Daerah Siapkan Ruang Isolasi
Sejumlah daerah menyiapkan rumah sakit untuk menghadapi wabah Covid-19, selain memperketat pengawasan di pintu-pintu masuk, seperti bandar udara dan pelabuhan. Sektor ekonomi juga terimbas.
BANDUNG, KOMPAS — Penanganan wabah Covid-19 di Tanah Air memasuki babak baru setelah dua pasien dinyatakan positif terjangkit virus korona di Kota Depok, Jawa Barat. Sejumlah daerah pun bersiap, termasuk menyiapkan ruang isolasi di rumah sakit.
Di Jawa Barat, setidaknya lima rumah sakit umum daerah (RSUD) dijadikan rujukan untuk laporan awal pasien dengan risiko terjangkit Covid-19. Lima RSUD itu adalah RSUD Gunung Jati Cirebon, RSUD Subang, RSUD R Syamsudin SH Sukabumi, RSUD Indramayu, dan RSUD Dr Slamet Garut.
Setiap rumah sakit memiliki tim dengan kemampuan menangani pasien terduga Covid-19. ”Jika ada warga mengalami demam dan gejala penyakit pernapasan, seperti batuk, pilek, dan nyeri tenggorokan, diharapkan segera memeriksakan diri. Apalagi jika ada warga punya riwayat perjalanan ke China atau negara terjangkit lainnya,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Jawa Barat Berli Hamdani Gelung Sakti, Senin (2/3/2020).
Kepala Bidang Pelayanan Medis RSUD dr Slamet Garut Zeni Abdillah menuturkan, sekitar 50 petugas disiagakan. Mereka tergabung dalam tim pengendalian penyakit infeksi emerging (PIE) beranggotakan 10 dokter spesialis, belasan dokter umum, puluhan perawat, dan petugas analisis.
Kesiapan juga dilakukan di Kalimantan Tengah, yang menjadikan RSUD Doris Sylvanus rujukan PIE. Tim medis, obat, peralatan, dan fasilitas disiapkan.
”Ruang isolasi sudah siap. Beberapa waktu lalu ada yang diduga, tetapi hasilnya negatif. Kami sudah melakukan sesuai instruksi,” kata Direktur RSUD Doris Sylvanus, Yayu Indriaty. Kewaspadaan terhadap Covid-19 di Kalteng sudah sejak awal kasus di Wuhan, China. Data Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kalteng, selama 2018-2019 terdapat 721 tenaga kerja asing.
Mereka didominasi warga China (516 orang), Malaysia (109), serta sisanya Eropa dan Amerika. Di Kalimantan Barat, tiga rumah sakit rujukan disiapkan, yakni RSUD Soedarso di Pontianak, RSUD Abdul Aziz di Singkawang, dan RSUD Ade Muhammad Djoen di Sintang. Fasilitas penanganan pasien dalam pengawasan dinyatakan representatif.
Di RSUD Soedarso, ruang isolasinya bisa menampung 4 pasien, Singkawang 3 pasein, dan Sintang 4 pasien. ”Kalau seandainya ada kejadian luar biasa masih ada rumah sakit lain,” ujar Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Harisson. Sejauh ini, kesehatan 15 warga Kalbar dalam pengawasan seusai bepergian ke Korea Selatan. Satu orang tertahan di Kuala Lumpur dengan indikasi suhu tubuhnya naik.
Warga dalam pengawasan itu akan dipantau selama 14 hari. Mereka masih diizinkan menginap di rumah selama tidak memiliki gejala radang paru.
Sementara itu, di Sumatera Utara, RSUP H Adam Malik yang disiapkan sebagai rumah sakit rujukan telah menyiapkan prosedur standar operasi, tenaga medis, ruang isolasi, alat pelindung diri, dan farmasi untuk menangani pasien terduga Covid-19.
”Dengan adanya temuan kasus Covid-19 di Kota Depok, kami bersiap melakukan penanganan. Penanganan sudah kami siapkan selama sebulan belakangan,” kata Kepala Subbagian Humas RSUP H Adam Malik, Rosario Dorothy. Pemerintah Sumut membentuk Tim Kewaspadaan dan Penanggulangan Covid-19 sebulan lalu guna mengantisipasi sebaran virus korona tipe baru. Hingga kini, 84 orang yang dipantau tim dikarantina rumah.
Mereka warga yang masuk Sumut melalui Bandara Internasional Kualanamu di Deli Serdang. Selain itu, mereka dari Aceh. Meskipun belum pernah menangani langsung penderita Covid-19, kata Rosario, tim medis RSUP H Adam Malik berpengalaman menangani penyakit sangat menular, seperti sindrom pernapasan timur tengah (MERS-CoV). ”Prosedur penanganan Covid-19 hampir sama dengan MERS-CoV,” katanya.
Tim medis yang disiapkan menangani kasus Covid-19 terdiri dari dokter, perawat, laboratorium, serta tenaga medis dan nonmedis lain. Alat pelindung diri untuk tenaga medis yang merawat pasien terduga Covid-19 juga telah disiapkan. Ruang isolasi khusus untuk merawat pasien Covid-19 juga sudah disiapkan.
Di Yogyakarta, dua rumah sakit menjadi rujukan pemantauan pasien terjangkit Covid- 19. Keduanya adalah RSUP Dr Sardjito dan RSUD Panembahan Senopati. ”Kami akan segera mengumpulkan perwakilan rumah sakit daerah di DIY untuk mengetahui kesiapannya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Daerah Istimewa Yogyakarta Pembayun Setyaningastutie.
Pengawasan pintu masuk
Kewaspadaan pada sebaran Covid-19 diperketat sejak dari bandara dan pelabuhan masuk, terutama yang memiliki jalur internasional. Di Indonesia ada 18 pelabuhan dan 30 bandara internasional. Di Sumatera Selatan, misalnya, pemindai suhu tubuh dipasang di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II dan Pelabuhan Boom Baru.
”Bagi warga dari daerah terjangkit dan mengalami gejala Covid-19, tentu akan diperiksa,” kata Yusri, Kepala Seksi Surveillance dan Imunisasi Dinkes Sumsel. Hingga kini, setidaknya 48 orang dalam pemantauan di Sumsel. Mereka datang dari negara-negara terjangkit. Namun, dari 48 orang itu, 38 orang di antaranya dinyatakan sehat setelah melewati masa inkubasi 14 hari. Adapun 10 orang lain masih dipantau.
Di perbatasan, Pemprov Kalbar juga bekerja sama dengan kantor imigrasi. Setiap warga Kalbar yang pulang dari negara-negara terjangkit korona akan diperiksa. Gubernur Kalbar Sutarmidji menuturkan, wilayah perbatasan Kalbar dengan Malaysia pemeriksaannya ketat. Pemerintah berkoordinasi dengan Konsul Jenderal Malaysia di Kalbar untuk saling menjaga wilayah.
Sejauh ini, Kalbar memiliki 52 jalan setapak terhubung langsung dengan 32 desa di Malaysia. Pintu-pintu masuk perbatasan dengan Malaysia, seperti Entikong, Aruk, dan Badau, juga dipasangi alat pemindai suhu tubuh. Di Bali, deteksi dini dimulai dari pintu-pintu masuk, terutama Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan pelabuhan. ”Penanganannya mulai dari bandara sampai rumah sakit,” kata Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.
Menurut Ketua Umum DPD Asosiasi General Manager Hotel Indonesia (IHGMA) Bali I Nyoman Astama, antisipasi sejak dari bandara hingga tiga rumah sakit rujukan sudah baik, tetapi perlu diperkuat. Pemerintah pusat dan daerah diminta melakukan sosialisasi terkait Covid-19 dan pencegahan melibatkan industri pariwisata dan pendukungnya. Jika ada kasus positif, IHGMA Bali merekomendasikan pemerintah siap dengan tim medis dan sarana di rumah sakit serta mengantisipasi dengan isolasi.
Batam lesu
Merebaknya Covid-19 di China dan Singapura membuat perekonomian Kota Batam di Kepulauan Riau lesu. Kini, industri pariwisata di sana merana. Kunjungan wisatawan anjlok, industri manufaktur meratap karena pasokan bahan baku tersendat. Kepala Badan Pengusahaan Batam Muhammad Rudi memperkirakan, dampak ekonomi akan terasa di Batam setidaknya hingga enam bulan.
”Bahan baku (industri) sebentar lagi akan habis dan hotel mulai banyak yang kosong,” ujarnya. Data Kantor Perwakilan Bank Indonesia di Kepulauan Riau, kunjungan pariwisata di Kepri pada 2019 tercatat 2,8 juta. Dari jumlah itu, 48 persen wisatawan dari Singapura dan 10 persen asal China.
”Kami memperkirakan pada akhir tahun (2020) kunjungan wisatawan asing di Batam akan turun 10 hingga 15 persen dibandingkan dengan tahun lalu,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Kepri Musni Hardi Kasuma Atmaja. Di sektor industri manufaktur, pasokan bahan baku dari Singapura dan China yang terganggu juga mengancam kelangsungan produksi pabrik.
Akibatnya, ratusan pabrik di 24 kawasan industri seluruh Batam berpotensi merumahkan puluhan ribu karyawan. Sekitar 44 persen bahan baku industri manufaktur di Batam dari Singapura. Adapun China memasok 13 persen kebutuhan bahan baku pabrik.
Laporan waktu nyata oleh John Hopkins University dalam laman gisanddata.maps.arcgis.com menunjukkan, hingga Senin pukul 18.00 WIB, infeksi Covid-19 di China telah mencapai 80.026 kasus. Di Singapura tercatat 106 kasus positif Covid-19. (RTG/ESA/TAM/NSA/WSI/RAM/IDO/COK/NCA/NDU/DIA)