Portsmouth Kenny Jackett mengakui, Arsenal, yang diperkuat para pemain mudanya itu, lebih layak melaju ke babak perempat final. ”Saya juga bangga dengan tim kami karena telah menampilkan yang terbaik di kompetisi ini dan di liga,” katanya.
Portsmouth saat ini kembali fokus untuk mendapatkan promosi ke Divisi Championship musim depan. Mereka kini berada di peringkat ketiga League One dan masih berpeluang naik ke peringkat kedua atau bahkan merebut gelar juara liga itu. (AFP/REUTERS)